JAKARTA, KOMPAS.com - Seorang pemilik warung bernama Toko Makassar di Kebon Kacang, Jakarta Pusat, bernama Sul (25) mengatakan, kenaikan harga beras cukup memberatkan baginya.
Meski begitu, Sul terpaksa tetap membeli beras pulen yang harganya naik, untuk dijual kembali.
Sebab, apabila membeli beras dengan harga yang lebih murah, kualitasnya tidak bagus.
"Iya, memberatkan. Berasnya tergolong enggak bagus. Kalau (beli yang) lebih murah, berasnya lebih hancur," kata Sul saat ditemui Kompas.com, Selasa (14/2/2023).
Baca juga: Harga Beras Naik, Pengusaha Warteg di Kebon Kacang Pertahankan Seporsi Nasi Rp 5.000
Sul mengaku tidak memiliki jadwal khusus membeli beras ke distributor. Namun, saat terakhir kali dia membeli beras beberapa hari lalu, harganya sudah naik.
"Beli berasnya enggak tiap hari. Biasanya seminggu baru beli lagi, tunggu habis. Kemarin pertama beli Rp 560.000, sekarang Rp 580.000 untuk sekitar 58 kilogram," ungkap dia.
Di tokonya, Sul juga hanya menjual beras pulen.
"Ini beras pulen, kebanyakan ini yang dicari," pungkas dia.
Baca juga: Harga Beras Mahal, Pengusaha Warteg Pilih Kurangi Porsi Makanan untuk Pembeli daripada Naikkan Harga
Saat ini, harga beras medium di pasaran berada di harga Rp 10.000 per kilogram, melebihi harga eceran tertinggi (HET) yang seharusnya Rp 9.450 per kilogram.
Berdasarkan data dari Informasi Pangan Jakarta per Selasa, harga rata-rata beras medium sudah mencapai Rp 10.735 per kilogram.
Saat ini, Informasi Pangan Jakarta juga mencatat bahwa harga tertinggi beras medium dijual di Pasar Kalibaru, Jakarta Utara, dengan harga sebesar Rp 13.000 per kilogram.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.