Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Teddy Minahasa dan Kultur Senior-Junior di Polri yang Sulit Hilang...

Kompas.com - 11/05/2023, 13:18 WIB
Tria Sutrisna,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Indonesian Police Watch (IPW) menilai, budaya relasi antara senior-junior atau pimpinan-bawahan tidak dapat dihilangkan dari kultur institusi Polri. 

Padahal, profesionalisme dan independensi junior atau bawahan berperan penting dalam mencegah pelanggaran khususnya yang disebabkan oleh perintar senior atau atasan.

"Jadi memang kembali kepada sikap independensi maupun profesionalisme dari bawahan," ujar Ketua IPW Sugeng Teguh Santoso saat diwawancarai Kompas.com, Kamis (11/5/2023).

Dalam beberapa kasus, kata Sugeng, bawahan atau junior di institusi Polri masih segan menolak perintah atasan. Padahal, anggota mengetahui bahwa itu merupakan pelanggaran atau bahkan tindak pidana.

Baca juga: Kasus Narkoba Teddy Minahasa, Pengamat: Kontrol dan Pengawasan Polri Sangat Lemah

Kondisi seperti ini cukup terasa dalam kasus peredaran narkoba jenis sabu oleh Teddy Minahasa bersama sejumlah anak buahnya di kepolisian.

Sugeng menilai bahwa keberadaan unsur relasi kuasa tidak dapat sepenuhnya dikesampingkan dalam kasus narkoba tersebut.

"Nah (relasi kuasa) ini juga sudah terjadi di dalam kasus Ferdy sambo," kata Sugeng.

Khawatir disingkirkan senior

Menurut Sugeng relasi antara senior dan junior di tubuh Polri sudah terbentuk sejak para anggota mengenyam pendidikan di akademi. Hubungan ini terbentuk dengan maksud baik, yakni saling membantu antara senior dan junior.

"Kultur kepolisian tersebut sudah terbentuk sejak saat mereka mengikuti pendidikan di akademi. Mereka harus memiliki kakak asuh supaya mereka bisa mendapatkan kemudahan," ungkap Sugeng.

Baca juga: Berkaca pada Kasus Teddy Minahasa, Polri Harus Perketat Pengawasan Barang Bukti Narkoba

Namun, relasi tersebut acapkali berubah ketika para anggota berada dalam satuan kerja. Junior atau bawahan cenderung tak berani menolak perintah senior yang menyimpang, karena khawatir tersingkirkan.

"Kalau tidak mau mengikuti aturan main dari pimpinannya atau seniornya biasanya akan tersingkir. Tidak akan mendapatkan suatu penugasan, tidak akan mendapatkan promosi," tutur Sugeng.

Situasi ini bahkan membuat para junior atau bawahan, mengenyampingkan aturan internal Polri yang telah mewajibkan setiap anggota menolak perintah menyimpang dari atasan.

"Budaya relasi atasan bawahan atau senior junior itu sebetulnya dalam makna, apabila ada perintah yang melanggar hukum sudah cukup diatur dalam Kepala Kepolisian RI nomor 7 tahun 2022," ungkap Sugeng.

"Bahwa perintah dari atasan, yang dinilai melanggar hukum, wajib ditolak," pungkasnya.

Baca juga: Kompolnas: Teddy Minahasa Sangat Berbahaya, Rekayasa Pemusnahan lalu Edarkan Ulang Sabu

Kasus Teddy Minahasa

Untuk diketahui, Teddy Minahasa telah divonis bersalah karena mengedarkan narkoba jenis sabu oleh Majelis Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Barat.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Daftar Rute Transjakarta yang Terintegrasi dengan MRT

Daftar Rute Transjakarta yang Terintegrasi dengan MRT

Megapolitan
Seorang Pria Tanpa Identitas Tewas Tertabrak Mobil di Tengah Tol Dalam Kota

Seorang Pria Tanpa Identitas Tewas Tertabrak Mobil di Tengah Tol Dalam Kota

Megapolitan
Bakal Cagub Independen Mulai Konsultasi Pendaftaran ke KPU DKI, Salah Satunya Dharma Pongrekun

Bakal Cagub Independen Mulai Konsultasi Pendaftaran ke KPU DKI, Salah Satunya Dharma Pongrekun

Megapolitan
Kondisi Rumah Pemenangan Prabowo-Gibran Usai Disatroni Maling: Jendela dan Pintu Rusak serta Ada Jejak Kaki

Kondisi Rumah Pemenangan Prabowo-Gibran Usai Disatroni Maling: Jendela dan Pintu Rusak serta Ada Jejak Kaki

Megapolitan
Wanita di Jaksel Diduga Tenggak Cairan Pembersih Lantai Sebelum Gantung Diri Sambil Live Instagram

Wanita di Jaksel Diduga Tenggak Cairan Pembersih Lantai Sebelum Gantung Diri Sambil Live Instagram

Megapolitan
Diterpa Hujan, Atap Rumah Warga di Depok Ambruk

Diterpa Hujan, Atap Rumah Warga di Depok Ambruk

Megapolitan
Relawan: Dokumen yang Dibawa Maling di Rumah Pemenangan Prabowo-Gibran Bersifat Rahasia

Relawan: Dokumen yang Dibawa Maling di Rumah Pemenangan Prabowo-Gibran Bersifat Rahasia

Megapolitan
Rumah Pemenangan Prabowo-Gibran Kemalingan, TV, Alat Podcast dan Dokumen Penting Raib Dicuri

Rumah Pemenangan Prabowo-Gibran Kemalingan, TV, Alat Podcast dan Dokumen Penting Raib Dicuri

Megapolitan
KPU Gelar Sayembara Maskot dan 'Jingle' Pilkada DKI 2024 Khusus Warga Jakarta

KPU Gelar Sayembara Maskot dan "Jingle" Pilkada DKI 2024 Khusus Warga Jakarta

Megapolitan
Berdiri Hampir Satu Jam, Pemudik Minta Tempat Duduk di Stasiun Pasar Senen Ditambah

Berdiri Hampir Satu Jam, Pemudik Minta Tempat Duduk di Stasiun Pasar Senen Ditambah

Megapolitan
Korban Kecelakaan Mobil di Sawangan Depok Alami Memar hingga Patah Tulang

Korban Kecelakaan Mobil di Sawangan Depok Alami Memar hingga Patah Tulang

Megapolitan
Diduga Alami 'Microsleep', Pengemudi Jazz Hantam Mobil Innova di Sawangan Depok

Diduga Alami "Microsleep", Pengemudi Jazz Hantam Mobil Innova di Sawangan Depok

Megapolitan
Pekan Ini, Pemprov DKI Bakal Surati Kemendagri untuk Nonaktifkan NIK 92.432 Warga Jakarta

Pekan Ini, Pemprov DKI Bakal Surati Kemendagri untuk Nonaktifkan NIK 92.432 Warga Jakarta

Megapolitan
Lebaran 2024 Usai, Fahira Idris: Semoga Energi Kebaikan Bisa Kita Rawat dan Tingkatkan

Lebaran 2024 Usai, Fahira Idris: Semoga Energi Kebaikan Bisa Kita Rawat dan Tingkatkan

Megapolitan
H+6 Lebaran, Stasiun Pasar Senen Masih Dipadati Pemudik yang Baru Mau Pulang Kampung

H+6 Lebaran, Stasiun Pasar Senen Masih Dipadati Pemudik yang Baru Mau Pulang Kampung

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com