Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Janji Tak Akan Gusur PKL di KBT meski Bikin Semrawut, Heru: Bakal Ditata Ulang

Kompas.com - 21/11/2022, 06:55 WIB
Larissa Huda

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Penjabat (Pj) Gubernur DKI Heru Budi Hartono menyebutkan, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tak akan melarang apalagi menggusur pedagang kali lima di kawasan Kanal Banjir Timur, Duren Sawit, Jakarta Timur.

Pasalnya, kata Heru, kawasan itu merupakan bagian dari upaya untuk mengembangkan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Ibu Kota.

Hanya saja, kata Heru, perlu ada pengaturan untuk meningkatkan kenyamanan dan keamanan masyarakat.

"Itu kan bagian dari UMKM. Kalau untuk meningkatkan UMKM itu enggak papa, yang penting jaga keamanan, dan tentunya jaga juga lingkungan, jaga kebersihannya," ujar Heru, dilansir dari TribunJakarta.com, Minggu (21/11/2022).

Baca juga: Pembangunan Sumur Resapan di Dekat BKT Dikritik, Anak Buah Anies Malah Gunakan Istilah Drainase Vertikal

Seperti diketahui, setiap malam kawasan KBT memang acap kali dipadati oleh PKL. Namun, belakangan isu lingkungan jadi sorotan lantaran para PKL itu acap kali membuang sampahnya ke aliran sungai.

Heru pun mengatakan, Pemprov bakal mengatur ulang PKL yang selama ini kerap memadati kawasan KBT setiap malam. Ia menyebutkan, pengaturan itu nantinya dilakukan oleh Wali Kota Jakarta Timur.

"Nanti akan dibina oleh Wali Kota (Jakarta Timur)," ucap Heru.

Wakil Wali Kota Jakarta Timur Hendra Hidayat menjelaskan, dalam penataan KBT, Pemkot akan membagi kawasan itu ke dalam tiga zona, yakni merah, kuning, dan hijau.

"Dalam zona merah tidak boleh ada kegiatan, zona kuning bisa dilakukan kegiatan baik aktivitas PKL, dan sebagainya tetapi terbatas, sementara untuk zona hijau bisa digunakan," jelas Hendra Hidayat, Senin (14/11/2022).

Mengenai hal itu, Hendra mengungkapkan Pemkot sudah melakukan sosialisasi penataan yang nantinya mencakup wilayah Kecamatan Cakung, Duren Sawit, dan Jatinegara.

Baca juga: Dianggap Ganggu Fungsi Jalan, Pedagang Kaki Lima di Kanal Banjir Timur Direlokasi

Menurut Hendra, terdapat 1.000 PKL yang berjualan di jalur KBT, dan nantinya Pemkot akan mengarahkan ke tempat lain untuk mereka berjualan.

“Yang boleh berjualan binaan Jakpreuner di wilayah Jakarta Timur, terkait jam operasional dan arus lalu lintas akan diatur, serta dirapatkan selanjutnya," tuturnya.

Ia mengungkapkan, penataan PKL itu bertujuan agar jalur sepanjang KBT bisa lebih rapi dan teratur. Selain itu, penataan tersebut diharapkan dapat mengurai kemacetan wilayah tersebut.

“Penataan PKL ini bukan melegalkan, tetapi menata. Jika nanti akan dilakukan penataan kembali oleh Pemkot Jaktim, PKL harus rela dipindahkan, jadi bukan selamanya mereka berjualan di situ, tetapi sifatnya hanya sementara dari kami,” tutur dia.

Artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com dengan judul Dikenal Semrawut, PKL di Sepanjang KBT Bakal Diatur Ulang Pemprov DKI. (Penulis: Dionisius Arya Bima Suci | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Polisi Pernah Tolak Laporan Pelecehan yang Diduga Dilakukan Eks Ketua DPD PSI Jakbar Saat Masa Kampanye

Polisi Pernah Tolak Laporan Pelecehan yang Diduga Dilakukan Eks Ketua DPD PSI Jakbar Saat Masa Kampanye

Megapolitan
Sopir Truk Biang Kerok Kecelakaan Beruntun di GT Halim Utama Ternyata Masih di Bawah Umur

Sopir Truk Biang Kerok Kecelakaan Beruntun di GT Halim Utama Ternyata Masih di Bawah Umur

Megapolitan
Senangnya Alif Ikut Pesantren Kilat di Kapal Perang, Bisa Lihat 'Sunset'

Senangnya Alif Ikut Pesantren Kilat di Kapal Perang, Bisa Lihat "Sunset"

Megapolitan
Tersangka Kecelakaan Beruntun di GT Halim Temperamental, Polisi Minta Bantuan KPAI dan Psikolog

Tersangka Kecelakaan Beruntun di GT Halim Temperamental, Polisi Minta Bantuan KPAI dan Psikolog

Megapolitan
Keluarga Pelaku Penyebab Kecelakaan Beruntun di GT Halim Utama Telah Dihubungi Polisi untuk Pendampingan

Keluarga Pelaku Penyebab Kecelakaan Beruntun di GT Halim Utama Telah Dihubungi Polisi untuk Pendampingan

Megapolitan
Dibawa Kabur dari Setiabudi, Mobil Patroli Polisi Ditemukan di Kemayoran

Dibawa Kabur dari Setiabudi, Mobil Patroli Polisi Ditemukan di Kemayoran

Megapolitan
Menilik Padi Apung Waduk Elok Cakung, Solusi untuk Sawah Kebanjiran

Menilik Padi Apung Waduk Elok Cakung, Solusi untuk Sawah Kebanjiran

Megapolitan
Sopirnya di Bawah Umur, Pemilik Truk Penyebab Kecelakaan Beruntun di GT Halim Utama Bakal Diperiksa Polisi

Sopirnya di Bawah Umur, Pemilik Truk Penyebab Kecelakaan Beruntun di GT Halim Utama Bakal Diperiksa Polisi

Megapolitan
Polisi Belum Tahan Sopir Truk Penyebab Kecelakaan Beruntun di GT Halim Utama

Polisi Belum Tahan Sopir Truk Penyebab Kecelakaan Beruntun di GT Halim Utama

Megapolitan
Mobil Patroli Polisi di Jakarta Selatan Dibawa Kabur Jambret yang Sedang Diamankan

Mobil Patroli Polisi di Jakarta Selatan Dibawa Kabur Jambret yang Sedang Diamankan

Megapolitan
Polisi Masih Dalami Motif Oknum Sopir Grab Culik dan Peras Penumpang

Polisi Masih Dalami Motif Oknum Sopir Grab Culik dan Peras Penumpang

Megapolitan
Momen Peserta Sanlat Ekspresi Baznas Diminta “Push Up” Karena Ketiduran saat Ada Seminar

Momen Peserta Sanlat Ekspresi Baznas Diminta “Push Up” Karena Ketiduran saat Ada Seminar

Megapolitan
Polisi Amankan 1 Mobil sebagai Barang Bukti Kasus Pemerasan yang Dilakukan Sopir Grab

Polisi Amankan 1 Mobil sebagai Barang Bukti Kasus Pemerasan yang Dilakukan Sopir Grab

Megapolitan
Jadwal Buka Puasa di Tangerang Hari Ini, 29 Maret 2024

Jadwal Buka Puasa di Tangerang Hari Ini, 29 Maret 2024

Megapolitan
Jadwal Buka Puasa di Depok Hari Ini, Jumat 29 Maret 2024

Jadwal Buka Puasa di Depok Hari Ini, Jumat 29 Maret 2024

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com