Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Amarah dan Sesal Ayah Kandung Balita yang Tewas Dianiaya Kekasih Mantan Istri...

Kompas.com - 08/12/2022, 08:28 WIB
Muhammad Isa Bustomi,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Seorang pria mengenakan topi, masker, dan kemeja berwarna hijau menarik perhatian saat Polres Metro Jakarta Selatan tengah menggelar konferensi pers kasus tewasnya balita, GMM (2) karena dianiaya pacar ibu korban, Y, Selasa (6/12/2022).

Pria itu berdiam diri, duduk di antara beberapa orang yang diduga merupakan anggota keluarganya di depan pintu masuk Polres Metro Jaksel dengan gelagat yang gelisah.

Sesekali ia menengok ke dalam lobby Polres Jaksel tempat polisi mengungkap kasus penganiayaan yang terjadi di Apartemen Kalibata City, Pancoran, Jakarta Selatan.

Baca juga: Datang ke Polres, Ayah Kandung Balita yang Tewas Dibanting Ingin Laporkan Mantan Istri

Belakangan diketahui, pria itu berinisial FP (25). Ia merupakan ayah kandung dari balita yang tewas setelah dianiaya pacar mantan istrinya itu.

Laporkan mantan istri

Kedatangan FP ke Polres Jakarta Selatan karena ingin melaporkan eks istrinya, SS (23) atas dugaan kelalaian karena telah menitipkan putrinya kepada Y hingga menyebabkan meninggal dunia.

"Betul (kedatangan ke Polres Jakarata Selatan) karena saya ingin melaporkan (mantan istri) soal kelalaian ini," ujar FP saat ditemui di Mapolres Metro Jakarta Selatan, Selasa.

FP telah bercerai dengan SS sejak 2020. Saat itu, balita yang menjadi korban penganiayaan itu masih berusia 4 bulan.

Baca juga: Sebelum Tewas Dibanting Pacar Ibunya, Balita Ini Sering Dititipkan ke Orang Lain

Sejak berpisah, FP mengaku sudah tidak lagi diperkenankan untuk bertemu putrinya oleh SS dan selalu dihalang-halangi.

Sedangkan putrinya kerap dititipkan ke saudara-saudara mantan istrinya.

"Hak asuhnya karena ini dipegang istri, tapi kan saya kan bapaknya. Saya tak pernah diizinkan untuk dikasih ketemu. Selama ini dilarang, dihalang-halangi," kata FP.

"Karena dia (SS) katanya sanggup menafkahi 'biar gua aja yang menafkahi'," sambung FP.

Baca juga: Kasus Balita Tewas Dibanting Pacar Ibunya, Ayah Kandung: Kenapa Tak Dititip ke Saya Saja?

Marah sering dititipkan

FP menyayangkan perilaku mantan istrinya yang telah menitipkan anak kepada pacarnya, Y hingga anak mereka meninggal akibat dianiaya.

"Bisa saja kan dia menitipkan ke saya. Saya kan masih hidup. Kenapa tidak dititipkan ke saya? Kenapa malah ke orang lain," kata FP

FP mengatakan, sebelum kepada Y, mantan istrinya itu juga kerap menitipkan anak kepada saudara-saudaranya.

"Sering dilempar-lempar (anak dititipkan) ke saudara-saudaranya," kata FP.

Baca juga: Detik-detik Pria Gendong Balita Anak Pacar yang Tewas Dianiaya, Buru-buru saat Masuk Lift

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Megapolitan
Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Megapolitan
Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Megapolitan
Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Megapolitan
Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Megapolitan
Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Megapolitan
Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Megapolitan
“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

Megapolitan
Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Megapolitan
Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Megapolitan
Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Megapolitan
Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Megapolitan
Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Megapolitan
Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Megapolitan
Fahira Idris Paparkan 5 Parameter Kota Tangguh Bencana yang Harus Dipenuhi Jakarta sebagai Kota Global

Fahira Idris Paparkan 5 Parameter Kota Tangguh Bencana yang Harus Dipenuhi Jakarta sebagai Kota Global

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com