Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Kompas.com - 06/05/2024, 21:18 WIB
Shinta Dwi Ayu,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sekitar 12 hingga 13 taruna dihadirkan sebagai saksi dalam prarekonstruksi kasus tewasnya mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP), Putu Satria Ananta Rustika (19), Senin (6/5/2024).

Kehadiran belasan saksi itu sebagai upaya polisi terus mendalami penyebab meninggalnya Putu.

Polisi juga masih mendalami apakah penganiayaan itu hanya dilakukan oleh pelaku utama, Tegar Rafi Sanjaya (21), atau ada pelaku lain.

Baca juga: Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

"Para saksi ini perannya apa, kita masih mendalami, supaya kita lebih tahu lagi siapa saja yang ada di kamar mandi," kata Kasatreskrim Polres Metro Jakarta Utara AKBP Hady Siagiaan kepada awak media di STIP Senin (6/5/2024).

Hady berjanji akan menyampaikan hasil penyelidikannya secara detail kepada awak media di lain waktu.

"Kita masih belum bisa menyampaikan apa-apa, kita di sini hanya prarekontruksi," sambung dia.

Berdasarkan pantauan Kompas.com di lokasi, pihak kepolisian datang ke STIP sekitar pukul 11.55 WIB dengan membawa pelaku utama.

Mereka datang melalui gedung utama atau lobi STIP.

Prarekontruksi berlangsung hampir empat jam. Polisi, Tegar, dan belasan saksi mulai keluar gedung utama STIP sekitar pukul 15.33 WIB.

Baca juga: Taruna STIP Dianiaya Senior hingga Tewas, Pengamat: Mungkin yang Dipukulin tapi Enggak Meninggal Sudah Banyak

Tegar keluar lebih dulu dengan pengamanan yang ketat dari pihak kepolisian dan langsung masuk ke dalam mobil.

Sementara belasan saksi lainnya berlari satu persatu dari gedung utama menuju mobil dengan menutupi wajah.

Para saksi seolah tak ingin wajahnya tersorot kamera awak media yang sudah lama menunggu.

Hady menegaskan, status belasan para taruna ini masih saksi dan akan terus dimintai keterangan lebih lanjut.

Mereka juga dibawa ke Polres Jakarta Utara usai melakukan prarekonstruksi di STIP.

Diberitakan sebelumnya, taruna tingkat satu bernama Putu tewas di tangan seniornya, Tegar, Jumat (3/5/2024).

Baca juga: Kasus Kekerasan di STIP Terulang, Pengamat: Ada Sistem Pengawasan yang Lemah

Tegar memukul ulu hati Putu sebanyak lima kali hingga akhirnya terkapar.

Selain itu, Tegar juga menarik lidah Putu berniat untuk memberikan pertolongan. Namun, kondisi Putu justru semakin parah dan tertutup jalur pernapasannya hingga tewas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

NIK KTP Bakal Dijadikan Nomor SIM Mulai 2025, Korlantas Polri: Agar Jadi Satu Data dan Memudahkan

NIK KTP Bakal Dijadikan Nomor SIM Mulai 2025, Korlantas Polri: Agar Jadi Satu Data dan Memudahkan

Megapolitan
8 Tempat Makan dengan Playground di Jakarta

8 Tempat Makan dengan Playground di Jakarta

Megapolitan
Pegi Bantah Jadi Otak Pembunuhan, Kuasa Hukum Keluarga Vina: Itu Hak Dia untuk Berbicara

Pegi Bantah Jadi Otak Pembunuhan, Kuasa Hukum Keluarga Vina: Itu Hak Dia untuk Berbicara

Megapolitan
Polisi Tangkap Pria Paruh Baya Pemerkosa Anak Disabilitas di Kemayoran

Polisi Tangkap Pria Paruh Baya Pemerkosa Anak Disabilitas di Kemayoran

Megapolitan
Pengamat: Jika Ahok Diperintahkan PDI-P Maju Pilkada Sumut, Suka Tak Suka Harus Nurut

Pengamat: Jika Ahok Diperintahkan PDI-P Maju Pilkada Sumut, Suka Tak Suka Harus Nurut

Megapolitan
Pria Tanpa Identitas Ditemukan Tewas Dalam Toren Air di Pondok Aren

Pria Tanpa Identitas Ditemukan Tewas Dalam Toren Air di Pondok Aren

Megapolitan
Polisi Dalami Keterlibatan Caleg PKS yang Bisnis Sabu di Aceh dengan Fredy Pratama

Polisi Dalami Keterlibatan Caleg PKS yang Bisnis Sabu di Aceh dengan Fredy Pratama

Megapolitan
Temui Komnas HAM, Kuasa Hukum Sebut Keluarga Vina Trauma Berat

Temui Komnas HAM, Kuasa Hukum Sebut Keluarga Vina Trauma Berat

Megapolitan
NIK KTP Bakal Jadi Nomor SIM Mulai 2025

NIK KTP Bakal Jadi Nomor SIM Mulai 2025

Megapolitan
Polisi Buru Penyuplai Sabu untuk Caleg PKS di Aceh

Polisi Buru Penyuplai Sabu untuk Caleg PKS di Aceh

Megapolitan
Tiang Keropos di Cilodong Depok Sudah Bertahun-tahun, Warga Belum Melapor

Tiang Keropos di Cilodong Depok Sudah Bertahun-tahun, Warga Belum Melapor

Megapolitan
Polri Berencana Luncurkan SIM C2 Tahun Depan

Polri Berencana Luncurkan SIM C2 Tahun Depan

Megapolitan
Caleg PKS Terjerat Kasus Narkoba di Aceh, Kabur dan Tinggalkan Istri yang Hamil

Caleg PKS Terjerat Kasus Narkoba di Aceh, Kabur dan Tinggalkan Istri yang Hamil

Megapolitan
'Call Center' Posko PPDB Tak Bisa Dihubungi, Disdik DKI: Mohon Maaf, Jelek Menurut Saya

"Call Center" Posko PPDB Tak Bisa Dihubungi, Disdik DKI: Mohon Maaf, Jelek Menurut Saya

Megapolitan
Polisi: Ada Oknum Pengacara yang Pakai Pelat Palsu DPR

Polisi: Ada Oknum Pengacara yang Pakai Pelat Palsu DPR

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com