Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pakai Tas Pendeteksi Dyson, YouTuber Bima Aryo Temukan Partikel Berbahaya di Jakarta

Kompas.com - 14/04/2023, 21:30 WIB
Muhammad Naufal,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - YouTuber konten travelling Bima Aryo mengungkapkan bahwa Ibu Kota saat siang dan malam hari dipenuhi dengan partikel berbahaya, yakni partikulat PM 2,5.

Ia mengetahui keberadaan partikulat itu saat bersepeda di Ibu Kota saat siang dan malam hari, sembari mengenakan tas yang bisa mendeteksi partikel di udara (air quality backpack) dari perusahaan teknoloti dan riset, Dyson.

Kata Bima, hasil deteksi tas tersebut, terdapat partikulat PM 2,5 saat siang dan malam hari di Ibu Kota.

Baca juga: Bicara Masalah Polusi, Komika Ryan Adriandhy Harap Kualitas Udara Jakarta Seperti Singapura

"Ada partikel PM 2,5 yang tinggi, mungkin dari kendaraan," ujar Bima, saat diskusi daring yang digelar perusahaan teknologi dan riset, Dyson, Kamis (13/4/2023).

Di satu sisi, ia menyebutkan bahwa partikel berbahaya dapat berubah, tergantung dari cuaca di Ibu Kota.

Menurut Bima, partikel berbahaya akan berkurang jika Ibu Kota sedang dilanda hujan berintensitas tinggi atau sedang dalam cuaca berangin.

Baca juga: Kualitas Udara Jakarta Utara Tak Sehat bagi Kelompok Sensitif

Sementara itu, jika sedang dalam cuaca normal, Ibu Kota akan dipenuhi dengan partikel berbahaya PM 2,5.

"Seperti yang Anda tahu, dengan adanya hujan dan angin, bisa mengurangi tingkat polutan. Tapi, kalau cuaca biasa, Anda sering mendapatkan tingkat tinggi dari polusi," urai Bima.

Ia mengakui, berdasarkan deteksi tas Dyson, partikel berbahaya tak hanya ditemukan di luar ruangan.

Namun, kata Bima, partikel berbahaya juga bisa ditemukan di dapur.

Baca juga: Gaya Hidup Minimalis Bisa Tingkatkan Kualitas Udara di Rumah, Kenapa?

Partikel ini muncul dari hasil pembakaran kompor di dapur Bima.

"Saya tidak tahu ternyata memasak bisa berbahaya untuk menghirup udara ketika berada di dapur," ungkapnya.

"Kalau Anda berada di samping jalan, polusi memang tinggi. Tapi yang tidak disadari orang adalah polusi di dalam rumah Anda sendiri," lanjut Bima.

Ia menyarankan warga agar menyalakan kipas atau air purifier saat sedang memasak di dapur.

Kipas serta air purifier diyakini dapat mengurangi partikel berbahaya di dapur.

"Kalau ada kipas itu, bagus jika dinyalakan saat Anda memasak. Alternatif lain itu air purifier," tutur Bima.

"Karena itu akan mengangkat parktikel dan compund organik, exhaust fan juga membantu," lanjutnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Megapolitan
Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Megapolitan
Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Megapolitan
Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Megapolitan
Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Megapolitan
Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com