JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Sekolah SDN 07 Pondok Kelapa Pagi Galih Sri Embun Handrayani mengatakan bahwa orangtua di sekolahnya kini diimbau untuk langsung menjemput anak-anaknya.
Imbauan muncul lantaran berita tentang upaya dan penculikan anak-anak sekolah tengah marak belakangan ini.
Bahkan, salah satu muridnya yang berinisial S (8) nyaris menjadi korban penculikan pada 26 Januari 2023 sekitar pukul 10.00 WIB.
Baca juga: Tangan Digenggam Paksa, Anak SD di Pondok Kelapa Hampir Jadi Korban Penculikan
"Kita punya WhatsApp komite. Di situ saya wanti-wanti agar orangtua harus menjemput langsung anak-anaknya," tutur dia di SDN 07 Pondok Kelapa, Kecamatan Duren Sawit, Jakarta Timur, Minggu (5/2/2023).
Khusus untuk anak-anak yang masih menduduki Kelas 1 hingga Kelas 3, Galih mengimbau agar mereka tidak diwakilkan oleh siapa pun.
Jika memungkinkan, mereka wajib dijemput langsung oleh orangtua, atau setidaknya berkabar ke pihak sekolah jika ada kendala.
Baca juga: Terjadi Dua Upaya Penculikan Siswa SD di Pondok Kelapa dalam Sehari
"(Penjemputan) sudah dilakukan orangtua karena mereka juga mendengar kabar maraknya penculikan dari pihak luar. Mereka sudah menyediakan waktu untuk mengantar dan menjemput," tutur Galih.
Diberitakan sebelumnya, S (8), seorang siswi SDN Pondok Kelapa 07 Pagi, Kecamatan Duren Sawit, Jakarta Timur, hampir menjadi korban penculikan pada 26 Januari 2023 sekitar pukul 10.00 WIB.
Luthfi (43), ayah S, mengatakan bahwa tangan anaknya sudah digenggam secara paksa oleh seorang wanita tidak dikenal pada waktu kejadian.
"Ada ibu-ibu megang tangannya. Pas dipegang langsung diajak ke rumahnya. Kalau mau, bakal dikasih sesuatu. Pas anaknya bilang enggak mau, genggaman tangannya langsung dikencengin," tutur dia.
Baca juga: Ayah Siswi Calon Korban Penculikan Sudah Wanti-wanti Anaknya untuk Gigit dan Teriak
Ketika genggaman tangan pada S dikencangkan, ia langsung menendang kaki perempuan tersebut.
Kebetulan, S sedang bersama teman sekolahnya, yakni A. Ia pun langsung berteriak pada A untuk melaporkan kejadian ke seorang guru.
"Di situ lah dia (S) langsung kabur. Tapi dia sempat ngeliat ada mobil yang nungguin. Warnanya merah," sambung Luthfi.
Berdasarkan keterangan S, mobil merah itu berisi enam orang yang terdiri dari tiga laki-laki dan tiga perempuan.
Adapun orang asing tersebut menggenggam tangan S ketika ia dan A hendak menuju sebuah lapangan saat jam olahraga.