Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Puluhan Ton Garam Ditabur di Langit untuk Cegah Hujan Ekstrem, BRIN Beberkan Prosesnya

Kompas.com - 03/01/2023, 21:37 WIB
Ellyvon Pranita,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menaburkan puluhan ton garam untuk mencegah hujan turun saat cuaca ekstrem. Lantas, bagaimana hal itu bisa bekerja?

Koordinator Laboratorium Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) BRIN, Budi Harsoyo mengatakan proses penaburan bahan semai berupa garam itu merupakan bagian dari upaya Teknologi Modifikasi Cuaca.

"Teknologi Modifikasi Cuaca pada prinsipnya adalah menginjeksikan bahan semai berupa garam (NaCl) ke dalam awan, yang bertujuan untuk menambah inti kondensasi di dalam awan," ujar Budi kepada Kompas.com, Selasa (3/1/2023).

Baca juga: BRIN Telah Tabur 32 Ton Garam Cegah Cuaca Ekstrem di Jabodetabek Selama Natal dan Tahun Baru

Budi menjelaskan, awan adalah kumpulan butir-butir uap air yang ada di atmosfer.

Awan-awan tersebut akan menjadi hujan apabila bertemu dengan aerosol. Aerosol merupakan partikel debu yang melayang-layang di atmosfer.

Aerosol ini secara alami bersumber dari garam-garam yang berasal dari penguapan air laut, polutan asap pabrik, asap kendaraan dan lain sebagainya.

Nah, aerosol ini dalam proses hujan berfungsi sebagai inti kondensasi.

"Saat aerosol dalam fase padat ini kemudian bertemu dengan awan yang berisikan butir-butir uap air atau fase cair, maka terjadilah proses fisika tumbukan (collision) dan penggabungan (coalescence)," jelas Budi.

Baca juga: Modifikasi Cuaca di Langit Jakarta, Berton-ton Semaian Garam Bakal Ditebar dari Pesawat

Butir-butir air tersebut saling bertumbukan, kemudian saling bergabung sehingga ukuran butirnya makin lama makin membesar.

Saat berat jenisnya lebih berat daripada gravitasi, maka butir-butir itu akan jatuh menjadi tetes-tetes hujan.

"Nah, dengan proses TMC itu, petugas berupaya untuk menginjeksikan atau menaburkan bahan semai berupa garam ke dalam awan, hujan bisa berlangsung lebih awal dan lebih cepat terjadi.

"Untuk operasi TMC saat ini, hujan kami fokuskan untuk dapat terkonsentrasi jatuh di wilayah perairan laut, sehingga dapat mengurangi potensi banjir di wilayah daratan," jelas Budi.

Baca juga: Modifikasi Cuaca untuk Cegah Banjir Jakarta Terakhir Dilakukan di Era Gubernur Jokowi, Kini Dilanjutkan Heru

Adapun, aktivitas penaburan garam ini dilakukan sejak tanggal 26 Desember 2022-2 Januari 2022.

Puluhan ton garam itu disemai menggunakan dua pesawat yaitu Pesawat Cassa 212 dan CN 295 dari Skadron Udara 4 Lanud Abdulrachman Saleh, Malang.

Penaburan puluhan ton garam ini dilakukan untuk mengantisipasi cuaca ekstrem di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi (Jabodetabek), Jawa Barat dan sekitarnya.

Puluhan ton garam itu merupakan bahan penyemaian yang digunakan oleh BRIN untuk mencegah terjadinya cuaca ekstrem di lingkungan masyarakat.

Baca juga: Teknik Modifikasi Cuaca Akan Gunakan 2 Pola Penanganan, Salah Satunya Memprematurkan Awan Hujan

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan, puluhan ton garam tersebut ditabur di langit wilayah agar pertumbuhan awan-awan yang membawa hujan tidak turun di wilayah Jabodetabek dan Jawa Barat.

"Garam-garam disebar dengan teknik penyebaran yang dilakukan secara manual pada koordinat yang telah ditentukan. Dengan begitu, hujan diturunkan di wilayah laut sehingga tidak sempat masuk daratan," jelasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Megapolitan
Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Megapolitan
Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Megapolitan
Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Megapolitan
PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

Megapolitan
PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

Megapolitan
Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan 'Pelanggannya' dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan "Pelanggannya" dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Megapolitan
KPU Jaktim Buka Pendaftarab PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

KPU Jaktim Buka Pendaftarab PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

Megapolitan
NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Megapolitan
Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Megapolitan
“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

Megapolitan
PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com