JAKARTA, KOMPAS.com - Gedung Gereja Santa Maria de Fatima, Jalan Kemenangan III Nomor 47, Glodok, Jakarta Barat, sangat kental dengan arsitektur China.
Usut punya usut, gereja ini dulunya kompleks rumah seorang kapitan pada era Batavia bermarga Tjioe.
Setidaknya, itulah yang disebut Adolf Heuken SJ, dalam bukunya, Gereja-gereja Tua di Jakarta (Yayasan Cipta Loka Caraka, Jakarta 2003).
Berdasarkan arsip harian Kompas, gereja ini merupakan satu dari lima bangunan berasitektur China yang terletak dalam satu kompleks.
Bangunan paling depan adalah pintu gerbang dengan ruang jaga dan ruang pemujaan. Dulu, setelah melintas pintu gerbang ini terdapat lahan terbuka berlantai batu pipih segi empat.
Sebagian lahan dibuat taman. Pada bulan-bulan tertentu, lahan ini bisa berfungsi sebagai arena tontonan atau pesta terbatas kalangan elite China.
Baca juga: Heru Budi Pantau Persiapan Misa Natal di Gereja Katedral
Setelah dijadikan bangunan gereja, lahan terbuka di antara pintu gerbang luar dan pintu depan bangunan utama dijadikan gedung gereja.
”Karena pintu depan rumah utama dijadikan altar dan diletakkan tabernakel, pintu depan dilepas dan diganti tembok. Pintu baru dibuat di sisi kiri dan sisi kanan altar dengan dua daun pintu berasal dari pintu lama di tengah,” papar Pastur Yonas SX, salah satu pastor Gereja Santa Maria de Fatima kepada harian Kompas.
Bagian bangunan rumah utama berlantai dua sang kapitan dan rumah lain di bagian belakang, kini menjadi pastoran (tempat tinggal para pastor).
Yonas menyebut, salah seorang keluarga setingkat cucu dari istri pertama kapitan adalah keluarga terakhir yang tinggal di kompleks ini, tepatnya di rumah bagian belakang.
"Seorang perempuan, anggota keluarga ini, kabarnya menjadi biarawati Ordo Ursulin,” kata Yonas.
Baca juga: 12 Gereja Tertua di Indonesia, Bisa Dikunjungi Saat Libur Natal
Bangunan di sayap kiri dan sayap kanan yang merupakan rumah utama yang dulu tempat tinggal belasan selir sang kapitan.
Bangunan tersebut kini dijadikan ruang pertemuan dewan paroki dan aula untuk bermacam kegiatan gereja.
Lantai dua rumah utama sang kapitan itu kini menjadi ruang kerja dan tempat tinggal Yonas.
Dari sana jelaslah rumah utama didirikan di tengah bangunan memanjang berbentuk tapal kuda yang adalah rumah para selir (di sayap kiri dan sayap kanan) serta bangunan belakang tempat kediaman kerabat lain sang kapitan.