Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Sopir Bus AKAP, Ada Penumpang Beli Tiket Bus untuk Ayamnya

Kompas.com - 19/04/2023, 18:26 WIB
Nabilla Ramadhian,
Nursita Sari

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sebagai sopir bus antarkota antarprovinsi (AKAP), Dadang Permana (44) seringkali berhadapan dengan penumpang yang memiliki aneka karakter unik.

Salah satu yang paling menggelitiknya, ada penumpang yang membeli dua tiket untuk mudik ke Subang, Jawa Barat.

Uniknya, satu tiket untuk si penumpang itu dan satu tiket lainnya untuk binatang kesayangannya, yakni ayam.

"Ada yang suka bawa ayam. Kalau ayamnya bagus, ada yang sampai rela bayar tiket untuk satu orang, jadi dia bayar dua tiket," tutur Dadang di Terminal Kampung Rambutan, Ciracas, Jakarta Timur, Selasa (18/4/2023).

Baca juga: Nasib Sopir Bus AKAP Baru Bisa Pulang pada Malam Takbiran, Sebelumnya Kejar Setoran Antar Pemudik

Meski begitu, bukan berarti penumpang tersebut membiarkan ayamnya berada di atas tempat duduk bus.

Ayam peliharaan tetap berada di dalam kandang dan ditaruh di bawah tempat duduk.

Dadang menjelaskan, para penumpang rela membeli tiket untuk ayam karena takut hewan peliharaannya mati jika dikirim lewat jasa pengiriman.

"Daripada ayamnya mati dikirim lewat paket (jasa pengiriman), menurut mereka mending dibawa naik bus," kata Dadang.

Baca juga: Cerita Sopir Bus AKAP, Pernah Dimaki Penumpang karena Tidak Tahu Harga Tiket Naik saat Lebaran

Cerita lucu lainnya adalah ketika penumpang membawa terlalu banyak barang bawaan. Ada kalanya, para pemudik membawa barang sebanyak dua hingga tiga kardus.

Hal itu menurut Dadang cukup menggelitik, sekaligus menguji kesabaran.

Bagi yang kurang mengerti, umumnya para penumpang akan komplain karena merasa harus membayar lebih untuk ekstra bagasi.

Bagi yang sudah mengerti, penumpang secara sukarela membayar Rp 10.000-Rp 20.000 agar bus bisa memuat lebih banyak barang bawaan mereka.

Baca juga: Menanti Lebaran dengan Harapan Banyak Penumpang, Sopir Bus AKAP: Kirain Ada Lonjakan, Ternyata Enggak

Namun, Dadang menegaskan, pihaknya tidak pernah meminta secara paksa kepada para penumpang untuk membayar ekstra bagasi.

"Satu hingga dua kardus masih oke, cuma kalau lebih dari itu, kami minta toleransinya (terhadap barang pemudik lain)," ucap Dadang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Megapolitan
Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Megapolitan
Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Megapolitan
Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Megapolitan
Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Megapolitan
Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Megapolitan
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Botol dan Batu, Polisi: Tak Ada yang Terluka dan Ditangkap

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Botol dan Batu, Polisi: Tak Ada yang Terluka dan Ditangkap

Megapolitan
Cerita Tukang Ojek Sampan Pelabuhan Sunda Kelapa, Setia Menanti Penumpang di Tengah Sepinya Wisatawan

Cerita Tukang Ojek Sampan Pelabuhan Sunda Kelapa, Setia Menanti Penumpang di Tengah Sepinya Wisatawan

Megapolitan
Pendatang Baru di Jakarta Harus Didata agar Bisa Didorong Urus Pindah Domisili

Pendatang Baru di Jakarta Harus Didata agar Bisa Didorong Urus Pindah Domisili

Megapolitan
Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Bekerja Sebagai Pengajar di Kampus Jakarta

Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Bekerja Sebagai Pengajar di Kampus Jakarta

Megapolitan
Bentuk Unit Siaga SAR di Kota Bogor, Basarnas: Untuk Meningkatkan Kecepatan Proses Penyelamatan

Bentuk Unit Siaga SAR di Kota Bogor, Basarnas: Untuk Meningkatkan Kecepatan Proses Penyelamatan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com