Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keluh Kesah Pedagang Telur di Pasar Rawamangun: Ini Masa Dagang Paling Berat

Kompas.com - 05/04/2023, 15:21 WIB
Nabilla Ramadhian,
Irfan Maullana

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Salah satu pedagang di Pasar Rawamangun, Jakarta Timur, Yudi (60), mengungkapkan bahwa saat ini adalah masa paling berat selama 30 tahun dirinya berdagang telur.

"Bisa bertahan aja sudah bagus. Kadang bisa tekor dagangan karena pengeluaran dan pemasukan udah enggak seimbang, lebih banyak pengeluaran," ungkap Yudi di Pasar Rawamangun, Rabu (5/4/2023).

Yudi menuturkan, masa sulit itu terjadi sejak pandemi Covid-19 melanda Indonesia pada Maret 2020.

Sejak saat itu, pendapatan Yudi menurun drastis, yakni sekitar 50 persen dan belum pulih hingga kini.

Yudi menyebut pandemi juga membuat daya beli pelanggannya lesu. Jumlah telur yang dibeli menurun, terutama sejak terjadinya lonjakan harga.

Baca juga: Didatangi Jokowi, Pedagang di Pasar Rawamangun: Presiden Langsung Tanya Harga Telur

Saat ini, harga telur di kios Yudi adalah Rp 28.000-Rp 29.000 per kilogram.

Sebelum puasa, harganya adalah Rp 26.000 per kilogram. Namun, harga menjadi fluktuatif.

"Awal puasa naik jadi Rp 28.000, terus ke Rp 30.000, terus sekarang turun lagi jadi Rp 28.000," ujar Yudi.

Terkait omzet yang mengalami penurunan, Yudi mengungkapkan bahwa ia tidak menghitung secara nominal.

Namun, Yudi menghitung pendapatannya per peti pengangkut telur.

"Sejak pandemi hanya sekitar 30 peti telur yang terjual seminggu. Per peti sekitar 15 kilogram telur. Sehari bisa terjual lima peti," ungkap Yudi.

"Sebelum pandemi lebih banyak. Dua kali lipatnya, sekitar 60 peti atau lebih lah terjual seminggu," sambung dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Basarnas Resmikan Unit Siaga SAR di Kota Bogor

Basarnas Resmikan Unit Siaga SAR di Kota Bogor

Megapolitan
Ratusan Orang Tertipu Beasiswa S3 ke Filipina, Total Kerugian Hingga Rp 6 Miliar

Ratusan Orang Tertipu Beasiswa S3 ke Filipina, Total Kerugian Hingga Rp 6 Miliar

Megapolitan
Farhat Abbas Daftar Jadi Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Farhat Abbas Daftar Jadi Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
Siswa SMP di Palmerah Ditemukan Gantung Diri di Kamarnya

Siswa SMP di Palmerah Ditemukan Gantung Diri di Kamarnya

Megapolitan
Selain ke Gerindra, Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Juga Mendaftar Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Selain ke Gerindra, Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Juga Mendaftar Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
Keluarga Pemilik Toko Bingkai 'Saudara Frame' yang Kebakaran Dikenal Dermawan

Keluarga Pemilik Toko Bingkai "Saudara Frame" yang Kebakaran Dikenal Dermawan

Megapolitan
Ratusan Orang Tertipu Beasiswa S3 di Filipina, Percaya karena Pelaku Pernah Berangkatkan Mahasiswa

Ratusan Orang Tertipu Beasiswa S3 di Filipina, Percaya karena Pelaku Pernah Berangkatkan Mahasiswa

Megapolitan
 Aksi Lempar Botol Warnai Unjuk Rasa di Patung Kuda

Aksi Lempar Botol Warnai Unjuk Rasa di Patung Kuda

Megapolitan
Polisi Belum Bisa Pastikan 7 Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Satu Keluarga atau Bukan

Polisi Belum Bisa Pastikan 7 Korban Kebakaran "Saudara Frame" Satu Keluarga atau Bukan

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi Bersama Kontras Tuntut Kemerdekaan Palestina

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi Bersama Kontras Tuntut Kemerdekaan Palestina

Megapolitan
Massa Gelar Demo di Patung Kuda, Tuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024

Massa Gelar Demo di Patung Kuda, Tuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024

Megapolitan
Ada Demo di Patung Kuda, Arus Lalin Menuju Harmoni via Jalan Medan Merdeka Barat Dialihkan

Ada Demo di Patung Kuda, Arus Lalin Menuju Harmoni via Jalan Medan Merdeka Barat Dialihkan

Megapolitan
Ini Daftar Identitas Korban Kebakaran 'Saudara Frame'

Ini Daftar Identitas Korban Kebakaran "Saudara Frame"

Megapolitan
Acungi Jempol Perekam Sopir Fortuner Arogan yang Mengaku TNI, Pakar: Penyintas yang Berani Melawan Inferioritas

Acungi Jempol Perekam Sopir Fortuner Arogan yang Mengaku TNI, Pakar: Penyintas yang Berani Melawan Inferioritas

Megapolitan
Fraksi PKS DKI Nilai Penonaktifan NIK Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Tak Adil

Fraksi PKS DKI Nilai Penonaktifan NIK Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Tak Adil

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com