JAKARTA, KOMPAS.com - Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (PRKP) DKI Jakarta turun tangan mengatasi keluhan penghuni Rumah Susun Sewa (Rusunawa) Marunda, Jakarta Utara soal air bersih.
Untuk diketahui, sejumlah penghuni Rusunawa Marunda, Jakarta Utara disebut sudah beberapa hari terakhir sulit mendapatkan air bersih.
"Permasalahan utamanya adalah debit air suplai dari PAM Jaya kurang maksimal," ujar Kepala Dinas PRKP, Sarjoko saat dikonfirmasi, Rabu (15/2/2023).
Baca juga: PAM Jaya Kirim Mobil Tangki untuk Atasi Terhambatnya Aliran Air Bersih di Kemayoran
Sarjoko mengemukakan, Dinas PRKP sendiri telah berkoordinasi dengan PAM Jaya terkait masalah air bersih yang dikeluhkan oleh para penghuni Rusun Marunda tersebut.
Salah satu yang dibahas dalam koordinasi itu yakni soal suplai air bersih sebagai penanganan sementara.
"Jika terjadi kondisi suplai air kurang, pihak Unit Pengelola Pengelola Rumah Sederhana (UPRS) akan berkoordinasi dengan PAM Jaya agar dapat back up suplainya dengan menggunakan mobil tanki," kata Sarjoko.
Sarjoko menambahkan, saat ini sudah ada mobil tanki air bersih yang dikerahkan ke Rusun Marunda di Jakarta Utara.
Namun ia tak menyebut jumlah mobil Tanki air bersih yang dikirimkan.
"Sudah, pak Dirut Pam Jaya sudah mengirimkan suplai tambahan melalui mobil tanki," ucap Sarjoko.
Baca juga: Balita Korban Dugaan Pencabulan di Rusun Marunda Dilanda Ketakutan
Setidaknya sudah lebih dari seminggu belakangan air bersih tidak mengalir di rumah susun tersebut sehingga menyulitkan warga untuk beraktivitas normal.
Salah seorang warga, Herymias (39) mengungkapkan, setidaknya sudah delapan hari dirinya tidak bisa mengakses air bersih di dalam unit rusunnya di Blok B11, RT 011 RW 011 Kelurahan Marunda.
"Iya, air bersih mati di rusun kami. Sudah ada delapan hari sampai sekarang," kata Herymias dikutip dari Tribun Jakarta, Senin (13/2/2023) malam.
Menurut Herymias, sejak sepekan lalu, ada beberapa blok di Tower B Rusun Marunda yang air bersihnya tidak mengalir.
Kekinian, hanya beberapa unit saja yang airnya sudah mengalir normal, sementara kebanyakan masih mati.
Jika dikira-kira, ada lebih dari 100 kepala keluarga yang harus merasakan sulitnya mengakses air bersih selama seminggu belakangan.
"Satu tower saja kan unitnya 100, pak. Itu yang kami sekarang lagi terdampaknya ada beberapa blok, blok 5, blok 7, blok 8, blok 10, dan lain-lain," ucap Herymias.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.