Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Buntut Karyawati yang Diajak Bos "Staycation" Dihujat Warganet: Korban Bisa Depresi, Pelaku Cari Mangsa Lagi

Kompas.com - 16/05/2023, 16:26 WIB
Larissa Huda

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Berbagai cibiran dari warganet terhadap karyawati yang mengungkap adanya bos yang jadikan "staycation" sebagai syarat perpanjangan kontrak justru memberikan dampak buruk bagi korban.

Padahal, AD mengaku ajakan bosnya itu membuat batinnya tertekan. Atasannya selalu memaksa dan mengancam untuk memutus kontrak kerja AD di perusahaan.

Komisioner Komisi Nasional (Komnas) Perempuan Satyawanti Mashudi berpandangan, cibiran itu bisa memberikan dampak buruk bagi korban-korban lainnya.

Baca juga: Mirisnya Karyawati yang Diajak Bos Staycation Justru Dihujat Warganet, Bikin Korban Mengalami Kekerasan Berlapis

"Saat korban tahu bahwa akan banyak yang menyalahkannya maka dia juga bisa kehilangan kepercayaan diri dan takut untuk melapor," tutur ucap Satyawanti kepada Kompas.com, Selasa (16/5/2023).

Dampaknya, korban tidak memperoleh hak atas keadilan dan pemulihan yang seharusnya ia terima. Tak sampai di situ, pelaku akan cenderung mengulangi perbuatannya.

"Pelaku berpotensi mencari korban baru karena merasa bahwa korban-korbannya takut dan tidak akan melaporkan dirinya kepada pihak berwenang," tutur Satyawanti.

Menurut Satyawanti, hal ini terjadi lantaran budaya menyalahkan korban atau victim blaming masih terus terjadi di tengah-tengah masyarakat.

Baca juga: Bos Ajak Karyawati Staycation demi Perpanjangan Kontrak, Komnas Perempuan: Modus Eksploitasi Seksual

Dampak victim blaming ini dapat membuat korban merasa seolah-olah mereka diserang terus-terusan yang bisa berkembang menjadi gangguan mental, misalnya gangguan kecemasan dan depresi.

Sayangnya, victim blaming ini masih dianggap sebagai reaksi yang secara umum terjadi atas perilaku tidak pantas yang diterima oleh korban.

Dalam video yang diposting oleh salah satu akun TikTok @ik***ngestu***, beragam komentar negatif justru ditulis warganet terhadap AD, salah satunya soal penampilannya.

"Dari penampilan udah kelihatan sih," tulis akun @ju****eligu**ng.

"Dari raut mukanya pro player ya, gengs," tulis akun @raf***xy.

"Kelihatan sih pemainnya, dari segi casing yang paham juga paham," tulis akun @qi***16.

Baca juga: Aktivis Perempuan Apresiasi Karyawati yang Diajak Staycation Bos Mau Melapor ke Polisi

Adapun kondisi ini, kata Satyawanti, salah satunya dipengaruhi oleh adanya anggapan tentang dunia yang adil bahwa seseorang yang baik pasti akan menerima hal baik.

Sebaliknya, jika seseorang mendapatkan hal buruk pastilah itu buah dari perbuatannya atau dia yang menjadi penyebab kejahatan itu terjadi.

Padahal kondisi yang sebenarnya tidak demikian. Akhirnya, kondisi malah makin menyudutkan perempuan korban karena mendapatkan stigma dan mengalami kekerasan berlapis.

"Sedangkan orang yang menyalahkan korban pada akhirnya justru berkontribusi dalam mendukung kejahatan sebagai budaya yang dapat ditoleransi," tutur Satyawanti.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Apesnya Anggota Polres Jaktim: Ikut Ditangkap dalam Pesta Narkoba Oknum Polisi, padahal Tengah Antar Mobil Teman

Apesnya Anggota Polres Jaktim: Ikut Ditangkap dalam Pesta Narkoba Oknum Polisi, padahal Tengah Antar Mobil Teman

Megapolitan
Tak Kapok Pernah Dibui, Remaja Ini Rampas Ponsel di Jatiasih dan Begal Motor di Bantargebang

Tak Kapok Pernah Dibui, Remaja Ini Rampas Ponsel di Jatiasih dan Begal Motor di Bantargebang

Megapolitan
14 Pasien DBD Dirawat di RSUD Tamansari Per 24 April 2024

14 Pasien DBD Dirawat di RSUD Tamansari Per 24 April 2024

Megapolitan
BPBD DKI: Waspada Banjir Rob di Pesisir Jakarta pada 25-29 April 2024

BPBD DKI: Waspada Banjir Rob di Pesisir Jakarta pada 25-29 April 2024

Megapolitan
Bocah 7 Tahun di Tangerang Dibunuh Tante Sendiri, Dibekap Pakai Bantal

Bocah 7 Tahun di Tangerang Dibunuh Tante Sendiri, Dibekap Pakai Bantal

Megapolitan
Tiktoker Galihloss Terseret Kasus Penistaan Agama, Ketua RW: Orangtuanya Lapor Anaknya Ditangkap

Tiktoker Galihloss Terseret Kasus Penistaan Agama, Ketua RW: Orangtuanya Lapor Anaknya Ditangkap

Megapolitan
Warga Rusun Muara Baru Antusias Tunggu Kedatangan Gibran Usai Penetapan KPU

Warga Rusun Muara Baru Antusias Tunggu Kedatangan Gibran Usai Penetapan KPU

Megapolitan
Pembatasan Kendaraan Dianggap Bisa Kurangi Macet Jakarta, Asalkan Transportasi Publik Baik

Pembatasan Kendaraan Dianggap Bisa Kurangi Macet Jakarta, Asalkan Transportasi Publik Baik

Megapolitan
Buang Pepaya karena Sepi Pembeli, Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Rugi Besar

Buang Pepaya karena Sepi Pembeli, Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Rugi Besar

Megapolitan
Gara-gara Sakit Hati, Seorang Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

Gara-gara Sakit Hati, Seorang Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

Megapolitan
Harga Pepaya di Pasar Induk Kramatjati Anjlok, Pedagang: Tombok Terus

Harga Pepaya di Pasar Induk Kramatjati Anjlok, Pedagang: Tombok Terus

Megapolitan
Pilkada Kota Bogor 2024, Golkar Prioritaskan Koalisi dengan Partai Pengusung Prabowo-Gibran

Pilkada Kota Bogor 2024, Golkar Prioritaskan Koalisi dengan Partai Pengusung Prabowo-Gibran

Megapolitan
Amankan Penetapan Presiden-Wakil Presiden 2024, Polda Metro Kerahkan 4.051 Personel Gabungan

Amankan Penetapan Presiden-Wakil Presiden 2024, Polda Metro Kerahkan 4.051 Personel Gabungan

Megapolitan
Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya karena Pembeli Belum Balik ke Jakarta

Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya karena Pembeli Belum Balik ke Jakarta

Megapolitan
Komisi B DPRD DKI Minta Pemprov DKI Tak Asal Batasi Kendaraan, Transportasi Publik Harus Membaik

Komisi B DPRD DKI Minta Pemprov DKI Tak Asal Batasi Kendaraan, Transportasi Publik Harus Membaik

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com