JAKARTA, KOMPAS.com - Kompleks Museum Satriamandala adalah tempat yang kerap dilalui hilir-mudik warga ibu kota karena letaknya yang ada di sisi jalan protokol yakni Jalan Gatot Subroto Nomor 14, Kuningan Barat, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan.
Meski sering dilalui, tidak banyak orang yang tahu bahwa gedung utama museum dulunya adalah Wisma Yaso, rumah tempat jenazah presiden pertama Indonesia Soekarno disemayamkan sebelum dikebumikan.
Kompleks museum seluas 5,6 hektar ini diresmikan presiden ke-2 RI Jenderal Soeharto pada Kamis, 5 Oktober 1972.
Museum ini memiliki 74 diorama tiga dimensi yang berada di gedung utama museum. Koleksi utama museum ini berupa sistem persenjataan yang pernah digunakan TNI dan rakyat dalam perang kemerdekaan serta operasi militer dan kemanusiaan.
Baca juga: Sejarah Museum Bank Indonesia
Sebagian besar koleksi senjata dipamerkan di ruang terbuka di luar gedung utama.
Di gedung utama museum terdapat Ruang Balairung Pahlawan yang berisi 23 patung para pahlawan dari tokoh-tokoh TNI.
Masih bagian dari Museum Satriamandala, terdapat Museum Waspada Purbawisesa yang berisi sejarah penumpasan DI/TII.
Berdasarkan arsip harian Kompas, Satriamandala berasal dari bahasa Sanskerta, Satria dan Mandala. Satria berarti pahlawan, sedangkan Mandala artinya tempat. Jadi, Satriamandala artinya tempat untuk para pahlawan.
Di Ruang Panji-panji yang merupakan jantung Museum Satriamandala, terpasang panji dan simbol Pertahanan Keamanan (Hankam), Tentara Nasional Indonesia (TNI), dan Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri).
Baca juga: Banyak Museum, Jakarta Pantas Disebut Kota Museum
Di ruang ini, masih ada panji dan simbol Polri karena Polri dulu bagian dari Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI) sebelum menjadi lembaga terpisah dari ABRI pada tahun 2000.
Di ruang panji pula ada tiruan teks proklamasi tulisan tangan Soekarno yang terukir pada dinding marmer lengkap dengan ukiran tanda tangan Dwi Tunggal Proklamator Soekarno-Hatta.
Biasanya, banyak pengunjung yang berfoto dengan latar belakang teks proklamasi itu.
Berdasarkan informasi yang dihimpun Kompas, ruang Panji-panji ini dulunya adalah ruang tamu Wisma Yaso, ruang jenazah Proklamator RI Soekarno dibaringkan setelah wafat di ranjang di kamar tidurnya pada 20 Juni 1970.
Dijelaskan oleh pramuwidya Museum Satriamandala, Irwansyah, gedung utama Museum Satriamandala dulunya memang Wisma Yaso, milik dan kediaman pribadi Ny Ratna Saridewi Soekarno.
Baca juga: Kisah dari Wisma Yaso, Hari-hari Terakhir Soekarno yang Kini Disorot PDI-P...
"Sebelum dibawa untuk dimakamkan di Blitar, Jawa Timur, jenazah Soekarno disemayamkan di Wisma Yaso," tuturnya