TANGERANG, KOMPAS.com - Hanya karena membangun kandang ayam, warga di Desa Dadap, Kecamatan Kosambi, Kabupaten Tangerang ditagih "jatah preman" hingga Rp 1 juta.
Pungutan liar dengan dalih biaya keamanan di daerah tersebut sudah sering kali terjadi.
Tidak hanya pada proyek-proyek swasta, proyek pemerintah dan bangunan pribadi milik warga juga jadi sasaran.
Baca juga: Oknum Ormas di Kosambi Sering Minta Jatah, Warga: Bikin Kandang Ayam Saja Didatangi
"Bangunan rumah saja masih didatangi (diminta uang keamanan). Kandang ayam buat pribadi didatangin," ujar Agus (30) salah satu warga sekitar kepada Kompas.com, Selasa (22/11/2022).
Tindakan premanisme yang dilakukan oknum ormas tersebut telah menghambat pembangunan di Kecamatan Kosambi, Kabupaten Tangerang.
Contohnya, untuk membangun kandang ayam milik pribadi, warga diminta uang keamanan sebesar Rp 1 juta.
"Sekitar Rp 1 juta (uang untuk jatah keamanan membangun kandang ayam)," ujar Agus.
Baca juga: Pemprov DKI Usul UMP DKI 2023 Naik 5,6 Persen, Setara Rp 4.901.738
Agus mengatakan ada sekitar enam ormas yang beraktivitas di kawasan tersebut. Anggota ormas-ormas itu terdiri dari warga setempat dan warga pendatang.
Warga menduga semua ormas tersebut memiliki keterkaitan satu sama lain.
"Ormas ini ada 6, oknum itu dari 6 ormas, yang pasti masyarakat sudah resah dengan oknum oknum yang menamakan ormas," ucap dia.
Menurut Agus, warga ingin sekali mengadukan keresahan mereka ini kepada polisi. Namun, niat tersebut urung karena khawatir laporan mereka ditolak.
Baca juga: PAM Jaya Klaim Krisis Air Bersih di Duri Kosambi Sudah Ditangani
"Sudah lama, kadang-kadang kita juga kan masyarakat mau ngadu ke mana, mau ngadu ke pihak berwajib, ya kadang-kadang kan ibaratnya pihak berwajib juga males ya untuk menindak mereka (oknum ormas tersebut)," tutur dia.
Agus menceritakan, saat ada warga yang berusaha melawan saat dimintai pungli, justru warga itu menerima teror dari oknum ormas tersebut.
Keresahan ini juga disampaikan oleh salah satu tokoh setempat Memed (40).
Selain meresahkan, pemalakan tersebut juga membuat warga malas membangun sesuatu di lingkungan mereka karena takut.
Baca juga: Sidang Pengupahan, Apindo DKI Usul UMP DKI 2023 Naik 2,62 Persen
"Iya bagaimana mereka mau membangun, proyek Pemda aja, proyek negara aja dia berani stop, bagaimana proyek non-Pemda," ucap dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.