Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Kabel Semrawut di Jakarta Bikin Pemprov DKI Evaluasi BUMD

Kompas.com - 13/01/2023, 23:15 WIB
Ivany Atina Arbi

Editor

Sumber Kompas.id

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemprov DKI Jakarta bakal mengevaluasi dua BUMD yang mendapat penugasan menata dan menurunkan kabel-kabel udara bagi dari program penataan sarana jaringan utilitas terpadu (SJUT).

Kinerja kedua BUMD yakni PT Jakarta Propertindo (Jakpro) dan PD Sarana Jaya dinilai belum maksimal dalam penataan kabel semrawut di ibu kota.

Kedua BUMD tersebut ditugaskan oleh Dinas Bina Marga Pemprov DKI Jakarta untuk melakukan penataan SJUT termasuk kabel semrawut di ibu kota sejak 2020.

Dari situs resmi Dinas Bina Marga DKI Jakarta disebutkan, lokasi penataan SJUT tersebar di beberapa wilayah DKI Jakarta.

Di wilayah Jakarta Selatan terdiri dari 20 ruas jalan dengan total panjang 72,2 kilometer.

Baca juga: Pemkot Tangsel Akhirnya Rapikan Kabel Semrawut di Ciputat

Adapun Wilayah Jakarta Timur terdiri dari 10 ruas jalan dengan total panjang 43,2 km.

Sementara wilayah Jakarta Barat dan Jakarta Pusat, lokasi penataan SJUT terdiri dari 34 ruas jalan dengan total panjang 106,4 km.

Jakpro ditugaskan mengerjakan penataan SJUT di wilayah Jakarta Selatan dan Jakarta Timur. Adapun PD Sarana Jaya mengerjakan penataan SJUT di Jakarta Pusat dan Jakarta Barat.

Dikutip dari Kompas.id, Kepala Dinas Bina Marga DKI Jakarta Hari Nugroho mengakui capaian penugasan tersebut belum memenuhi target.

Dari catatan terakhir Dinas Bina Marga DKI Jakarta, Jakpro sudah mengerjakan penataan sepanjang 25 km, sedangkan Sarana Jaya baru mengerjakan 1 km.

Baca juga: Soal Kabel Semrawut di Ciputat, Bina Marga: Bukan Punya PLN, tapi PJU Dishub

”Memang belum sesuai target. Makanya, nanti kami evaluasi,” kata Hari di Jakarta, Jumat (13/1/2022).

Evaluasi itu untuk melihat apakah BUMD tersebut tidak mampu lagi mengerjakan. Bisa juga karena memerlukan perubahan mekanisme pengerjaan, apakah dalam bentuk penugasan atau kerja sama pemerintah dan badan usaha (KPBU).

Untuk penataan SJUT itu, kata Hari, kabel-kabel serat optik yang selama ini berada di udara akan diturunkan. Petugas menurunkan kabel-kabel serat optik itu ke bawah trotoar.

Penurunan dilakukan bersamaan dengan penataan trotoar atau revitalisasi trotoar. Dalam revitalisasi, Bina Marga DKI Jakarta juga membuatkan tempat bagi kabel-kabel (ducting) itu.

Dalam catatan, revitalisasi trotoar yang dikerjakan Dinas Bina Marga DKI Jakarta saat ini baru mencapai 30 persen dari total panjang trotoar di DKI Jakarta yang 2.600 km, di antaranya di Kemang, Satrio, Cikini, Salemba, Kramat, Kebon Sirih, dan Kebayoran Baru.

Baca juga: Warga Keluhkan Kabel Semrawut di Ciputat: Membahayakan, Sudah 2 Minggu Belum Diperbaiki

Trotoar yang belum direvitalisasi dan belum ada ducting, kabel-kabel bisa diturunkan sementara melalui lubang-lubang (manhole) yang sudah dibuat di trotoar.

”Yang penting, secara estetika kabel udara tidak boleh ada lagi. Yang ada nanti hanya satu tiang penerangan jalan umum atau PJU. Tiang-tiang lainnya kita cabut. Kita tiap hari mencabut hampir 400 tiang,” kata Hari.

Berita selengkapnya telah terbit di laman Kompas.id dengan judul "Dinas Bina Marga DKI Akan Evaluasi BUMD Pelaksana Penataan Kabel Utilitas"

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Kompas.id
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pendaftaran PPK Pilkada Depok 2024 Dibuka, Berikut Syarat dan Ketentuannya

Pendaftaran PPK Pilkada Depok 2024 Dibuka, Berikut Syarat dan Ketentuannya

Megapolitan
Gibran Sambangi Rusun Muara Baru Usai Jadi Wapres Terpilih, Warga: Ganteng Banget!

Gibran Sambangi Rusun Muara Baru Usai Jadi Wapres Terpilih, Warga: Ganteng Banget!

Megapolitan
Sespri Iriana Jokowi hingga Farhat Abbas Daftar Penjaringan Cawalkot Bogor dari Partai Gerindra

Sespri Iriana Jokowi hingga Farhat Abbas Daftar Penjaringan Cawalkot Bogor dari Partai Gerindra

Megapolitan
Pria Terseret 150 Meter saat Pertahankan Mobil dari Begal di Bogor

Pria Terseret 150 Meter saat Pertahankan Mobil dari Begal di Bogor

Megapolitan
Mangkirnya Terduga Penipu Beasiswa S3 Filipina, Terancam Dijemput Paksa Apabila Kembali Abai

Mangkirnya Terduga Penipu Beasiswa S3 Filipina, Terancam Dijemput Paksa Apabila Kembali Abai

Megapolitan
Apesnya Anggota Polres Jaktim: Ikut Ditangkap dalam Pesta Narkoba Oknum Polisi, padahal Tengah Antar Mobil Teman

Apesnya Anggota Polres Jaktim: Ikut Ditangkap dalam Pesta Narkoba Oknum Polisi, padahal Tengah Antar Mobil Teman

Megapolitan
Tak Kapok Pernah Dibui, Remaja Ini Rampas Ponsel di Jatiasih dan Begal Motor di Bantargebang

Tak Kapok Pernah Dibui, Remaja Ini Rampas Ponsel di Jatiasih dan Begal Motor di Bantargebang

Megapolitan
14 Pasien DBD Dirawat di RSUD Tamansari Per 24 April 2024

14 Pasien DBD Dirawat di RSUD Tamansari Per 24 April 2024

Megapolitan
BPBD DKI: Waspada Banjir Rob di Pesisir Jakarta pada 25-29 April 2024

BPBD DKI: Waspada Banjir Rob di Pesisir Jakarta pada 25-29 April 2024

Megapolitan
Bocah 7 Tahun di Tangerang Dibunuh Tante Sendiri, Dibekap Pakai Bantal

Bocah 7 Tahun di Tangerang Dibunuh Tante Sendiri, Dibekap Pakai Bantal

Megapolitan
Tiktoker Galihloss Terseret Kasus Penistaan Agama, Ketua RW: Orangtuanya Lapor Anaknya Ditangkap

Tiktoker Galihloss Terseret Kasus Penistaan Agama, Ketua RW: Orangtuanya Lapor Anaknya Ditangkap

Megapolitan
Warga Rusun Muara Baru Antusias Tunggu Kedatangan Gibran Usai Penetapan KPU

Warga Rusun Muara Baru Antusias Tunggu Kedatangan Gibran Usai Penetapan KPU

Megapolitan
Pembatasan Kendaraan Dianggap Bisa Kurangi Macet Jakarta, Asalkan Transportasi Publik Baik

Pembatasan Kendaraan Dianggap Bisa Kurangi Macet Jakarta, Asalkan Transportasi Publik Baik

Megapolitan
Buang Pepaya karena Sepi Pembeli, Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Rugi Besar

Buang Pepaya karena Sepi Pembeli, Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Rugi Besar

Megapolitan
Gara-gara Sakit Hati, Seorang Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

Gara-gara Sakit Hati, Seorang Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com