Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seenaknya Main Serobot Lahan di Jakarta

Kompas.com - 27/05/2023, 08:00 WIB
Larissa Huda

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Main serobot lahan fasilitas umum (fasum) ataupun fasilitas sosial (fasos) di Ibu Kota sudah bukan rahasia lagi. Celakanya, perangai buruk ini dilakukan secara masif dan berulang.

Penyerobotan bahu jalan dan penutupan saluran air yang dilakukan pemilik rumah toko (ruko) di RT 011/RW 03, Blok Z4 Utara dan Blok Z8 Selatan, Pluit, Jakarta Utara, hanyalah sepenggal kisah.

Secara kasat mata, siapa pun bisa tahu sudut-sudut mana saja yang sudah diakuisisi sepihak, baik itu trotoar, saluran air, ruang terbuka hijau, bantaran kali, bahkan jalur khusus sepeda ataupun transjakarta.

Baca juga: Para Biang Kerok Kekisruhan Ruko Pencaplok Bahu Jalan di Pluit, Siapa Paling Bertanggung Jawab?

Pakar tata kota dari Universitas Trisakti, Yayat Supriyatna, melihat situasi ini terjadi salah satunya didorong oleh kepentingan ekonomi. Segala cara akan direngkuh demi memenuhi kebutuhan hidup, termasuk mengambil jalan "damai".

"Kebanyakan mereka sadar telah melanggar aturan, tapi sisi ekonomi lebih mereka kedepankan. Mereka menyerobot karena pengawasan yang lemah," ucap Yayat kepada Kompas.com, Jumat (26/5/2023).

Pembiaran dari aparat setempat ini yang membuat tak sedikit orang seenaknya main serobot di Jakarta. Dengan demikian, bukan tidak mungkin pelanggaran terjadi sedikit-sedikit lalu jadi rumit.

Baca juga: Jalan Panjang Polemik Deretan Ruko di Pluit Caplok Bahu Jalan dan Saluran Air, Akhirnya Dibongkar Hari Ini...

Sepenggal kisah

Penampakan salah satu di antara bangunan ruko yang beridiri di atas saluran air di kawasan Kemang Utara, Bangka, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan. Sederet bangunan iti diduga menjadi penyebab banjir di lokasi tersebut. KOMPAS.com/Muhamad Isa Bustomi Penampakan salah satu di antara bangunan ruko yang beridiri di atas saluran air di kawasan Kemang Utara, Bangka, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan. Sederet bangunan iti diduga menjadi penyebab banjir di lokasi tersebut.

Penyerobotan lahan tak sesuai fungsinya kebanyakan memang baru diketahui setelah jadi pembicaraan publik, misalnya polemik yang terjadi di bekas kawasan prostitusi Kalijodo, Jakarta Utara.

Penyerobotan lahan tak sesuai fungsinya ini mencuat setelah ada kecelakaan maut pada 2016. Ternyata, sarang prostitusi itu telah mencaplok ruang terbuka hijau (RTH) selama bertahun-tahun.

Pemprov DKI juga pernah menggusur kawasan Kampung Akuarium, Jakarta Utara. Gubernur DKI Jakarta saat itu, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok berencana untuk menata kawasan di sana.

Baca juga: Heboh Bangunan di Atas Saluran Air di Kemang Utara, Bagaimana Aturannya?

Namun, penemuan cagar budaya di sana membuat eksekusi penataan kawasan menjadi lama. Sejumlah warga yang masih bertahan di atas puing-puing bangunan kembali membangun tenda-tenda di sana.

Pada 2021, sederet bangunan kafe yang berdiri di atas saluran air penghubung Kali Mampang, Jakarta Selatan, juga sempat jadi persoalan. Bangunan itu diduga telah berdiri selama belasan tahun.

Sedikitnya ada lima bangunan yang berdiri di atas saluran air selebar sekitar 3,5 meter ini. Keberadaan kafe tersebut diduga menjadi penyebab terjadinya banjir saat hujan deras di kawasan Kemang Utara.

Teranyar, pemilik deretan ruko di Pluit ramai-ramai melebarkan bangunannya hingga empat meter dengan melanggar garis sempadan bangunan (GSB) dan izin mendirikan bangunan (IMB) sejak 2019.

Baca juga: Kisah Pengemudi Mabuk yang Picu Kemarahan Ahok hingga Bongkar Kalijodo

Lemahnya pengaturan aset

Yayat menilai rumitnya persoalan penyerobotan lahan di Ibu Kota ini tak lepas dari lemahnya sistem pengaturan aset oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

Halaman:


Terkini Lainnya

Dukcapil DKI: Penonaktifan NIK Warga Jakarta Bisa Tekan Angka Golput di Pilkada

Dukcapil DKI: Penonaktifan NIK Warga Jakarta Bisa Tekan Angka Golput di Pilkada

Megapolitan
Polisi: Mayat dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Polisi: Mayat dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Megapolitan
Pembunuh Wanita di Pulau Pari Curi Ponsel Korban dan Langsung Kabur ke Sumbar

Pembunuh Wanita di Pulau Pari Curi Ponsel Korban dan Langsung Kabur ke Sumbar

Megapolitan
Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

Megapolitan
Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pedagang Keluhkan Pembelinya Berkurang

Harga Bawang Merah Melonjak, Pedagang Keluhkan Pembelinya Berkurang

Megapolitan
NIK Ratusan Ribu Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Terancam Dinonaktifkan

NIK Ratusan Ribu Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Terancam Dinonaktifkan

Megapolitan
Wakil Ketua DPRD Niat Bertarung di Pilkada Kota Bogor: Syahwat Itu Memang Sudah Ada...

Wakil Ketua DPRD Niat Bertarung di Pilkada Kota Bogor: Syahwat Itu Memang Sudah Ada...

Megapolitan
Saksi Sebut Hujan Tak Begitu Deras Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Saksi Sebut Hujan Tak Begitu Deras Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Megapolitan
PAN Sebut Warga Depok Jenuh dengan PKS, Imam Budi: Bagaimana Landasan Ilmiahnya?

PAN Sebut Warga Depok Jenuh dengan PKS, Imam Budi: Bagaimana Landasan Ilmiahnya?

Megapolitan
Ketika Kajari Jaksel Lelang Rubicon Mario Dandy, Saksi Bisu Kasus Penganiayaan D di Jaksel

Ketika Kajari Jaksel Lelang Rubicon Mario Dandy, Saksi Bisu Kasus Penganiayaan D di Jaksel

Megapolitan
Warga Jakarta yang NIK-nya Dinonaktifkan Tak Bisa Pakai BPJS Kesehatan

Warga Jakarta yang NIK-nya Dinonaktifkan Tak Bisa Pakai BPJS Kesehatan

Megapolitan
Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibuang 'Pelanggannya' di Kali Bekasi

Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibuang "Pelanggannya" di Kali Bekasi

Megapolitan
Penemuan Mayat Perempuan di Cikarang, Saksi: Mau Ambil Sampah Ada Koper Mencurigakan

Penemuan Mayat Perempuan di Cikarang, Saksi: Mau Ambil Sampah Ada Koper Mencurigakan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com