Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tepis Sindiran "Satu Anak, Satu Mobil", Manajemen GIS Condet: Banyak yang Diantar Pakai Motor Kok...

Kompas.com - 07/06/2023, 09:36 WIB
Wasti Samaria Simangunsong ,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pihak sekolah Global Islamic School (GIS) Jakarta Timur menepis kabar yang menyebut setiap satu siswanya diantar satu mobil sehingga menimbulkan macet di sepanjang Jalan Raya Condet.

Sebab, kata mereka, banyak juga siswanya yang diantar-jemput menggunakan motor dan transportasi online.

"Yang dianter Gojek juga banyak, yang diantar pakai motor juga banyak, kalau (pakai) mobil kan lebih keliatan ya," ujar Head of Public Relations GIS, Nurul Hudha (Nunung), saat ditemui Kompas.com di lokasi, Selasa (6/6/2023).

Baca juga: Manajemen GIS Sebut Jalan Condet Macet karena Traffic Tinggi, Bukan Semata-mata Salah Sekolah

Untuk itu, ia berharap masyarakat lebih proporsional lagi melihat kondisi di lapangan.

Sebab, Nunung menilai ada banyak faktor penyebab yang membuat arus lalu lintas di Jalan Raya Condet padat setiap pagi. Salah satunya yakni, soal demografi jalan yang tidak mendukung tingginya load kendaraan dari segala penjuru.

"Condet ini kan tidak besar jalannya tapi traffiknya tinggi. Jadi load kendaraannya juga banyak," ucap dia.

Misalnya, kata Nunung, orang yang datang dari Cililitan, Sutoyo, Kramat Jati, dan Halim akan melewati Jalan Raya Condet saat ingin ke arah Jalan TB Simatupang.

"Sebaliknya, dari arah Simatupang mau ke Dewi Sartika, Halim, Kebon Nanas biasanya memilih jalan ini," terang dia.

Baca juga: Dituding Biang Macet, Manajemen GIS: Sekolah Lain di Condet Juga Jadi Titik Kemacetan

Jadi, kata Nunung, Jalan Raya Condet bisa disebut sebagai jalan arteri.

"Ini arteri jalannya, tapi kecil. Beda halnya dengan Pondok Indah, jalannya besar. Kita jalan utama tapi jalannya nggak terlalu besar," tutur Nunung.

Kendati begitu, Nunung memastikan, pihaknya terbuka untuk segala masukan dan kritik dari masyarakat soal kemacetan ini.

"Dan kami nggak ingin defensif, kalau misal ada masukan atau komplain dari masyarakat (soal kemacetan) itu tetap kita jadikan evaluasi," tutup dia.

Satu anak, satu mobil

Kemacetan di Jalan Raya Condet, tepatnya di depan Global Islamic School (GIS), Jakarta Timur, yang terjadi setiap pagi, dikeluhkan banyak pengendara.

Baca juga: Ketua RW di Condet: GIS Kan Sekolah Elite, Bikin Parkiran Dong!

 

Salah satunya pengemudi ojek daring bernama Topik (40). Ia sering kali memilih jalur alternatif apabila melintasi area itu, terutama pada periode waktu pukul 07.00 WIB hingga 08.00 WIB.

Selain itu, sebisa mungkin Topik melintasi jalan itu sebelum pukul 07.00 WIB.

"Kalau jam 06.00 WIB-an, belum macet. Kalau jam 07.00 WIB ke atas, baru tuh ramai anak-anak sekolah diantar pakai mobil," ujar Topik kepada Kompas.com, Senin (5/6/2023).

Pernah saat mengantar pelanggan melewati jalur ini, Topik melihat seorang anak diantar menggunakan satu mobil.

Ia pun berpikir, bila sebagian besar anak di sekolah tersebut diantar menggunakan kendaraan pribadi masing-masing, kemacetan tentunya tak terhindarkan.

"Satu anak, satu mobil, yang sekolah ada berapa? Pasti banyak. Ya pasti macet," ujar Topik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Megapolitan
Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Megapolitan
Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Megapolitan
Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Megapolitan
Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Megapolitan
Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Megapolitan
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Botol dan Batu, Polisi: Tak Ada yang Terluka dan Ditangkap

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Botol dan Batu, Polisi: Tak Ada yang Terluka dan Ditangkap

Megapolitan
Cerita Tukang Ojek Sampan Pelabuhan Sunda Kelapa, Setia Menanti Penumpang di Tengah Sepinya Wisatawan

Cerita Tukang Ojek Sampan Pelabuhan Sunda Kelapa, Setia Menanti Penumpang di Tengah Sepinya Wisatawan

Megapolitan
Pendatang Baru di Jakarta Harus Didata agar Bisa Didorong Urus Pindah Domisili

Pendatang Baru di Jakarta Harus Didata agar Bisa Didorong Urus Pindah Domisili

Megapolitan
Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Bekerja Sebagai Pengajar di Kampus Jakarta

Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Bekerja Sebagai Pengajar di Kampus Jakarta

Megapolitan
Bentuk Unit Siaga SAR di Kota Bogor, Basarnas: Untuk Meningkatkan Kecepatan Proses Penyelamatan

Bentuk Unit Siaga SAR di Kota Bogor, Basarnas: Untuk Meningkatkan Kecepatan Proses Penyelamatan

Megapolitan
Aksi Pencurian Kotak Amal di Mushala Sunter Terekam CCTV

Aksi Pencurian Kotak Amal di Mushala Sunter Terekam CCTV

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com