JAKARTA, KOMPAS.com - Dua penjambret di kawasan Kuningan, Setabudi, Jakarta Selatan, membuang ponsel korbannya diduga karena ketakutan tertangkap warga.
Peristiwa itu diceritakan korban sendiri bernama Tasha (30), usai peristiwa, Kamis (11/5/2023).
"Awalnya, saya lagi berjalan kaki di pinggir jalan (Jalan Mekar Saluyu) mau mengarah ke Epicentrum sekitar jam 12.00 WIB," ujar Tasha.
Tiba-tiba, ada dua orang pria menggunakan sepeda motor Yamaha Nmax mendekatinya dari arah belakang.
Baca juga: Ditabrak Anak Polisi di Cijantung Setahun Lalu, Korban Sebut Tak Pernah Dapat Ganti Rugi
Pria yang dibonceng lalu merampas ponsel berjenis Xiaomi Poco X3 GT yang sedang dimainkan Tasha. Kedua pelaku langsung tancap gas ke Jalan Rasuna Said.
"Saya kaget banget, lalu teriak jambret. Orang-orang di sekitar situ notice," ujar Tasha.
Tasha kurang memperhatikan ciri fisik kedua pelaku. Hal yang dia ingat hanyalah pelaku yang mengemudikan motor menggunakan helm, sementara pelaku yang dibonceng tidak.
Selain itu, pelaku yang dibonceng mengenakan baju putih. Sementara, pelaku yang mengemudikan motor tidak jelas mengenakan pakaian berwarna apa.
Atas teriakan itu, sejumlah orang mulai dari sekuriti hingga pengemudi ojek online mengejar pelaku hingga ke Jalan Rasuna Said ke arah Pasar Festival.
"Saya juga ikut mengejar pelaku. Karena setelah dijambret, ada ibu-ibu naik motor yang ajak saya untuk mengejar pelaku," ujar Tasha.
Baca juga: Anak Perwira Polri Tabrak Satu Keluarga di Cijantung, Pelaku Disebut Diam dan Tak Beri Pertolongan
Sesampainya di Jalan Rasuna Said, tepatnya depan Rumah Sakit MMC, Tasha berhenti mengejar karena melihat kerumunan pengemudi ojek online di trotoar.
Dari salah seorang di antara mereka, rupanya diketahui bahwa pelaku membuang ponsel milik Tasha ke trotoar demi menghindari kejaran.
"Abang ojol nanya, ponsel saya jenis apa. Ternyata pelaku buang ponsel saya. Kemungkinan supaya enggak dikejar lagi. Akhirnya ponsel saya selamat," ujar Tasha.
Tasha sedang mempertimbangkan apakah akan melaporkan peristiwa itu ke kepolisian atau tidak. Sebab, ia merasa tidak menderita kerugian material.
Namun, ia mengaku trauma berjalan kaki di tempat publik sembari bermain ponsel.
"Padahal posisinya di tengah kota. Orang ramai. Tapi penjambret berani banget beraksi. Saya jadi merasa enggak aman kalau jalan sendirian," ujar dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.