Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bantalan Rel Trem Kuno di Proyek MRT, Mengapa Masih Kokoh meski Ratusan Tahun Tertutup Aspal?

Kompas.com - 20/11/2022, 06:49 WIB
Ellyvon Pranita,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com- Meskipun sudah berusia lebih dari seabad, bantalan rel trem kuno peninggalan kolonial Belanda yang ditemukan di proyek MRT di Kawasan Harmoni Jakarta Pusat masih tetap kokoh.

Hal itu menarik perhatian banyak pihak karena struktur rel trem kuno yang terbuat dari kayu itu tetap utuh kokoh meski sudah ratusan tahun tertutup lapisan aspal.

Peneliti ahli utama di Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Wahyu Dwianto menyebutkan, kemungkinan besar bantalan rel trem itu terbuat dari kayu jati.

Baca juga: Bantalan Rel Trem Peninggalan Belanda Terbuat dari Kayu Jati, Masih Kokoh Meski Berumur Seabad

Sebab, kayu jati merupakan salah satu kayu yang paling banyak dijumpai di Indonesia, terutama di Pulau Jawa pada masa penjajahan Belanda.

"Kemungkinan pada jaman Belanda, mereka menggunakan jenis kayu Jati untuk bantalan kereta api," ujar Wahyu kepada Kompas.com, Sabtu (19/11/2022).

Ia menambahkan, kemungkinan besar berikutnya usia panen kayu jati tersebut cukup tua sehingga memiliki kekuatan dan daya tahan yang tinggi. 

"Pohonnya (jati untuk bantalan rel trem kuno zaman Belanda) dipanen di usia 60-80 tahun, sehingga mempunyai kekuatan dan keawetan yang sangat baik," jelasnya.

Wahyu yang merupakan ahli dalam bidang kepakaran Ilmu Kayu dan Teknologi Hasil Hutan menjelaskan, ada perbedaan yang mencolok untuk keawetan dan kekuatan pohon kayu jati pada usia panennya.

Baca juga: Rel Trem Kuno Peninggalan Belanda di Proyek MRT Dibangun pada Abad 18

Kayu jati yang dipanen saat pohonnya berusia lebih tua, akan lebih kuat dan awet dibandingkan kayu jati yang dipanen pada usia muda.

"Saat ini kayu Jati di Perum Perhutani dan seterusnya dipanen paling lama 30 tahun, bahkan ada Jati cepat tumbuh yang dapat dipanen di usia 15 tahun, tapi kekuatannya lebih rendah," jelasnya.

"Sekarang sulit mencari kayu jati dengan usia 60 tahun ke atas," tambah dia.

Ada pula masyarakat menilai ada jenis-jenis kayu lainnya yang lebih kuat daripada kayu jati, sehingga meragukan bahwa bantalan rel trem itu kayu jati.

Berkait hal ini pun, Wahyu menegaskan bahwa memang benar zaman dahulu masih banyak sekali jenis kayu yang sangat kuat, seperti kayu Ulin, Eboni, dan Trembesi.

Akan tetapi, ketiga jenis kayu itu tumbuhnya di hutan alam Kalimantan, Sulawesi, dan Papua.

Baca juga: Temuan Rel Trem Zaman Belanda dan Perkembangan Transportasi Publik di Jakarta dari Masa ke Masa


Namun, untuk dapat memastikan jenis kayu bantalan rel trem kuno itu secara detail masih membutuhkan identifikasi lebih lanjut dengan mengambil sampel potongan kecil kayu di struktur rel yang ada itu.

Halaman:


Terkini Lainnya

PDI-P Mulai Jaring Nama Cagub DKI, Ada Ahok, Basuki Hadimuljono hingga Andika Perkasa

PDI-P Mulai Jaring Nama Cagub DKI, Ada Ahok, Basuki Hadimuljono hingga Andika Perkasa

Megapolitan
KTP 8,3 Juta Warga Jakarta Bakal Diganti Bertahap Saat Status DKJ Berlaku

KTP 8,3 Juta Warga Jakarta Bakal Diganti Bertahap Saat Status DKJ Berlaku

Megapolitan
Jasad Perempuan Dalam Koper di Bekasi Alami Luka di Kepala, Hidung dan Bibir

Jasad Perempuan Dalam Koper di Bekasi Alami Luka di Kepala, Hidung dan Bibir

Megapolitan
Dukcapil DKI: Penonaktifan NIK Warga Jakarta Bisa Tekan Angka Golput di Pilkada

Dukcapil DKI: Penonaktifan NIK Warga Jakarta Bisa Tekan Angka Golput di Pilkada

Megapolitan
Polisi: Mayat Dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Polisi: Mayat Dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Megapolitan
Pembunuh Wanita di Pulau Pari Curi Ponsel Korban dan Langsung Kabur ke Sumbar

Pembunuh Wanita di Pulau Pari Curi Ponsel Korban dan Langsung Kabur ke Sumbar

Megapolitan
Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

Megapolitan
Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pedagang Keluhkan Pembelinya Berkurang

Harga Bawang Merah Melonjak, Pedagang Keluhkan Pembelinya Berkurang

Megapolitan
NIK Ratusan Ribu Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Terancam Dinonaktifkan

NIK Ratusan Ribu Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Terancam Dinonaktifkan

Megapolitan
Wakil Ketua DPRD Niat Bertarung di Pilkada Kota Bogor: Syahwat Itu Memang Sudah Ada...

Wakil Ketua DPRD Niat Bertarung di Pilkada Kota Bogor: Syahwat Itu Memang Sudah Ada...

Megapolitan
Saksi Sebut Hujan Tak Begitu Deras Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Saksi Sebut Hujan Tak Begitu Deras Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Megapolitan
PAN Sebut Warga Depok Jenuh dengan PKS, Imam Budi: Bagaimana Landasan Ilmiahnya?

PAN Sebut Warga Depok Jenuh dengan PKS, Imam Budi: Bagaimana Landasan Ilmiahnya?

Megapolitan
Ketika Kajari Jaksel Lelang Rubicon Mario Dandy, Saksi Bisu Kasus Penganiayaan D di Jaksel

Ketika Kajari Jaksel Lelang Rubicon Mario Dandy, Saksi Bisu Kasus Penganiayaan D di Jaksel

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com