Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jumlah Pendatang di Jakarta Meningkat, 50 Persen di Antaranya Tak Punya Keterampilan

Kompas.com - 14/02/2023, 14:33 WIB
Abdul Haris Maulana

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) DKI Jakarta menyebut jumlah pendatang di Ibu Kota mengalami peningkatan signifikan dalam tiga tahun terakhir.

Namun, sekitar 50 persen pendatang yang merantau ke Ibu Kota dalam beberapa tahun terakhir tidak memiliki keterampilan.

“Kami berkoordinasi dengan beberapa Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) lainnya terkait penanganan bagi mereka yang tidak punya keterampilan,” kata Kepala Disdukcapil DKI Jakarta Budi Awaluddin di Pendopo Balai Kota Jakarta, Selasa (14/2/2023), dilansir dari Antara.

Terkait dengan pendatang di Jakarta, jumlahnya ada sebanyak 112.814 orang pada 2020.

Baca juga: Pedagang Kopi Starling Terjatuh di Jalan Sudirman Usai Diadang Satpol PP DKI

Kemudian pada 2021 jumlah pendatang di Jakarta naik 18,55 persen sehingga mencapai 139.740 orang.

Hingga semester pertama 2022, Pemprov DKI mencatat jumlah pendatang di Ibu Kota naik 7,92 persen sehingga mencapai 151.752 orang.

“Memang trennya dari beberapa tahun belakangan ini yang datang ke Jakarta itu hampir 75 persen mereka adalah tamatan SMA sederajat ke bawah,” jelas Awaluddin.

Karena banyak pendatang yang tidak memiliki keterampilan, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta memberikan pelatihan terkait tata boga, menjahit, otomotif hingga elektronik.

Baca juga: ODGJ di Depok Simpan Uang Rp 100 Juta Dalam Tas, Keluarga: Hasil Pemberian yang Dikumpulkan Selama 20 Tahun

Pemberian pelatihan itu diharapkan dapat mengurangi potensi jumlah kemiskinan semakin tinggi.

Di sisi lain, kata Awaluddin, pihaknya melakukan pembinaan kepada penduduk pendatang, yakni untuk tertib administrasi kependudukan.

“Kami ada program kampung sadar administrasi kependudukan yang kami lakukan ke Rukun Warga, memberikan sosialisasi dan layanan jemput bola kepada masyarakat agar mereka tertib administrasi kependudukan,” kata Awaluddin.

Saat ini, Disdukcapil DKI juga melakukan pemadanan data dengan Badan Pusat Statistik (BPS) DKI Jakarta terkait adanya 95.668 jiwa penduduk yang masih menyandang status kemiskinan ekstrem per Maret 2022.

Baca juga: Harga Beras Mahal, Pengusaha Warteg Pilih Kurangi Porsi Makanan untuk Pembeli daripada Naikkan Harga

Pemadanan itu dilakukan guna mencermati apakah mereka penduduk KTP DKI, penduduk yang masih di Jakarta, atau sudah meninggal dunia.

Tujuannya adalah agar mereka mudah melakukan intervensi terutama bantuan sosial.

“Kami semua sedang bekerja fokus ke dalam data penduduk ekstrem dan penanganannya. Kami sedang melakukan pemadanan data untuk penduduk miskin itu,” pungkas Awaluddin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Megapolitan
Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Megapolitan
Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Megapolitan
Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Megapolitan
Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Megapolitan
Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Megapolitan
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Botol dan Batu, Polisi: Tak Ada yang Terluka dan Ditangkap

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Botol dan Batu, Polisi: Tak Ada yang Terluka dan Ditangkap

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com