Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keluh Warga dengan Kemacetan Depan GIS Condet, Minta Sekolah Tambah Lahan Parkir dan Wajibkan Siswa Naik Bus Sekolah

Kompas.com - 06/06/2023, 22:29 WIB
Abdul Haris Maulana

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Kemacetan di area Sekolah Dasar (SD) Global Islamic School (GIS), Condet, Jakarta Timur, pada pagi dan sore hari menjadi hal yang dikeluhkan para pengendara dan warga sekitar.

Kemacetan yang terjadi disebabkan banyaknya siswa SD GIS yang diantar-jemput menggunakan kendaraan pribadi, khususnya mobil.

Kondisi kemacetan jadi semakin parah lantaran banyak orangtua siswa yang menurunkan anaknya dari mobil di pinggir jalan raya.

Minta pihak sekolah tambah lahan parkir

Baca juga: Macet Depan GIS, Ketua RT dan RW Tanyakan Kompensasi Bagi Warga

Ketua RW 03 Bale Kambang, Kecamatan Kramat Jati, Jakarta Timur, Aan Noermansyah mengatakan, kondisi lahan parkir di SD GIS tidak memungkinkan untuk menampung seluruh kendaraan yang mengantar para siswa.

Hal itu membuat mobil pengantar siswa tersendat di jalan raya dan mengakibatkan kemacetan lalu lintas.

"Saya kan suka makan soto dekat situ (GIS), kalau saya lihat parkirnya, buset deh," ucap Aan, Senin (5/6/2022).

Menurut Aan, jumlah siswa yang masuk SD GIS setiap tahun ajaran terus bertambah.

Karena itu, ia meminta pihak SD GIS untuk memperluas dan menambah lahan parkir agar bisa menampung masuk semua kendaraan yang mengantar siswanya.

Baca juga: Warga Sebut GIS Condet Sekolah Elite, Parkir Sulit, Macet Tiap Hari akibat Antar Jemput Siswa

"Kan sekolah elite, sekolah mahal. Memang sarana parkir pikirkan lah, kan sekarang banyak ya, sekolah elite yang posisinya di jalan utama, mereka juga pikirkan parkiran yang antar-jemput, jadi harus ada koordinasi antara para pihak yang berwenang di situ," ujar Aan.

Usulkan siswa GIS wajib naik bus sekolah

Selain minta lahan parkir sekolah ditambah, warga di lingkungan sekitar mengusulkan agar GIS mewajibkan siswanya naik bus atau mobil antar-jemput sekolah guna mengurangi kemacetan.

"Dari manajemen sekolahnya juga, diterangkan dari sekolah agar mewajibkan siswa naik bus sekolah," ucap Husin selaku Ketua RT 08/03 kepada Kompas.com, Senin.

Usulan serupa juga disampaikan oleh Zain, Ketua RT 01/03. Ia meminta agar pihak sekolah bisa memaksimalkan fasilitas antar-jemput yang dimiliki sekolah itu.

Baca juga: Warga Usul Sekolah GIS Condet Wajibkan Siswanya Naik Bus Sekolah

"Ya namanya sekolah mahal, satu orang satu mobil, sering lihat saya, padahal dia (GIS) kan punya mobil antar-jemput juga, kan aman kayak gitu (pake jemputan) kalau telat bukan tanggung jawab orang tua, tapi tanggung jawab yang jemput," ucap Zain.

Keduanya pun berharap, dengan dimaksimalkannya fasilitas antar-jemput ini bisa mengurangi kepadatan lalu lintas saat waktu rawan macet di area tersebut.

Rugikan orang yang sedang dalam keadaan darurat

Menurut Aan, kemacetan yang terjadi di area GIS karena aktivitas antar-jemput siswa bisa merugikan bagi orang baru yang kebetulan melintas di area tersebut.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

4 Anggota Polda Metro Jaya Terlibat Pesta Narkoba, Kompolnas: Atasan Para Pelaku Harus Diperiksa

4 Anggota Polda Metro Jaya Terlibat Pesta Narkoba, Kompolnas: Atasan Para Pelaku Harus Diperiksa

Megapolitan
Polisi Tangkap 3 Pelaku Sindikat Pencurian Motor di Tambora

Polisi Tangkap 3 Pelaku Sindikat Pencurian Motor di Tambora

Megapolitan
Dukcapil DKI Catat 1.038 Pendatang Baru ke Jakarta Usai Lebaran 2024

Dukcapil DKI Catat 1.038 Pendatang Baru ke Jakarta Usai Lebaran 2024

Megapolitan
Polisi Tangkap Pemuda yang Cabuli Anak 5 Tahun di Cengkareng

Polisi Tangkap Pemuda yang Cabuli Anak 5 Tahun di Cengkareng

Megapolitan
Usai Rampas Ponsel Pelanggan Warkop, Remaja di Bekasi Lanjut Begal Pengendara Motor

Usai Rampas Ponsel Pelanggan Warkop, Remaja di Bekasi Lanjut Begal Pengendara Motor

Megapolitan
Pemprov DKI Siapkan Mitigasi Cegah Risiko dan Dampak Perekonomian Setelah Jakarta Tak Lagi Ibu Kota

Pemprov DKI Siapkan Mitigasi Cegah Risiko dan Dampak Perekonomian Setelah Jakarta Tak Lagi Ibu Kota

Megapolitan
Polisi Tangkap TikTokers Galihloss Buntut Konten Diduga Nistakan Agama

Polisi Tangkap TikTokers Galihloss Buntut Konten Diduga Nistakan Agama

Megapolitan
Polisi Tangkap Begal Remaja yang Beraksi di Jatiasih dan Bantargebang Bekasi

Polisi Tangkap Begal Remaja yang Beraksi di Jatiasih dan Bantargebang Bekasi

Megapolitan
Jangan Khawatir Lagi, Taksi 'Online' Dipastikan Boleh Antar Jemput Penumpang di Terminal Kampung Rambutan

Jangan Khawatir Lagi, Taksi "Online" Dipastikan Boleh Antar Jemput Penumpang di Terminal Kampung Rambutan

Megapolitan
Polisi Periksa Kejiwaan Anak yang Aniaya Ibu Kandungnya di Cengkareng

Polisi Periksa Kejiwaan Anak yang Aniaya Ibu Kandungnya di Cengkareng

Megapolitan
Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Tak Ditolong Saat Pendarahan dan Dirampas Ponselnya oleh Kekasih

Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Tak Ditolong Saat Pendarahan dan Dirampas Ponselnya oleh Kekasih

Megapolitan
Polisi Tangkap Selebgram Terkait Kasus Narkoba di Jaksel

Polisi Tangkap Selebgram Terkait Kasus Narkoba di Jaksel

Megapolitan
Wanita Hamil yang Tewas di Kelapa Gading Ditinggal Kekasih Saat Pendarahan

Wanita Hamil yang Tewas di Kelapa Gading Ditinggal Kekasih Saat Pendarahan

Megapolitan
Ketua Fraksi PSI: Penonaktifan NIK Konsekuensi bagi Warga Jakarta yang Pindah ke Daerah Lain

Ketua Fraksi PSI: Penonaktifan NIK Konsekuensi bagi Warga Jakarta yang Pindah ke Daerah Lain

Megapolitan
Bukan Transaksi Narkoba, 2 Pria yang Dikepung Warga Pesanggrahan Ternyata Mau ke Rumah Saudara

Bukan Transaksi Narkoba, 2 Pria yang Dikepung Warga Pesanggrahan Ternyata Mau ke Rumah Saudara

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com