JAKARTA, KOMPAS.com - Pengoplos elpiji berbagai ukuran di bilangan Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, memanfaatkan kandang ayam untuk melakukan aksinya.
Pelaku berinisial RS (46) sengaja menggunakan kandang ayam supaya aparat kepolisian tak bisa mencium praktek ilegal tersebut.
"Dia mengoplos gas di kandang ayam yang berada tak jauh dari tempat usahanya. Ukurannya tidak besar, hanya satu petak mungkin," kata Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan, Kompol Irwandhy Idrus, saat jumpa pers pada Kamis (11/5/2025).
Baca juga: Polisi Ciduk Agen Penjual Gas yang Oplos Elpiji di Kebayoran Lama
Perbuatan RS sulit terendus lantaran pelaku memiliki usaha jual-beli tabung gas.
Alhasil aktivitas RS ketika menyuntikkan gas elpiji bersubsidi ke tabung gas non-subsidi menjadi samar.
"Dia pasang plang sebagai agen penjual gas 3 kilogram. Tapi kami masih periksa apakah usahanya itu legal atau ilegal," tutur Irwandhy.
Polisi menangkap RS usai melakukan penggerebekan di sekitar Jalan Buraq, Jakarta Selatan, Senin (8/5/2023) lalu.
Satreskrim Polres Metro Jakarta Selatan berhasil membekuk pelaku ketika RS tengah melakukan keculasan.
Baca juga: Pengoplos Elpiji di Kebayoran Lama Raup Untung hingga Rp 70.000 per Tabung
RS ditangkap ketika sedang menyuntikkan tabung gas elpiji bersubsidi tiga kilogram.
"Ada sejumlah barang bukti yang berhasil diamankan karena saat itu pelaku sedang melakukan aksinya. Jadi operasi tangkap tangan," beber Irwandhy.
Wakasat Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan, Kompol Henrikus Yossi mengungkap, pelaku mampu mengambil keuntungan hingga Rp 70.000 per tabung.
"Pelaku menyuntik isi gas 3 kilogram untuk dipindahkan ke tabung 5,5 kilogram dan 12 kilogram. Atas perbuatan itu pelaku bisa mendapatkan keuntungan antara Rp 60.000-70.000 per tabung," papar Yossi.
Yossi mengatakan, pelaku sudah melakukan aksinya selama lima tahun terakhir. RS menjual gas oplosan kepada pemilik toko kelontong dan secara perorangan.
Baca juga: Pengoplos Tabung Elpiji 3 Kg ke Ukuran 12 Kg di Cilincing Raup Untung hingga Rp 30 Juta Per Bulan
Adanya label dan segel gas yang terpasang rapi membuat para pelanggannya tak menaruh rasa curiga terhadap aksinya.
"Ada dua target yang menjadi sasaran pelaku. Pertama rumah tangga dan kedua adalah toko kelontong. Kedua sasaran itu dilabeli dengan harga yang berbeda oleh pelaku," tutur Yossi.
"Untuk toko, tabung gas 12 kilogram dijual dengan harga Rp 165.000. Sedangkan untuk rumah tangga dijual dengan harga Rp 220.000. Kemudian yang tabung 5,5 kilogram dijual dengan harga Rp 90.000 ke toko dan rumah tangga dijual dengan kisaran harga Rp 100.000," tutup dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.