Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

WFH Saat KTT ASEAN, Pakar: Harus Ada Kompensasi, jika Tidak, Pengusaha "Teriak"

Kompas.com - 26/05/2023, 11:53 WIB
Muhammad Isa Bustomi,
Nursita Sari

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono diminta mencari solusi lain untuk mengurai kemacetan di Ibu Kota saat penyelenggaraan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN, selain menerapkan work from home (WFH) bagi karyawan swasta.

Pengamat kebijakan publik dari Universitas Trisakti Trubus Rahadiansyah mengatakan, langkah tersebut diperlukan agar perusahaan swasta tidak mengalami kerugian karena karyawan bekerja dari rumah.

"Harus ada solusi lain, harus ada kompensasi untuk pelaku usahanya gitu. Kalau tidak, ya pelaku usaha pada teriak, walaupun sehari tetap rugi," kata Trubus saat dihubungi, Jumat (26/5/2023).

Baca juga: Heru Budi Berencana Berlakukan WFH buat Pekerja di Jakarta Saat KTT ASEAN

Untuk diketahui, ASEAN Foreign Ministers' Meeting (AMM)/Post Ministerial Meetings (PMC) berlangsung pada 8-14 Juli 2023, sedangkan KTT ASEAN Plus atau ASEAN+3 Summit dilaksanakan pada 5-7 September 2023.

Sebelum itu, pada 1-2 Juni 2023, ada libur nasional hari lahir Pancasila dan cuti bersama Waisak sehingga menyebabkan libur panjang atau long weekend

Meski tidak berkaitan langsung dengan KTT ASEAN, menurut Trubus, libur panjang itu akan memengaruhi kondisi perusahaan, sehingga perusahaan berpotensi memprotes kebijakan WFH saat penyelenggaraan KTT ASEAN bulan berikutnya.

"Kita nih banyak libur, kasihan (perusahaan) swastanya kan. Meski itu kaitannya tidak ada dengan KTT ASEAN," kata Trubus.

Baca juga: Heru Budi Sentil Dirut BUMD yang Absen Konpers Jakarta Half Marathon: Tidak Datang, Wajib Jadi Sponsor

Untuk mengatasi kemacetan, Trubus menilai, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta sebaiknya lebih memikirkan jarak tempat penginapan tamu negara ke lokasi KTT ASEAN.

"Misal kegiatan di Sekretaris ASEAN, ya berarti penginapan di sekitar itu, di sekitar Blok M, di Sudirman-Thamrin itu. Kalau dia nginap di Ancol ya kejauhan," kata Trubus.

"Kemudian sebenarnya tinggal kesiapan para patwal kepolisian," sambung dia.

Heru sebelumnya mengatakan, saat ini wacana penerapan WFH bagi pekerja tengah dikaji dengan melibatkan Polda Metro Jaya dan Kodam Jaya.

"Pemberlakuan bekerja dari rumah bagi masyarakat sebagai bagian dari menyukseskan penyelenggaraan rangkaian KTT ASEAN ini," ujar Heru.

Baca juga: Heru Budi Minta Perkantoran di Jakarta Pasang Umbul-umbul untuk Semarakkan KTT ASEAN

Heru mengatakan, berbagai persiapan lainnya untuk penyelenggaraan KTT ASEAN di Jakarta juga tengah dilakukan, di antaranya perbaikan jalan dan penerangan lampu jalan.

"Pengaturan lalu lintas juga dilakukan oleh Dinas Perhubungan. Dinas Kesehatan menyiapkan dokter yang diperlukan di lokasi penginapan dan Dinas Pendidikan menyiapkan anak-anak sekolah untuk menyambut para rombongan delegasi berbagai negara," ucap Heru.

"Setiap gedung perkantoran di Jakarta juga bisa menyemarakkan, memasang umbul-umbul atau spanduk, sehingga kemeriahan itu kita hadirkan bersama-sama,” sambung Heru.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pedagang Keluhkan Pembelinya Berkurang

Harga Bawang Merah Melonjak, Pedagang Keluhkan Pembelinya Berkurang

Megapolitan
NIK Ratusan Ribu Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Terancam Dinonaktifkan

NIK Ratusan Ribu Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Terancam Dinonaktifkan

Megapolitan
Wakil Ketua DPRD Niat Bertarung di Pilkada Kota Bogor: Syahwat Itu Memang Sudah Ada...

Wakil Ketua DPRD Niat Bertarung di Pilkada Kota Bogor: Syahwat Itu Memang Sudah Ada...

Megapolitan
Saksi Sebut Hujan Tak Begitu Deras Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Saksi Sebut Hujan Tak Begitu Deras Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Megapolitan
PAN Sebut Warga Depok Jenuh dengan PKS, Imam Budi: Bagaimana Landasan Ilmiahnya?

PAN Sebut Warga Depok Jenuh dengan PKS, Imam Budi: Bagaimana Landasan Ilmiahnya?

Megapolitan
Ketika Kajari Jaksel Lelang Rubicon Mario Dandy, Saksi Bisu Kasus Penganiayaan D di Jaksel

Ketika Kajari Jaksel Lelang Rubicon Mario Dandy, Saksi Bisu Kasus Penganiayaan D di Jaksel

Megapolitan
Warga Jakarta yang NIK-nya Dinonaktifkan Tak Bisa Pakai BPJS Kesehatan

Warga Jakarta yang NIK-nya Dinonaktifkan Tak Bisa Pakai BPJS Kesehatan

Megapolitan
Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibuang 'Pelanggannya' di Kali Bekasi

Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibuang "Pelanggannya" di Kali Bekasi

Megapolitan
Penemuan Mayat Perempuan di Cikarang, Saksi: Mau Ambil Sampah Ada Koper Mencurigakan

Penemuan Mayat Perempuan di Cikarang, Saksi: Mau Ambil Sampah Ada Koper Mencurigakan

Megapolitan
Pembunuh Wanita di Pulau Pari Sempat Minta Tolong untuk Gotong Kardus AC

Pembunuh Wanita di Pulau Pari Sempat Minta Tolong untuk Gotong Kardus AC

Megapolitan
Sedang Berpatroli, Polisi Gagalkan Aksi Pencurian Sepeda Motor di Tambora

Sedang Berpatroli, Polisi Gagalkan Aksi Pencurian Sepeda Motor di Tambora

Megapolitan
Terdengar Gemuruh Mirip Ledakan Bom Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Terdengar Gemuruh Mirip Ledakan Bom Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Megapolitan
Beredar Video Sopir Truk Dimintai Rp 200.000 Saat Lewat Jalan Kapuk Muara, Polisi Tindak Lanjuti

Beredar Video Sopir Truk Dimintai Rp 200.000 Saat Lewat Jalan Kapuk Muara, Polisi Tindak Lanjuti

Megapolitan
Maju Pilkada Bogor 2024, Jenal Mutaqin Ingin Tuntaskan Keluhan Masyarakat

Maju Pilkada Bogor 2024, Jenal Mutaqin Ingin Tuntaskan Keluhan Masyarakat

Megapolitan
Kemendagri Nonaktifkan 40.000 NIK Warga Jakarta yang Sudah Wafat

Kemendagri Nonaktifkan 40.000 NIK Warga Jakarta yang Sudah Wafat

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com