Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banyak Rumah Dibiarkan Kosong di Bantaran Kali Ciliwung di Cawang karena Selalu Kebanjiran

Kompas.com - 24/02/2023, 06:42 WIB
Nabilla Ramadhian,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Salah satu pengurus RT 015 RW 003 Taman Harapan, Kelurahan Cawang, bernama Aji mengungkapkan, banyak rumah di bantaran Kali Ciliwung dibiarkan kosong oleh para pemiliknya imbas banjir parah.

Rumah-rumah itu dibiarkan kosong karena terdampak lebih parah saat banjir tiba daripada deretan rumah yang letaknya berada di dataran yang lebih tinggi.

"Kalau banjir parah, atap lantai dua bisa kerendam itu," ungkap dia di Taman Harapan, Kelurahan Cawang, Kecamatan Kramat Jati, Jakarta Timur, Rabu (22/2/2023).

Lantai satu pada rumah-rumah itu pun kerap dipenuhi lumpur. Para pemilik akhirnya lelah karena harus selalu membersihkannya.

Baca juga: Warga Cawang yang Terdampak Normalisasi Ciliwung Ogah Direlokasi ke Rusun

Fondasi bangunan juga mulai kurang memadai karena terus terpapar air, sehingga ada bagian-bagian bangunan yang terbuat dari kayu sudah lapuk dan hancur.

Bahkan, ada pula beberapa bangunan yang roboh akibat banjir.

A adalah salah satu warga yang masih bertahan tinggal di dekat bantaran kali.

Menurut dia, sempat ada periode ketika rumah-rumah di sekitarnya dikontrakan oleh para pemiliknya sebelum dibiarkan kosong.

"Rumah kosong itu tadinya ada yang dikontrakkan, yang punya mungkin di RT sebelah atau gimana. Dulu ramai," kata A.

Baca juga: Warga Cawang: Walau Berat Hati, Kami Siap Digusur untuk Normalisasi Ciliwung, asal Ganti Ruginya Wajar...

Perumahan di RT 15 RW 03 Kelurahan Cawang, Kecamatan Kramat Jati, Jakarta Timur, yang terdampak pembebasan lahan terkait normalisasi Kali Ciliwung, Rabu (22/2/2023).kompas.com / Nabilla Ramadhian Perumahan di RT 15 RW 03 Kelurahan Cawang, Kecamatan Kramat Jati, Jakarta Timur, yang terdampak pembebasan lahan terkait normalisasi Kali Ciliwung, Rabu (22/2/2023).

Banjir membuat para penghuni rumah di dekat bibir kali sulit mencari akses keluar, terutama jika terjadi saat hari kerja.

Volume banjir yang lebih tinggi pun dapat menyulitkan mereka untuk mengungsi.

"Jadi udah ngontrak, mau berangkat kerja juga susah karena enggak ada akses, jadi mending pindah," jelas A.

"Yang punya, tadinya tinggal di situ. Rumahnya dikontrakkan (tapi kurang peminat). Makanya jadi kontrakan setan," imbuh dia.

Aji menambahkan, perumahan di belakang masih ramai hingga awal 2021. Pada saat itu, mulai terlihat orang-orang meninggalkan area.

Baca juga: Cerita Warga Bantaran Kali Ciliwung Pernah Alami Banjir Parah, Ketinggian Air Capai 8 Meter

Ia menegaskan, para penghuni membiarkan rumah mereka kosong dan terbengkalai karena sudah lelah akan banjir, bukan karena pembebasan lahan terkait normalisasi Kali Ciliwung.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

Megapolitan
Siswa SMP di Palmerah Sempat Cekcok dengan Kakak Sebelum Gantung Diri

Siswa SMP di Palmerah Sempat Cekcok dengan Kakak Sebelum Gantung Diri

Megapolitan
Salah Satu Korban Tewas Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' adalah ART Infal yang Bekerja hingga 20 April

Salah Satu Korban Tewas Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" adalah ART Infal yang Bekerja hingga 20 April

Megapolitan
Saat Toko 'Saudara Frame' Terbakar, Saksi Dengar Teriakan Minta Tolong dari Lantai Atas

Saat Toko "Saudara Frame" Terbakar, Saksi Dengar Teriakan Minta Tolong dari Lantai Atas

Megapolitan
9 Orang Ambil Formulir Pendaftaran Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

9 Orang Ambil Formulir Pendaftaran Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
Minta Polisi Periksa Riwayat Pelanggaran Hukum Sopir Fortuner Arogan Berpelat Dinas TNI, Pakar: Agar Jera

Minta Polisi Periksa Riwayat Pelanggaran Hukum Sopir Fortuner Arogan Berpelat Dinas TNI, Pakar: Agar Jera

Megapolitan
Diwarnai Aksi Lempar Botol dan Batu, Unjuk Rasa di Patung Kuda Dijaga Ketat Polisi

Diwarnai Aksi Lempar Botol dan Batu, Unjuk Rasa di Patung Kuda Dijaga Ketat Polisi

Megapolitan
Basarnas Resmikan Unit Siaga SAR di Kota Bogor

Basarnas Resmikan Unit Siaga SAR di Kota Bogor

Megapolitan
Ratusan Orang Tertipu Beasiswa S3 ke Filipina, Total Kerugian Hingga Rp 6 Miliar

Ratusan Orang Tertipu Beasiswa S3 ke Filipina, Total Kerugian Hingga Rp 6 Miliar

Megapolitan
Farhat Abbas Daftar Jadi Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Farhat Abbas Daftar Jadi Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
Siswa SMP di Palmerah Ditemukan Gantung Diri di Kamarnya

Siswa SMP di Palmerah Ditemukan Gantung Diri di Kamarnya

Megapolitan
Selain ke Gerindra, Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Juga Mendaftar Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Selain ke Gerindra, Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Juga Mendaftar Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
Keluarga Pemilik Toko Bingkai 'Saudara Frame' yang Kebakaran Dikenal Dermawan

Keluarga Pemilik Toko Bingkai "Saudara Frame" yang Kebakaran Dikenal Dermawan

Megapolitan
Ratusan Orang Tertipu Beasiswa S3 di Filipina, Percaya karena Pelaku Pernah Berangkatkan Mahasiswa

Ratusan Orang Tertipu Beasiswa S3 di Filipina, Percaya karena Pelaku Pernah Berangkatkan Mahasiswa

Megapolitan
 Aksi Lempar Botol Warnai Unjuk Rasa di Patung Kuda

Aksi Lempar Botol Warnai Unjuk Rasa di Patung Kuda

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com