TANGERANG, KOMPAS.com - Seorang pria warga negara Sri Lanka berinisial JP (29) diamankan pihak Imigrasi Bandara Soekarno-Hatta karena diduga memalsukan paspor.
Kepala Kantor Imigrasi Soekarno-Hatta Muhammad Tito Andrianto mengatakan, tersangka JP tertangkap di area Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta saat hendak terbang ke Thailand menggunakan maskapai Thai Airways (TG 436), pada 29 November 2022.
Tito menjelaskan, JP diketahui memperoleh paspor palsu dari seorang warga negara asing lainnya asal Italia berinisial GA (55).
Bahkan, GA juga yang membantu JP dalam proses check in saat pemeriksaan imigrasi di bandara.
JP diketahui masuk ke Indonesia menggunakan paspor dan dokumen asli lainnya.
Baca juga: Imigrasi Amankan Seorang Warga Sri Lanka, Diduga Terkait Sindikat Pemalsu Paspor
Akan tetapi, saat berencana terbang ke Thailand, JP menggunakan paspor palsu yang dimodifikasi dengan biodata GA dan sebuah boarding pass asli.
"Rekaman CCTV menunjukkan GA sempat datang ke bandara Soekarno-Hatta untuk check in dengan paspor aslinya, kemudian memberikan boarding pass atas namanya kepada JP di Area Vaksin East Lobby Terminal 3," jelas Tito.
Tersangka JP menggunakan paspor Sri Lanka asli dan boarding pass atas nama dirinya sendiri untuk mengelabuhi petugas imigrasi.
Tito menjelaskan, hal ini bertujuan agar tersangka seolah-olah akan terbang ke Singapura dengan maskapai Scoot (TR279).
Setelah berhasil melewati pemeriksaan imigrasi dan memasuki ruang tunggu area keberangkatan, JP mengganti identitasnya dengan menggunakan paspor palsu Italia atas nama GA yang dilengkapi dengan boarding pass maskapai Thai Airways (TG 436) dengan rute Indonesia-Thailand-Belanda.
Baca juga: Dirjen Imigrasi: Calon Jemaah Umrah Tak Harus Kantongi Rekomendasi Kemenag untuk Buat Paspor
GA sendiri diketahui membantu JP dalam proses check-in dengan paspor Italia asli miliknya.
"Tersangka GA melakukan hal tersebut agar data dirinya masuk ke dalam sistem manifes, sehingga boarding pass dapat diterbitkan," jelas Kabid Inteldakim, Andhika Pandu Kurniawan dalam kesempatan yang sama.
Modus yang mereka gunakan saat berusaha mengelabui petugas bukan hanya boarding pass asli saja, melainkan juga dengan saling bertukar pakaian untuk check in dan boarding.
Alhasil, petugas imigrasi pun merasa curiga dengan penampilan orang yang melakukan check in dan boarding itu terlihat berbeda meskipun menggunakan pakaian yang sama.
"Curiga dengan penampilan fisik penumpang yang berbeda saat check-in dan boarding, pihak maskapai dan aviation security kemudian melaporkanya kepada pihak imigrasi," kata dia.