Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Curhat Ambri "Driver" Ojol yang Bangkit dari Keterpurukan Setelah Terpaksa Pensiun Dini Saat Pandemi

Kompas.com - 16/01/2023, 08:28 WIB
Zintan Prihatini,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menjadi driver atau pengemudi ojek online (ojol) tak pernah terlintas di pikiran Ambri (41), yang terpaksa harus pensiun dini saat pandemi Covid-19.

Pandemi Covid-19 memaksanya untuk berhenti menjadi kurir tiket perusahaan travel di bilangan TB Simatupang, Jakarta Selatan. Pengabdiannya selama 15 tahun menjadi kurir tiket travel harus berakhir, di tengah perputaran roda ekonomi yang morat-marit kala itu.

Lantaran tak ada pilihan pekerjaan lain yang bisa dilakukannya untuk menyambung hidup, Ambri banting setir menjadi pengemudi Grab.

"Alasannya jadi ojol gara-gara sudah enggak kerja aja. Sebelumnya saya kerja di perusahaan travel," ujar Ambri saat ditemui di Shelter Grab Stasiun Tanah Abang, Jakarta Pusat, Senin (16/1/2023).

Baca juga: Nahasnya Nasib Jalur Sepeda Warisan Anies Baswedan di Ibu Kota

"Ini gara-gara Covid. Saya ditawarin pensiun dini karena Covid," sambung dia.

Ambri mengaku sudah menjadi pengemudi ojol sejak tiga tahun yang lalu. Dia mengatakan, belum pernah melamar pekerjaan lain usai mengajukan pensiun dini.

"Saya langsung jadi driver ojol setelah pensiun dini. Kecewa sih ada ya, tapi akhirnya bisa bangkit lagi," ucap Ambri.

Pria yang memakai jaket hijau bertuliskan "Grab" itu sesekali melihat ke arah jalan di kawasan Stasiun Tanah Abang.

Masker yang digunakannya tampak sedikit kotor. Sembari duduk di Shelter Grab yang berada di ujung stasiun, Ambri mengatakan motivasinya untuk terus semangat mencari nafkah ialah anak dan istrinya.

Baca juga: Alex Bonpis Jadi Bandar Narkoba di Kampung Bahari yang Paling Dicari Polisi, Siapa Dia?

 

Warga Jati Pulo, Jakarta Barat itu hidup bersama anaknya yang masih duduk di bangku sekolah menengah pertama (SMP).

"Saya enggak ada kerjaan sampingan lain, karena istri ikut kerja juga. Karena enggak ada kerjaan jadi tetep termotivasi buat jadi ojol," ungkap Ambri sambil tertawa ringan.

Sebagai pengemudi ojol, Ambri berharap agar dia bisa mendapatkan lebih banyak penumpang agar bisa menghidupi keluarganya.

Penghasilan menurun karena menjamurnya aplikasi ojol

Ambri menyampaikan, bahwa menjamurnya platform aplikasi ojol memengaruhi penghasilan. Menjamurnya pengemudi ojol di Ibu Kota pun secara langsung mengurangi pendapatannya.

"Karena banyak saingan pendapatan menurun, ada kali sekitar 10 persen dari yang sebelumnya," tutur dia.

Baca juga: Ungkap Kematian Angela Korban Mutilasi, Polisi Bakal Periksa Saksi Kunci

Perbedaan tarif setiap aplikasi, lanjut Ambri, turut memengaruhi pendapatannya. Ambri sendiri bisa mengantongi Rp 150.000 dalam sehari.

"Tarif Grab agak beda dikit dengan Gojek. Berpengaruh sama adanya saingan, misalnya Maxim lebih ramai (digunakan pengguna) karena mungkin dia murah," jelasnya.

Dicabutnya PPKM oleh pemerintah pun, diakuinya tak banyak memengaruhi pemasukan. Jumlah penumpang, cenderung sama seperti hari biasanya.

"PPKM dicabut jumlah customer biasa aja, soalnya kan udah banyak saingan misalnya Maxim sama Indriver," pungkas Ambri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

MRT Lanjut sampai Tangsel, Wali Kota Benyamin: Diharapkan Segera Teralisasi

MRT Lanjut sampai Tangsel, Wali Kota Benyamin: Diharapkan Segera Teralisasi

Megapolitan
Teka-teki Perempuan Ditemukan Tewas di Pulau Pari: Berwajah Hancur, Diduga Dibunuh

Teka-teki Perempuan Ditemukan Tewas di Pulau Pari: Berwajah Hancur, Diduga Dibunuh

Megapolitan
Tragedi Kebakaran Maut di Mampang dan Kisah Pilu Keluarga Korban Tewas...

Tragedi Kebakaran Maut di Mampang dan Kisah Pilu Keluarga Korban Tewas...

Megapolitan
Nasib Jesika Jadi Korban Kebakaran Toko di Mampang, Baru 2 Hari Injakkan Kaki di Jakarta

Nasib Jesika Jadi Korban Kebakaran Toko di Mampang, Baru 2 Hari Injakkan Kaki di Jakarta

Megapolitan
Kejati DKI Belum Terima Berkas Perkara Firli Bahuri Terkait Dugaan Pemerasan terhadap SYL

Kejati DKI Belum Terima Berkas Perkara Firli Bahuri Terkait Dugaan Pemerasan terhadap SYL

Megapolitan
Belajar dari Kasus Sopir Fortuner Arogan, Jangan Takut dengan Mobil Berpelat Dinas...

Belajar dari Kasus Sopir Fortuner Arogan, Jangan Takut dengan Mobil Berpelat Dinas...

Megapolitan
7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' di Mampang Telah Dipulangkan

7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" di Mampang Telah Dipulangkan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

Megapolitan
3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' di Mampang adalah ART

3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" di Mampang adalah ART

Megapolitan
Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com