Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jadi Pasukan Oranye Tak Semudah Kelihatannya, Ada Ancaman Tertabrak hingga Dijambret

Kompas.com - 02/12/2022, 12:52 WIB
Mita Amalia Hapsari,
Ihsanuddin

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Warga Jakarta mana tidak mengetahui pasukan oranye.

Petugas Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) berseragam oranye itu selalu terlihat di setiap sudut Ibu Kota.

Sebelum matahari terbit, pasukan oranye sudah memastikan jalan raya bersih dari sampah sehingga membuat warga ibu kota nyaman dalam beraktivitas.

Robbi Firli Adi (28), anggota PPSU Kedoya Utara, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, mengaku biasa bertugas tidak hanya membersihkan jalan umum tetapi juga membantu warga di permukiman.

Jika sedang bertugas membersihkan jalanan di shift paling pagi, harinya dimulai selepas subuh.

"Saya ini tim mobile 1 PPSU Kedoya Utara. Tugas saya membackup kalau ada yang libur. Kalau kebagian penyapuan subuh, dari subuh kami sudah di lapangan, langsung nyapu, cabutin rumput, bersihkan selokan," kata Firli.

Baca juga: Kisah Rezky, Pasukan Oranye Penjaga Jalan Ampera Jaksel dari Sampah...

Firli mengaku harus berangkat sepagi mungkin jika ingin membersihkan jalan raya dengan nyaman.

Pasalnya, ia akan kesulitan jika bertugas di antara kemacetan kendaraan yang saling berebut jalan menuju tempat kerja masing-masing.

"Kalau macet itu, susah bersih-bersihnya, soalnya jalanannya penuh," kaya Firli.

Di sisi lain, jika bekerja saat hari masih gelap, Firli juga harus lebih berhati-hati.

Sebab, jalanan masih sepi dan petugas bisa menjadi korban kejahatan kriminal.

"Kalau subuh itu pasukan bisa aja dijambret, ditodong," ungkap Firli.

Baca juga: Cerita PPSU di Ragunan Pergoki Pembuang Sampah Sembarangan: Dongkol, Dibilangin Malah Ketawa

Selain dijambret, petugas juga rawan menjadi korban tabrakan pengendara yang melintas.

"Ketabrak tuh sering kejadian. Saya sendiri juga hampir ketabrak belum lama ini. Itu pas subuh, mungkin dia (pengendara) ngantuk atau buru-buru karena mau kerja," kenang dia.

Kendati pekerjaannya cukup berisiko, Firli mengaku sangat menikmatinya.

"Kalau kerja tulus itu senang aja. Sama teman-teman juga sambil ketawa-ketawa. Dibawa senang. Akan lebih sennag lagi kalau warga juga ikut menjaga kebersihan, enggak buang sampah sembarangan. Kan yang senang warga juga," ujar Firli.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Buang Pepaya karena Sepi Pembeli, Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Rugi Besar

Buang Pepaya karena Sepi Pembeli, Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Rugi Besar

Megapolitan
Gara-gara Sakit Hati, Seorang Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

Gara-gara Sakit Hati, Seorang Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

Megapolitan
Harga Pepaya di Pasar Induk Kramatjati Anjlok, Pedagang: Tombok Terus

Harga Pepaya di Pasar Induk Kramatjati Anjlok, Pedagang: Tombok Terus

Megapolitan
Pilkada Kota Bogor 2024, Golkar Prioritaskan Koalisi dengan Partai Pengusung Prabowo-Gibran

Pilkada Kota Bogor 2024, Golkar Prioritaskan Koalisi dengan Partai Pengusung Prabowo-Gibran

Megapolitan
Amankan Penetapan Presiden-Wakil Presiden 2024, Polda Metro Kerahkan 4.051 Personel Gabungan

Amankan Penetapan Presiden-Wakil Presiden 2024, Polda Metro Kerahkan 4.051 Personel Gabungan

Megapolitan
Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya karena Pembeli Belum Balik ke Jakarta

Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya karena Pembeli Belum Balik ke Jakarta

Megapolitan
Komisi B DPRD DKI Minta Pemprov DKI Tak Asal Batasi Kendaraan, Transportasi Publik Harus Membaik

Komisi B DPRD DKI Minta Pemprov DKI Tak Asal Batasi Kendaraan, Transportasi Publik Harus Membaik

Megapolitan
Politisi PAN dan Golkar Bogor Bertemu, Persiapkan Koalisi untuk Pilkada 2024

Politisi PAN dan Golkar Bogor Bertemu, Persiapkan Koalisi untuk Pilkada 2024

Megapolitan
Nasib Tiktoker Galihloss Pelesetkan Kalimat Taawuz Berujung Terseret Kasus Penistaan Agama

Nasib Tiktoker Galihloss Pelesetkan Kalimat Taawuz Berujung Terseret Kasus Penistaan Agama

Megapolitan
Teganya Agusmita yang Tinggalkan Kekasihnya Saat Sedang Aborsi di Kelapa Gading, Akhirnya Tewas karena Pendarahan

Teganya Agusmita yang Tinggalkan Kekasihnya Saat Sedang Aborsi di Kelapa Gading, Akhirnya Tewas karena Pendarahan

Megapolitan
Antisipasi Demo saat Penetapan Prabowo-Gibran di KPU, Warga Diimbau Cari Jalan Alternatif

Antisipasi Demo saat Penetapan Prabowo-Gibran di KPU, Warga Diimbau Cari Jalan Alternatif

Megapolitan
Pendapatan Meningkat 13 Persen, PT KCI Raup Rp 88 Miliar Selama Periode Lebaran 2024

Pendapatan Meningkat 13 Persen, PT KCI Raup Rp 88 Miliar Selama Periode Lebaran 2024

Megapolitan
Soal Penambahan Lift dan Eskalator di Stasiun Cakung, KCI Koordinasi dengan Kemenhub

Soal Penambahan Lift dan Eskalator di Stasiun Cakung, KCI Koordinasi dengan Kemenhub

Megapolitan
Pengurus PAN Sambangi Kantor Golkar Bogor, Sinyal Pasangan Dedie-Rusli pada Pilkada 2024?

Pengurus PAN Sambangi Kantor Golkar Bogor, Sinyal Pasangan Dedie-Rusli pada Pilkada 2024?

Megapolitan
Aduan Masalah THR Lebaran 2024 Menurun, Kadisnaker: Perusahaan Mulai Stabil Setelah Pandemi

Aduan Masalah THR Lebaran 2024 Menurun, Kadisnaker: Perusahaan Mulai Stabil Setelah Pandemi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com