Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Manuver Bripka Madih atas Kepemilikan Lahannya: Bolak-balik Datangi Perumahan hingga Patok Lahan di Jatiwarna

Kompas.com - 06/02/2023, 16:00 WIB
Larissa Huda

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Nama Brigadir Kepala (Bripka) Madih tengah menjadi sorotan publik usai pengakuannya soal adanya penyerobotan lahan hingga dugaan pemerasan oleh penyidik kepolisian yang menimpa dirinya.

Anggota provost dari Kepolisian Sektor Jatinegara ini diduga diperas oleh rekan seprofesinya. Dugaan ini bermula ketika Madih ingin membuat laporan di Polda Metro Jaya atas dugaan penyerobotan lahan.

Dugaan penyerobotan lahan ini terjadi di lahan milik orangtua Madih yang berada di Kelurahan Jatiwarna, Kecamatan Pondok Melati, Kota Bekasi.

Manuver Madih ternyata tak hanya berhenti pada laporan dugaan penyerobotan lahan seluas 3.600 meter persegi. Madih ternyata juga dilaporkan telah meneror hingga mematok lahan warga lainnya.

Baca juga: Melihat Lahan Bripka Madih yang Diklaim Diserobot Pengembang, Sudah Jadi Ruko Perumahan Elite

Melapor ke Polda Metro Jaya

Madih telah menyambangi Polda Metro Jaya pada Minggu (5/2/2023) untuk menyampaikan klarifikasi soal penyerobotan lahan yang menimpa dirinya. Madih tidak ingin terus dirugikan dan tanahnya tidak kembali.

"Kalau bisa, pembuktian ini berbuah hasil. Saya mohon hak orangtua saya dikembalikan. Bukan tanah yang sudah kami jual, ya, tapi tanah yang masih menjadi hak milik kami," ujar Madih, Minggu.

Madih sebelumnya mengaku dimintai sejumlah uang oleh oknum penyidik Polda Metro Jaya ketika melaporkan peristiwa penyerobotan tanah yang dilakukan pihak pengembang perumahan pada 2011.

Saat membuat laporan, Madih mengatakan sempat dimintai uang pelicin oleh penyidik agar kasus bisa berjalan. Madih juga mengaku lahan miliknya seluas 1.000 meter persegi "dipalak" sebagai bentuk "hadiah".

"Dia berucap Rp 100 juta dan hadiah tanah 1.000 meter persegi. Saya sakit dimintai seperti itu," ungkap Madih.

Baca juga: Serangan Balik terhadap Bripka Madih Usai Mengaku Diperas Penyidik Kepolisian

Meski telah bertahun-tahun kasus ini berjalan, hingga kini laporan Madih tak kunjung dilayani, sementara perumahan tersebut sudah dibangun.

Ia pun mengaku bahwa kini dirinya masih ingin memperjuangkan apa yang menjadi haknya. Terlebih, tanah milik orang tuanya memiliki luas hingga ribuan meter.

"Girik di nomor C 815 seluas 2.954 meter diserobot perusahaan pengembang perumahan. Sementara Girik C 191 seluas 3.600 meter diserobot oknum makelar tanah," tutur Madih.

Disebut kerap teror hingga patok lahan warga

Madih disebut kerap membuat teror ke warga sekitar di Jatiwarna, Jatiasih, Bekasi. Ketua RW 4 Kelurahan Jatiwarna Nur Asiah Syafris mengatakan kelakuan Madih itu membuat psikis warga terganggu.

"Kami kalau pasang lampu jalan di dekat rumah dia, langsung dicopot. Dia juga suka mengganggu guru TK yang letaknya di sebelah rumah dia," ujar Asiah saat menghadiri undangan Polda Metro Jaya, Minggu (5/2/2023).

Baca juga: Datangi Mapolda Metro Jaya, Warga Jatiwarna Bekasi Laporkan Bripka Madih Terkait Masuk Pekarangan Tanpa Izin

Tak hanya itu, Madih bersama sejumlah orang tak dikenal membawa peralatan seperti pacul dan kayu mematok tanah di depan rumah warga pada 31 Januari lalu.

Halaman:


Terkini Lainnya

Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Megapolitan
Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Megapolitan
Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Megapolitan
Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Megapolitan
PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

Megapolitan
PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

Megapolitan
Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan 'Pelanggannya' dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan "Pelanggannya" dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Megapolitan
KPU Jaktim Buka Pendaftaran PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

KPU Jaktim Buka Pendaftaran PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

Megapolitan
NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Megapolitan
Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Megapolitan
“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

Megapolitan
PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com