Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita di Balik Jemaat Misa Natal Gereja Kampung Sawah yang Pakai Baju Adat Betawi

Kompas.com - 27/12/2022, 09:02 WIB
Nabilla Ramadhian,
Ihsanuddin

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Setiap daerah memiliki kebudayaannya tersendiri.

Budaya itu bisa dilihat dari logat bicara, jenis makanan, pakaian hingga gaya bangunannya.

Tak jarang budaya yang dianut di tiap daerah itu bercampur dengan agama yang dianut oleh masyarakatnya. 

Hal ini misalnya terlihat dari perayaan natal di Gereja Katolik Santo Servatius di wilayah Kampung Sawah Kecamatan Pondok Melati, Kota Bekasi.

Unsur kebudayaan Kampung Sawah, yakni Betawi, sangat jelas terlihat dari cara beberapa jemaat Katolik menggunakan pakaian adat khas Betawi.

Baca juga: Dari Pantun hingga Sinterklas, Intip Serunya Natal di Gereja Santo Servatius Kampung Sawah

Kompas.com sempat mengikuti Misa Anak saat Hari Raya Natal di “gereja Betawi” ini, Minggu (25/12/2022).

Perayaan Natal di Gereja Katolik Santo Servatius di Kampung Sawah, Kecamatan Pondok Melati, Kota Bekasi, Minggu (25/12/2022).kompas.com / Nabilla Ramadhian Perayaan Natal di Gereja Katolik Santo Servatius di Kampung Sawah, Kecamatan Pondok Melati, Kota Bekasi, Minggu (25/12/2022).

Di sana, tampak beberapa jemaat pria mengenakan baju kokoh putih dan peci.

Ada pula jemaat wanita yang mengenakan kebaya. Hal serupa juga terlihat pada panitia pelaksana Misa.

Pegiat Kemasyarakatan di Kampung Sawah, Ricardus Jaobus Napiun, menjelaskan bahwa akar penggunaan pakaian adat Betawi adalah budaya yang mempersatukan warga Kampung Sawah.

“Budaya mempersatukan. Kenapa gereja tampilkan itu? Pada dasarnya, gereja Katolik sifatnya inkulturatif,” terangnya kepada Kompas.com di kediamannya di Kampung Sawah, Kecamatan Pondok Melati, Kota Bekasi, Senin (26/12/2022).

Baca juga: Ketika Anjing Penjaga Misa Gereja Kampung Sawah Jadi Hiburan Bagi Anak-anak

Pria yang akrab disapa Jacob ini menjelaskan, inkulturatif atau inkulturasi dalam agama Katolik mengacu pada bersama-sama membangun gereja, dan hidup dengan tradisi lokal yang ada dengan seluruh kearifan lokal.

“Di mana gereja dibangun, gereja wajib inkulturasi dengan budaya yang ada. Jadi, kehidupan gereja sejalan dengan kultur yang ada,” imbuh Jacob.

Perayaan Natal di Gereja Katolik Santo Servatius di Kampung Sawah, Kecamatan Pondok Melati, Kota Bekasi, Minggu (25/12/2022).kompas.com / Nabilla Ramadhian Perayaan Natal di Gereja Katolik Santo Servatius di Kampung Sawah, Kecamatan Pondok Melati, Kota Bekasi, Minggu (25/12/2022).

Jika biasanya beribadah dengan Bahasa Latin, tidak semua warga memahaminya.

Di Gereja Santo Servatius sendiri, jemaat beribadah dengan kitab yang dialih bahasa menggunakan nuansa Kampung Sawah.

Jacob tidak menampik, alih bahasa kitab sucinya menggunakan nuansa Kampung Sawah sempat kena protes.

“Saat itu ada yang bilang itu. (Kata saya), sayang saja dulu Yesus lahir di Bethlehem. Kalau di Pondok Melati pasti pakai Kampung Sawah bahasanya,” tuturnya sambil terkekeh.

Baca juga: Potret Toleransi di Gereja Kampung Sawah, Para Santri Hibur Jemaat Saat Misa Kudus

Terkait penggunaan baju adat Betawi pada beberapa jemaat dan para panitia Misa Kudus, Jacob menuturkan bahwa hal ini sudah ada sejak dahulu.

Penggunaannya pun masih dilakukan untuk mempertahankan kebudayaan Betawi setempat. Menurutnya, merupakan hal yang penting untuk menjaga dan melestarikan pakaian adat tersebut.

“Kalau mau dicibir silakan, tapi kami pasti pertahankan dan melestarikannya. Enggak ada kewajiban (pakai baju adat Betawi di kalangan jemaat). Tapi kalau untuk panitia wajib,” Jacob berujar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Megapolitan
Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Megapolitan
Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Megapolitan
Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Megapolitan
PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

Megapolitan
PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

Megapolitan
Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan 'Pelanggannya' dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan "Pelanggannya" dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Megapolitan
KPU Jaktim Buka Pendaftaran PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

KPU Jaktim Buka Pendaftaran PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

Megapolitan
NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Megapolitan
Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Megapolitan
“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

Megapolitan
PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com