Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Heri Hartanto Sempat Dilarang Ikut Demo Sebelum Tewas Tertembak di Kampus Trisakti

Kompas.com - 19/05/2023, 10:09 WIB
Rizky Syahrial,
Nursita Sari

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Lasmiati (64) sempat melarang anaknya, Heri Hartanto, untuk ikut demo pada 1998.

Larangan itu disampaikan Lasmiati beberapa hari sebelum tragedi penembakan di Kampus Trisakti.

Awalnya, Lasmiati beberapa kali menonton berita di TV saat itu banyak aksi demonstrasi.

"Waktu itu saya nonton berita di TV, ada demo di kampus ITB, lalu ada di mana-mana juga kan, pokoknya universitas negeri dan swasta seluruh Indonesia sering demo," ujar Lasmiati saat ditemui Kompas.com di kediamannya, kawasan Cempaka Putih, Jakarta Pusat, Rabu (17/5/2023).

Baca juga: Cerita Lasmiati Izinkan Militer Gali Kubur Heri Korban Tragedi Trisakti: Saya Pikir Mau Cari Keadilan...

Lasmiati kemudian melarang Heri untuk ikut-ikutan demo, karena saat itu banyak penculikan. Heri saat itu merespons dengan menganggukkan kepalanya.

"Saya ngomong ke dia, 'Kamu jangan ikut-ikutan'. Heri jawab, 'Iya'. Saya bilang lagi, 'Jangan ikut ya, nanti kamu bisa diculik'. Heri menganggukkan kepala," ujar Lasmiati.

"Zaman dulu kan kami ngumpul berempat atau lima kan hilang diculik. Nah saya pesan ke Heri," imbuh dia.

Lasmiati mengetahui bahwa sang anak tidak pernah ikut demo di luar kampus dari kawan Heri, yakni Aji.

Baca juga: Momen Orangtua Lihat Jasad Heri Hartanto Pertama Kali Usai Tertembak di Depan Trisakti

Berdasarkan cerita Aji, Heri hanya ikut berbaris ketika rektor Trisakti memberikan orasi soal penuntutan kepada Presiden Soeharto.

Ketika mendengar cerita Aji, Lasmiati menganggap hal itu masih dalam batas wajar.

"Menurut saya masih batas wajar gitu. Saya selalu pesan selesai ujian dan kuliah, langsung pulang saja," tutur Lasmiati.

Namun, hari itu, 12 Mei 1998, takdir berkata lain. Heri tewas usai timah panas bersarang di tubuhnya.

Heri meninggal di tempat saat "hujan" peluru menyerang kampus A Trisakti dari luar gerbang. Peluru tersebut diduga berasal dari aparat yang sengaja menembak ke arah dalam kampus Trisakti.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Diparkir di Depan Gang, Motor Milik Warga Pademangan Raib Digondol Maling

Diparkir di Depan Gang, Motor Milik Warga Pademangan Raib Digondol Maling

Megapolitan
Polisi Selidiki Kasus Kekerasan Seksual yang Diduga Dilakukan Eks Ketua DPD PSI Jakbar

Polisi Selidiki Kasus Kekerasan Seksual yang Diduga Dilakukan Eks Ketua DPD PSI Jakbar

Megapolitan
Ingar-bingar Tradisi Membangunkan Sahur yang Berujung Cekcok di Depok

Ingar-bingar Tradisi Membangunkan Sahur yang Berujung Cekcok di Depok

Megapolitan
KSAL: Setelah Jakarta, Program Pesantren Kilat di Kapal Perang Bakal Digelar di Surabaya dan Makasar

KSAL: Setelah Jakarta, Program Pesantren Kilat di Kapal Perang Bakal Digelar di Surabaya dan Makasar

Megapolitan
Masjid Agung Bogor, Simbol Peradaban yang Dinanti Warga Sejak 7 Tahun Lalu

Masjid Agung Bogor, Simbol Peradaban yang Dinanti Warga Sejak 7 Tahun Lalu

Megapolitan
Duduk Perkara Penganiayaan 4 Warga Sipil oleh Oknum TNI di Depan Polres Jakpus

Duduk Perkara Penganiayaan 4 Warga Sipil oleh Oknum TNI di Depan Polres Jakpus

Megapolitan
45 Orang Jadi Korban Penipuan Jual Beli Mobil Bekas Taksi di Bekasi, Kerugian Capai Rp 3 Miliar

45 Orang Jadi Korban Penipuan Jual Beli Mobil Bekas Taksi di Bekasi, Kerugian Capai Rp 3 Miliar

Megapolitan
Telan Anggaran Rp 113 Miliar, Bima Arya Harap Masjid Agung Bogor Jadi Pusat Perekonomian

Telan Anggaran Rp 113 Miliar, Bima Arya Harap Masjid Agung Bogor Jadi Pusat Perekonomian

Megapolitan
Driver Taksi Online Diduga Berniat Culik dan Rampok Barang Penumpangnya

Driver Taksi Online Diduga Berniat Culik dan Rampok Barang Penumpangnya

Megapolitan
TNI AD Usut Peran Oknum Personelnya yang Aniaya 4 Warga Sipil di Jakpus

TNI AD Usut Peran Oknum Personelnya yang Aniaya 4 Warga Sipil di Jakpus

Megapolitan
Polisi Temukan Dua Luka di Kepala Wanita yang Tewas Bersimbah Darah di Bogor

Polisi Temukan Dua Luka di Kepala Wanita yang Tewas Bersimbah Darah di Bogor

Megapolitan
Pembunuh Wanita di Bogor Ternyata Suaminya Sendiri

Pembunuh Wanita di Bogor Ternyata Suaminya Sendiri

Megapolitan
Diduga Korban Pembunuhan, Wanita di Bogor Ditemukan Tewas Bersimbah Darah

Diduga Korban Pembunuhan, Wanita di Bogor Ditemukan Tewas Bersimbah Darah

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Polisi Hentikan Kasus Aiman Witjaksono | Pengakuan Sopir Truk yang Tabrakan di GT Halim Utama

[POPULER JABODETABEK] Polisi Hentikan Kasus Aiman Witjaksono | Pengakuan Sopir Truk yang Tabrakan di GT Halim Utama

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 29 Maret 2024, dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 29 Maret 2024, dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com