Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mereka Tak Tahu Halaman Museum Fatahilah Pernah Jadi Tempat Hukum Gantung Para Penjahat...

Kompas.com - 26/04/2023, 07:31 WIB
Joy Andre,
Fabian Januarius Kuwado

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Museum Fatahillah yang terletak di kawasan Kota Tua Jakarta menjadi salah satu destinasi wisata favorit bagi masyarakat untuk mengisi libur Lebaran 2023.

Beragam kegiatan dapat dilakukan di sana. Mulai dari sekadar duduk-duduk bercengkerama, berswafoto dengan latar belakang bangunan tua, menyewa sepeda, menikmati beragam atraksi, hingga menyantap kuliner kaki lima yang ada.

Namun siapa sangka, kawasan itu pernah dijadikan lokasi eksekusi hukuman mati dengan cara digantung oleh pemerintahan kolonial Belanda.

Lantas, tahukah para wisatawan mengenai sejarah itu?

Baca juga: Kisah Rifa-Kayla Berpacaran di Kota Tua: Main Sepeda Meski Diterpa Cuaca Panas

Munawil Abdullah (51), salah seorang wisatawan lokal, mengaku tidak tahu akan informasi itu. Ia hanya mengetahui bahwa bangunan yang kini bernama Museum Fatahillah itu adalah kantor pemerintahan Belanda.

"Kalau lokasi eksekusi, saya enggak tahu. Yang saya tahu ini tempat pemerintahan di zaman Belanda," ujar Munawil saat ditemui Kompas.com, Selasa (25/4/2023).

Ia lantas mencari informasi itu di internet. Setelah sempat membaca informasi yang tersedia, Munawil mengaku terkejut.

Ia tidak menyangka tempat yang dipijaknya saat ini pernah menjadi area eksekusi mati orang-orang yang dicap penjahat oleh pemerintahan Belanda.

Hal senada juga diungkapkan Wandi (31). Warga Jakarta Utara itu juga sebatas mengetahui bangunan Museum Fatahillah dahulu merupakan kantor pemerintahan kolonial.

"Kurang tahu (soal lokasi eksekusi mati), tahunya cuma tempat pemerintahan zaman Belanda," tutur Wandi.

Baca juga: Tak Hanya Jalan-jalan, Pengunjung Juga Bisa Belajar Sejarah saat Keliling Kota Tua Jakarta

Wandi tertarik dengan informasi baru itu. Ia mengaku, memiliki ketertarikan dengan sejarah, salah satunya sejarah di Jakarta.

Atas alasan itulah ia mengajak anak-anaknya untuk pergi berwisata ke Museum Fatahillah ini. Harapannya, anak-anaknya mampu mengenal sejarah kota tempat mereka tinggal.

"Biar pun enggak tahu (pernah jadi tempat eksekusi), enggak apa-apa deh pengin ke sini biar anak-anak tahu tempat-tempat sejarah. Bagaimana juga kondisi Kota Tua," ucap Wandi lagi.

 

Saksi bisu hukuman mati di zaman Belanda

Museum Sejarah Jakarta atau yang lebih dikenal dengan nama Museum Fatahillah adalah salah satu museum ikonik yang terkenal di wilayah Jakarta Barat, tepatnya di tengah-tengah kawasan Kota Tua.

Museum yang dulunya merupakan Gedung Balai Kota pada era pemerintahan VOC di Batavia itu sering kali menjadi latar bagi wisatawan untuk berswafoto saat berkunjung ke Kota Tua.

Baca juga: Arena Hukuman Gantung Itu Kini Jadi Tempat Wisata, Museum Sejarah Jakarta

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Megapolitan
Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Megapolitan
Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Megapolitan
Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Megapolitan
PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

Megapolitan
PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

Megapolitan
Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan 'Pelanggannya' dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan "Pelanggannya" dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Megapolitan
KPU Jaktim Buka Pendaftarab PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

KPU Jaktim Buka Pendaftarab PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

Megapolitan
NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Megapolitan
Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Megapolitan
“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

Megapolitan
PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com