JAKARTA, KOMPAS.com - Berita tentang percakapan antara Istri Dody, Rakhma Darma Putri, dengan Inspektur Jenderal Teddy Minahasa banyak dibaca pada Kamis (16/3/2023).
Rakhma membeberkan rencana jahat Teddy terhadap terdakwa lain yang terlibat dalam pusaran peredaran sabu, yakni Syamsul Ma'arif.
Kemudian, berita belum tertangkapnya eksekutor pembacokan siswa SMK di Bogor, ASR (17), masih menarik perhatian pembaca. Polisi menduga ASR disembunyikan oleh keluarganya sendiri.
Baca juga: Angkat Kuncoro Wibowo Jadi Dirut Transjakarta Januari Lalu, Heru Budi: Pengalamannya di Transportasi
Pelaku membacok siwa dari sekolah lain secara acak setelah merasa ditantang melalui media sosial. Berikut paparannya:
Istri Dody, Rakhma Darma Putri, membeberkan rencana jahat Irjen Teddy Minahasa terhadap terdakwa lain yang terlibat dalam pusaran peredaran sabu, yakni Syamsul Ma'arif.
Menurut Rakhma, mantan Kapolda Sumatera Barat itu menghubungi Rakhma usai sang suami ditangkap penyidik Polda Metro Jaya terkait penilapan dan peredaran sabu.
Percakapan dimulai dengan Teddy yang menanyakan apakah surat darinya sudah diterima oleh Dody. Baca isi percakapannya di sini.
Kepolisian masih belum menangkap pelaku utama berinisial ASR (17) pembacokan pelajar kelas X Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Bina Warga 1, Kota Bogor, Jawa Barat.
Pelaku berinisial MA (17) dan SA (18) ditangkap di dua lokasi berbeda setelah bersembunyi dari kejaran polisi. Sementara satu pelaku lainnya, yakni ASR (17) masih buron.
Hingga saat ini, Plh Kasat Reskrim Polresta Bogor Kota Komisaris Eka Chandra Mulyana mengatakan, polisi belum menemukan titik terang terkait keberadaan eksekutor pembacokan siswa SMK itu.
Sementara itu, kepolisian menaruh kecurigaan bahwa keluarga turut menyembunyikan ASR. Baca selengkapnya di sini.
Baca juga: Sosok Provokator Pembacokan Pelajar SMK di Bogor, Tantang Pelaku Lewat Komentar Live Instragram
Kasus pembacokan yang menewaskan AS disebut berkaitan dengan konflik antarsekolah. Permasalahan antara sekolah korban dengan sekolah pelaku sudah lama terjadi.
Para pelaku terprovokasi, kemudian mereka mendatangi sekolah korban untuk mencari orang yang mengirim pesan tersebut. Pelaku melampiaskan amarahnya pada korban secara acak. Baca selengkapnya di sini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.