Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gumar Si Penjual Tuak di Tangsel Berharap Bantuan Modal untuk Berdagang Jambu Kristal

Kompas.com - 27/01/2023, 20:06 WIB
Annisa Ramadani Siregar,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Gumar (40) seorang penjual minuman tuak di wilayah Tangerang Selatan, tak gentar mencari nafkah demi membahagiakan anak dan istrinya.

Saat ini, ia berjualan tuak dengan penghasilan yang minim, yaitu di bawah Rp 30.000 per hari. Hasil penjualan itu harus dia bagi dua dengan si pemasok tuak.

Usaha yang diwariskan ayahnya itu digeluti Gumar sejak dua tahun lalu. Gumar juga sempat membantu sang ayah untuk membawakan bilih bambu dagangannya selama dua bulan, sebelum ayahnya kemudian meninggal dunia.

Baca juga: Kisah Penjual Minuman Tuak di Tangsel, Bertahan Hidup dengan Penghasilan Rp 30.000 Per Hari

Warga asli Rangkasbitung itu mengaku bahwa hasil penjualan minuman tuak tak cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Jangankan untuk membayar kontrakan yang sudah menunggak selama tiga bulan, biaya makan keluarga kecilnya saja terasa berat untuk ia penuhi.

Gumar menduga, usahanya tak pernah ramai pembeli lantaran tidak banyak warga yang tahu apa yang ia jual.

Baca juga: Cerita Gumar Bertahan Berjualan Minuman Tuak meski Berpenghasilan Kecil, demi Teruskan Usaha Ayah

Karena itu, Gumar berharap dirinya mendapat perhatian pemerintah setempat dengan memberinya bantuan modal usaha.

Nantinya, Gumar berharap ia bisa berjualan jambu kristal.

"Enggak pernah dapat bantuan. HP juga enggak kebeli, boro-boro buat uang makan juga enggak cukup," ujar Gumar saat ditemui di bundaran Taman Tekno, Serpong, Tangsel, Jumat (27/1/2023).

"Kalau bisa dikasih bantuan alhamdulillah, kalau dikasih bantuan pengin jualan jambu kristal," lanjut dia.

Baca juga: Arak, Brem, hingga Tuak Bali Kini Legal Diproduksi dan Dikembangkan

Saat ini, Gumar menggunakan alat seadanya untuk berjualan.

Ia menjelaskan, bilih bambu yang dipakai untuk mengangkut minuman tuak itu merupakan peralatan sama yang digunakan ayahnya saat berjualan dulu.

"Sebenarnya alatnya yang kurang termos, tapi enggak kebeli. Enggak ada duit," kata Gumar.

Istri Gumar merupakan warga asli Rangkasbitung juga. Mereka masih tinggal di kontrakan yang sama saat Gumar dulu tinggal bersama sang ayah sewaktu masih hidup.

Dari istrinya, Gumar memiliki tiga anak sambung yang kini mengenyam pendidikan sekolah dasar (SD). Namun, hanya anak kedua dan anak ketiganya saja yang kini masih bersekolah.

Sementara, anak pertama yang seharusnya duduk di bangku kelas enam SD, terpaksa berhenti sekolah lantaran keterbatasan biaya untuk jajan dan perlengkapan sekolah.

Dari pernikahan Gumar dan istrinya, pasangan itu dikaruniai seorang anak yang kini berusia tiga bulan.

Hanya anak bayinya yang tinggal bersama mereka, sedangkan ketiga anak sambungnya tinggal bersama orangtua sang istri atau mertua Gumar di daerah Rangkasbitung.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Belum Tahan Sopir Truk Penyebab Kecelakaan Beruntun di GT Halim Utama

Polisi Belum Tahan Sopir Truk Penyebab Kecelakaan Beruntun di GT Halim Utama

Megapolitan
Mobil Patroli Polisi di Jakarta Selatan Dibawa Kabur Jambret yang Sedang Diamankan

Mobil Patroli Polisi di Jakarta Selatan Dibawa Kabur Jambret yang Sedang Diamankan

Megapolitan
Polisi Masih Dalami Motif Oknum Sopir Grab Culik dan Peras Penumpang

Polisi Masih Dalami Motif Oknum Sopir Grab Culik dan Peras Penumpang

Megapolitan
Momen Peserta Sanlat Ekspresi Baznas Diminta “Push Up” Karena Ketiduran saat Ada Seminar

Momen Peserta Sanlat Ekspresi Baznas Diminta “Push Up” Karena Ketiduran saat Ada Seminar

Megapolitan
Polisi Amankan 1 Mobil sebagai Barang Bukti Kasus Pemerasan yang Dilakukan Sopir Grab

Polisi Amankan 1 Mobil sebagai Barang Bukti Kasus Pemerasan yang Dilakukan Sopir Grab

Megapolitan
Jadwal Buka Puasa di Tangerang Hari Ini, 29 Maret 2024

Jadwal Buka Puasa di Tangerang Hari Ini, 29 Maret 2024

Megapolitan
Jadwal Buka Puasa di Depok Hari Ini, Jumat 29 Maret 2024

Jadwal Buka Puasa di Depok Hari Ini, Jumat 29 Maret 2024

Megapolitan
Seorang Ibu Diduga Menipu, Jual Cerita Anak Sakit lalu Minta Uang Rp 300.000

Seorang Ibu Diduga Menipu, Jual Cerita Anak Sakit lalu Minta Uang Rp 300.000

Megapolitan
Polisi Tangkap Sopir Grab yang Culik dan Peras Penumpangnya Rp 100 Juta

Polisi Tangkap Sopir Grab yang Culik dan Peras Penumpangnya Rp 100 Juta

Megapolitan
Wanita Tewas Bersimbah Darah di Bogor, Korban Terkapar dan Ditutup Selimut

Wanita Tewas Bersimbah Darah di Bogor, Korban Terkapar dan Ditutup Selimut

Megapolitan
Ada Obeng di TKP, Diduga Jadi Alat Suami Bunuh Istri di Bogor

Ada Obeng di TKP, Diduga Jadi Alat Suami Bunuh Istri di Bogor

Megapolitan
Jadwal Buka Puasa di Kota Bekasi Hari Ini, Jumat, 29 Maret 2024

Jadwal Buka Puasa di Kota Bekasi Hari Ini, Jumat, 29 Maret 2024

Megapolitan
Diduga Korban Pelecehan Seksual oleh Eks Ketua DPD PSI Jakbar Mengaku Diintimidasi agar Tak Lapor Polisi

Diduga Korban Pelecehan Seksual oleh Eks Ketua DPD PSI Jakbar Mengaku Diintimidasi agar Tak Lapor Polisi

Megapolitan
Wanita Tewas Dibunuh Suaminya di Bogor, Pelaku Dilaporkan Ayah Kandung ke Polisi

Wanita Tewas Dibunuh Suaminya di Bogor, Pelaku Dilaporkan Ayah Kandung ke Polisi

Megapolitan
Latihan Selama 3 Bulan, OMK Katedral Jakarta Sukses Gelar Visualisasi Jalan Salib pada Perayaan Jumat Agung

Latihan Selama 3 Bulan, OMK Katedral Jakarta Sukses Gelar Visualisasi Jalan Salib pada Perayaan Jumat Agung

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com