Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Honor Marbut Rp 1,5 Juta, Eman: Sebenarnya Enggak Cukup

Kompas.com - 29/03/2023, 12:32 WIB
Zintan Prihatini,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Penghasilan sebagai marbut di Masid Al Istiqomah, Jalan Raya Daan Mogot, Jakarta Barat, tak cukup untuk menghidupi keluarga.

Demikian pengakuan Eman Sulaiman (47), pria yang telah mendedikasikan dirinya selama 15 tahun sebagai marbut.

Eman mengaku menerima honor Rp 1,5 juta setiap bulan atas jerih payahnya menjadi marbut masjid yang berlokasi di dalam kawasan Polres Metro Jakarta Barat.

"Sebenarnya dijalanin saja, tapi memang tidak cukup. Full-nya sih enggak cukup, tapi Alhamdulillah bisa untuk menghidupi keluarga di kampung," ungkap Eman saat ditemui di Masjid Al Istiqomah, Rabu (29/3/2023).

Baca juga: Jenuh Jadi Guru Honorer, Topik Banting Setir Jadi Marbut di Tangsel

Kata Eman, uang yang diterimanya dari dewan kemakmuran masjid (DKM), langsung ia kirim kepada keluarganya di Sukabumi, Jawa Barat.

Eman akhirnya harus memutar otak lantaran upahnya yang pas-pasan. Karena itu, Eman menyambi jualan pentol di pinggir rel kereta api di kawasan Kedoya, Jakarta Barat.

"Ditambah dengan penghasilan di luaran, suka ada dari luar rezeki misalnya undangan kegiatan minta dibacakan doa, atau acara selamatan," papar Eman.

"Di masjid itu tidak ditarget UMR, jadi saya boleh mencari tambahan biaya untuk keluarga," sambung dia.

Uang hasil dagangan jajanan tersebut Eman gunakannya untuk bertahan hidup di Ibu Kota. Tak jarang, dia juga mengirimkan uang lebih kepada istri dan dua anaknya di kampung dengan penghasilan tambahannya.

Baca juga: Cerita Eman, Pedagang Jajanan yang Jadi Marbut demi Mencari Berkah

"Anak saya ada dua, satu sudah lulus SMA dan di pesantren satu lagi sudah kerja. Jadi Alhamdulillah berjalan saja tapi memang kalau kondisi keuangan belum maksimal," ucap Eman.

Eman banting tulang dengan menjadi marbut saat pagi hingga siang hari. Dia bertugas membersihkan area masjid maupun mengumandangkan azan. Di siang harinya, pria asal Sukabumi itu membuka lapak dagangannya untuk mengais rezeki. Meski lelah, Eman berkata bahwa dirinya tetap menjalankan profesinya demi memenuhi kebutuhan keluarga.

"Capek tapi kita ke depannya mikirnya untuk dapat akhirat. Kalau semua pekerjaan itu kan risiko ya capek," imbuhnya.

Adapun sehari-hari Eman tinggal di sebuah kamar yang terletak di lantai tiga Masjid Al Istiqomah. Di kamar inilah, dia merebahkan tubuhnya untuk beristirahat selepas bekerja.

Baca juga: Marbut Masjid Istiqlal Capai Ratusan Orang, Ini Tugas Mereka

Bagi Eman, walaupun upah sebagai marbut tak seberapa, dia merasa spiritualnya lebih tenang dan jauh lebih dekat dengan Tuhan.

Sebelum menekuni pekerjaan tersebut, dirinya tak pernah merasa cukup.

"Kalau dulu sebelum di masjid itu rasanya hambar jadi dapat uang segini amblas langsung. Mungkin di situ Allah berikan keberkahan," ucap dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rute Mikrotrans JAK98 Kampung Rambutan-Munjul

Rute Mikrotrans JAK98 Kampung Rambutan-Munjul

Megapolitan
Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Megapolitan
Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Megapolitan
Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Megapolitan
Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Megapolitan
Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Megapolitan
Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Megapolitan
Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Megapolitan
“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

Megapolitan
Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Megapolitan
Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Megapolitan
Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Megapolitan
Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Megapolitan
Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Megapolitan
Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com