Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kembali Semrawut, PKL di Kawasan Kota Tua Bakal Ditata Ulang Lagi

Kompas.com - 18/12/2022, 12:35 WIB
Larissa Huda

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Suku Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah (Sudin PPKUKM) Jakarta Barat Iqbal Idham Ramid mengatakan, Pemkot Jakbar bakal menata kembali pedagang kaki lima (PKL) yang belakangan marak di kawasan wisata Kota Tua.

Iqbal mengakui, maraknya keberadaan PKL tidak terlepas dari pelonggaran aktivitas masyarakat yang diterapkan pemerintah di masa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 1 ini.

"Keberadaan PKL kembali marak di kawasan Kota Tua seiring pulihnya ekonomi usai pandemi Covid-19," ucap Iqbal dilansir dari TribunJakarta.com, Minggu (18/12/2022).

Baca juga: Semoga Rel Trem Kuno Itu Bisa Dipasang di Kota Tua untuk Wisata

Sebagai informasi, sejak 2020 Pemprov DKI telah menetapkan konsep penataan PKL di kawasan Kota Tua. Ada tiga lokasi yang jadi tempat penampungan PKL, yaitu di Lokbin Kota Intan, Gedung Kerta Niaga, dan gedung Cipta Niaga.

Konsep penataan ini kemudian diperbaharui lagi pada 2022 dengan menambahkan lokasi penampungan PKL baru di Gedung Kementerian Keuangan yang berada di Jalan Kali Besar.

"Kemudian sejumlah gedung di Kota Tua juga diminta untuk menyediakan tempat berjualan PKL di sekitar Kantor Pos Indonesia dan beberapa titik lainnya," ujar Iqbal Idham Ramid.

Kendati demikian, ternyata penambahan lokasi itu belum mampu menampung seluruh PKL yang berjualan di kawasan wisata itu.

Iqbal menduga, permasalahan ini belum bisa dituntaskan lantaran karakteristik pedagang di Kota Tua yang memilih mendekatkan diri kepada pengunjung.

"Ini yang menjadi permasalahan. Padahal, kawasan Kota Tua sudah dibuat sedemikian rupa menjadi destinasi wisata berstandar nasional, bahkan internasional," tuturnya.

Baca juga: Ketika Anies Diserbu Warga di Kota Tua dan Minta Diberi Ruang...

Dari hasil pendataan yang dilakukan secara parsial selama 2022 ini, setidaknya ada 500 pedagang yang berjualan di sejumlah ruas jalan di kawasan Kota Tua. Jumlah ini bisa semakin banyak pada saat libur dan malam hari.

"Kami sedang mendata jumlah keseluruhan PKL melalui komunitas pedagang di Kota Tua untuk diverifikasi mana yang sudah berjualan sejak lama dan baru untuk dicarikan solusi ke depannya," kata dia.

Selain itu, saat ini Pemkot Jakarta Barat juga sudah mengajukan usulan dua lokasi baru untuk menampung PKL Kota Tua.

Usulan ini disampaikan dalam pembahasan update konsep penataan Kota Tua bersama Biro Perekonomian Setda Provinsi DKI Jakarta.

Walau demikian, Iqbal tak membeberkan lebih jauh perihal dua lokasi baru penampungan PKL di kawasan Kota Tua ini.

"Kami yakin opsi dua lokasi penampungan terbaru yang diusulkan lebih representatif sehingga bisa menyelesaikan penataan PKL secara tuntas," kata dia.

Artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com dengan judul Kawasan Kota Tua Semrawut Lagi, Pemprov DKI Bakal Tata Ulang Keberadaan PKL. (Penulis: Dionisius Arya Bima Suci | Editor: Wahyu Septiana)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

MRT Lanjut sampai Tangsel, Wali Kota Benyamin: Diharapkan Segera Teralisasi

MRT Lanjut sampai Tangsel, Wali Kota Benyamin: Diharapkan Segera Teralisasi

Megapolitan
Teka-teki Perempuan Ditemukan Tewas di Pulau Pari: Berwajah Hancur, Diduga Dibunuh

Teka-teki Perempuan Ditemukan Tewas di Pulau Pari: Berwajah Hancur, Diduga Dibunuh

Megapolitan
Tragedi Kebakaran Maut di Mampang dan Kisah Pilu Keluarga Korban Tewas...

Tragedi Kebakaran Maut di Mampang dan Kisah Pilu Keluarga Korban Tewas...

Megapolitan
Nasib Jesika Jadi Korban Kebakaran Toko di Mampang, Baru 2 Hari Injakkan Kaki di Jakarta

Nasib Jesika Jadi Korban Kebakaran Toko di Mampang, Baru 2 Hari Injakkan Kaki di Jakarta

Megapolitan
Kejati DKI Belum Terima Berkas Perkara Firli Bahuri Terkait Dugaan Pemerasan terhadap SYL

Kejati DKI Belum Terima Berkas Perkara Firli Bahuri Terkait Dugaan Pemerasan terhadap SYL

Megapolitan
Belajar dari Kasus Sopir Fortuner Arogan, Jangan Takut dengan Mobil Berpelat Dinas...

Belajar dari Kasus Sopir Fortuner Arogan, Jangan Takut dengan Mobil Berpelat Dinas...

Megapolitan
7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' di Mampang Telah Dipulangkan

7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" di Mampang Telah Dipulangkan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

Megapolitan
3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' di Mampang adalah ART

3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" di Mampang adalah ART

Megapolitan
Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com