Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

MRT Jakarta Klaim Telah Angkut 19,7 Juta Penumpang Sepanjang 2022, Melampaui Target Awal tahun

Kompas.com - 10/01/2023, 19:55 WIB
Larissa Huda

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta mengeklaim ada 19,7 juta orang menggunakan layanan transportasi massal berbasis rel itu di Ibu Kota sepanjang tahun 2022.

Kepala Divisi Sekretaris Perusahaan PT MRT Jakarta Ahmad Pratomo mengatakan, jumlah tersebut menunjukkan bahwa rata-rata 50 ribu orang per hari menggunakan MRT Jakarta dengan 87.072 jumlah perjalanan kereta.

"Angka ini menunjukkan kenaikan dari tahun sebelumnya," kata Ahmad Pratomo, dilansir dari Antara, Selasa (10/1/2023).

Baca juga: Mengenal Ropi, Robot Pintar yang Siap Melayani Penumpang Stasiun MRT Lebak Bulus

Pada awal 2022, PT MRT Jakarta menargetkan angka keterangkutan penumpang sepanjang tahun mencapai 14,6 juta orang atau setara dengan rata-rata harian sebanyak 40 ribu orang per hari.

"Ketepatan waktu tempuh, kedatangan dan berhenti ratangga pun mencapai 99,94 persen," katanya.

Menurut Ahmad, untuk menaikkan angka keterangkutan, PT MRT Jakarta bekerjasama dengan berbagai pihak, terutama dari industri wisata seperti sektor kuliner, aktivitas, hingga pusat perbelanjaan, kesehatan, pendidikan, hingga promo tiket di sejumlah tempat wisata.

Selain itu, kata Ahmad, kolaborasi dengan sejumlah operator transportasi publik pengumpan (feeder) juga mendorong peningkatan angka keterangkutan seperti Pengangkutan Penumpang Djakarta (PPD), Tebengan, Gojek, Grab, TransJakarta dan yang terbaru, Swoop.

"Kehadiran angkutan pengumpan ini akan berdampak tidak saja terhadap kenaikan angka keterangkutan, namun juga mendorong kebudayaan menggunakan platform berbagai kendaraan (ride sharing)," katanya.

Baca juga: Ada Robot Patroli di Stasiun MRT Lebak Bulus, Penumpang: Kalau Bisa Diperbanyak

Secara angka, kata dia, operator pengumpan ini menyumbang sekitar 13 persen angka keterangkutan dari total perjalanan (rider ship) MRT Jakarta.

Selain itu, pengembangan kawasan berorientasi transit atau transit oriented development (TOD) di beberapa stasiun fase 1 koridor selatan-utara dinilai juga turut berkontribusi.

Adapun kawasan TOD itu dirancang dengan memadukan fungsi transit dengan manusia, kegiatan, bangunan, dan ruang publik sehingga bisa mengoptimalkan akses masyarakat terhadap transportasi publik dan menunjang daya angkut penumpang.

Sebagai bagian dari inovasi dan mengikuti tren digital oleh masyarakat, pengguna jasa MRT Jakarta dapat menggunakan aplikasi MRT Jakarta di ponsel pintar untuk membeli tiket perjalanan.

"Seluruh fitur gaya hidup ini bertujuan untuk memberikan pengalaman penuh kepada pelanggan saat menggunakan layanan MRT Jakarta," tutur dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Megapolitan
Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Megapolitan
PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

Megapolitan
PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

Megapolitan
Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan 'Pelanggannya' dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan "Pelanggannya" dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Megapolitan
KPU Jaktim Buka Pendaftarab PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

KPU Jaktim Buka Pendaftarab PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

Megapolitan
NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Megapolitan
Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Megapolitan
“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

Megapolitan
PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat di Puncak, Bahas Soal Kelurahan Dapat Anggaran 5 Persen dari APBD

DPRD dan Pemprov DKI Rapat di Puncak, Bahas Soal Kelurahan Dapat Anggaran 5 Persen dari APBD

Megapolitan
Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Disorot, Dinas Citata: Itu Masih Perencanaan

Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Disorot, Dinas Citata: Itu Masih Perencanaan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com