JAKARTA, KOMPAS.com - Petisi meminta pemerintah kembali memberlakukan work from home (WFH) ramai diperbincangkan pekan terakhir ini.
Petisi bertajuk “Kembalikan WFH sebab Jalanan Lebih Macet, Polusi, dan Bikin Tidak Produktif” itu telah ditandatangani sebanyak 23.649 orang hingga pukul 09.23 WIB, Kamis (12/1/2023).
Ada banyak pendapat dari masyarakat, terutama para pekerja, mengenai petisi meminta dikembalikannya WFH ini.
Baca juga: Soal Petisi Kembalikan WFH, Heru Budi: Kewenangan Perusahaan Masing-masing
Ada yang mendukung, tetapi ada pula yang lebih memilih untuk hibrida antara WFH dan work from office (WFO).
Seperti yang disampaikan oleh Selvia Hesti (23), seorang pegawai perusahaan asuransi di Pondok Indah, Jakarta Selatan.
Selvia setuju dengan petisi dikembalikan WFH tersebut. Menurut Selvia, WFH bisa membantunya yang baru bekerja ini untuk berhemat.
“Aku mendukung WFH karena menghemat ongkos juga sih. Aku kan fresh graduate ya, jadi ekonominya belum stabil. Selain itu pekerjaan aku itu gajinya masih kecil, jadi menurut aku, kalau aku bisa WFH. Aku bisa menghemat uang bensin dong,” kata Selvia kepada Kompas.com, Rabu (11/1/2023).
Baca juga: Sudah 6.598 Orang Dukung Petisi Kembalikan WFH karena Jalanan Jadi Lebih Macet dan Polusi
Selvia juga menilai WFH akan membantu ia dan teman-temannya yang harus menempuh jarak jauh untuk berangkat dari rumah ke kantor.
Sebab, uang untuk memesan jasa angkutan umum ataupun ojek online bisa dihemat dan digunakan untuk keperluan yang lainnya.
Selvia menyebutkan, dengan WFH, para pekerja bisa menghindari polusi dan teriknya matahari yang membuat mereka penuh keringat dan gerah saat dalam perjalanan ke kantor.
Alhasil, kondisi tubuh yang seperti itu bisa membuat kurang konsentrasi dan tubuh lelah sebelum memulai kerja.
“Kalau menurut aku, WFH lebih baik sih. Sudah menghemat ongkos, enggak kena debu, terus menghemat tenaga, biar bisa lebih fresh lagi kerjanya, biar bisa semangat lah enggak buang-buang waktu kalau misalnya pergi ke kantor kan,” kata dia.
Baca juga: Soal Petisi Kembalikan WFH, Heru Budi: Kewenangan Perusahaan Masing-masing
Selain Selvia, ada pula Rosa (26) pegawai di salah satu perusahaan swasta di Jakarta juga lebih memilih WFH.
Rosa lebih memilih WFH karena bisa menghemat tenaga untuk bekerja daripada menghabiskannya di perjalanan menuju pergi dan pulang dari kantor.
“Saya sih mendukung WFH, kalau kerja ke kantor habis tenaga di jalan aja, mana macet lagi ibu kota,” ujarnya, Kamis (12/1/2023).