Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Kuasa Hukum Berharap Ada Tersangka Baru Usai Pra-rekonstruksi

Kompas.com - 07/05/2024, 07:25 WIB
Shinta Dwi Ayu,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Tumbur Aritonang, kuasa hukum Putu Satria Ananta Rustika (19), taruna Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) yang tewas dianiaya seniornya, berharap pra-rekonstruksi jadi petunjuk polisi menetapkan tersangka lainnya.

"Kami menyambut baik apabila tujuannya adalah pengembangan perkara, adanya potensi tersangka baru kami menyambut baik hal itu," ucap Tumbur Aritonang saat diwawancarai di STIP oleh awak media, Senin (6/5/2024).

Sejauh ini, baru satu taruna bernama Tegar Rafi Sanjaya (21) yang ditetapkan menjadi tersangka meninggalnya Putu.

Pra rekonstruksi digelar jajaran Satreskrim Polres Metro Jakarta Utara dengan membawa belasan saksi taruna STIP.

Baca juga: Taruna STIP Dianiaya Senior hingga Tewas, Pengamat: Mungkin yang Dipukulin tapi Enggak Meninggal Sudah Banyak

Saksi yang diikutsertakan dalam pra-rekonstruksi adalah yang orang bersentuhan langsung dengan Putu saat kejadian pada Jumat (3/5/2024).

"Saksi yang dibawa yang bersentuhan langsung saat kejadian," ucap Tumbur.

Kuasa hukum Putu menyerahkan sepenuhnya penyelidikan kasus ini kepada pihak kepolisian.

Rekaman CCTV dinilai sebagai kunci yang dapat menjelaskan secara gamblang bagaimana peristiwa nahas yang menimpa Putu terjadi.

Termasuk siapa saja orang-orang yang terlibat atas kematian Putu.

Baca juga: Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

"Jadi, kami serahkan semua kepada penyidik siapa-siapa saja (pelaku), lagian itu kan jelas jelas banget dari CCTV tinggal dirangkai oleh pihak kepolisian," ujar Tumbur.

Tumbur dan keluarga Putu berharap kasus ini bisa diungkap secara terang benderang.

Diberitakan sebelumnya, Putu meninggal usai dipukul pada bagian ulu hati sebanyak lima kali oleh Tegar.

Sejauh ini, polisi sudah memeriksa kurang lebih 12 hingga 13 saksi yang merupakan taruna STIP untuk pengembangan penyelidikan kasus ini.

Polisi juga belum bisa memastikan apakah ada pelaku lain selain Tegar yang ikut menyebabkan Putu meninggal dunia.

Usai melakukan pra rekonstruksi hampir empat jam di STIP, Tegar dan belasan saksi lainnya dibawa ke Polres Jakarta Utara untuk dimintai keterangan lebih lanjut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Tangkap 3 Anggota Sindikat Pencurian Motor di Palmerah

Polisi Tangkap 3 Anggota Sindikat Pencurian Motor di Palmerah

Megapolitan
LBH Jakarta Sebut Pemberian Bintang Empat Prabowo Abaikan UU TNI

LBH Jakarta Sebut Pemberian Bintang Empat Prabowo Abaikan UU TNI

Megapolitan
Polisi Imbau Warga Bikin SIM Langsung di Satpas, Jangan Termakan Iming-iming Medsos

Polisi Imbau Warga Bikin SIM Langsung di Satpas, Jangan Termakan Iming-iming Medsos

Megapolitan
NIK 213.831 Warga Sudah Dipindahkan ke Luar Jakarta, Dukcapil: Akan Terus Bertambah

NIK 213.831 Warga Sudah Dipindahkan ke Luar Jakarta, Dukcapil: Akan Terus Bertambah

Megapolitan
Polisi Musnahkan 300 Knalpot Brong di Koja dengan Gergaji Mesin

Polisi Musnahkan 300 Knalpot Brong di Koja dengan Gergaji Mesin

Megapolitan
Polresta Bogor Luncurkan Aplikasi SiKasep, Lapor Kehilangan Tak Perlu Datang ke Kantor Polisi

Polresta Bogor Luncurkan Aplikasi SiKasep, Lapor Kehilangan Tak Perlu Datang ke Kantor Polisi

Megapolitan
Janggal dengan Kematian Anaknya di Dalam Toren, Ibu Korban: Ada Bekas Cekikan

Janggal dengan Kematian Anaknya di Dalam Toren, Ibu Korban: Ada Bekas Cekikan

Megapolitan
Pemalsu Dokumen yang Ditangkap Polsek Setiabudi Pernah Jadi Calo SIM

Pemalsu Dokumen yang Ditangkap Polsek Setiabudi Pernah Jadi Calo SIM

Megapolitan
2 Hari Sebelum Ditemukan Tewas di Toren, Korban Sempat Pamit ke Ibunya

2 Hari Sebelum Ditemukan Tewas di Toren, Korban Sempat Pamit ke Ibunya

Megapolitan
Kadernya Hadiri Rakorcab Gerindra meski Beda Koalisi, Golkar Depok: Silaturahim Politik Saja

Kadernya Hadiri Rakorcab Gerindra meski Beda Koalisi, Golkar Depok: Silaturahim Politik Saja

Megapolitan
Ulah Bejat Bujang Lapuk di Bogor, Cabuli 11 Anak di Bawah Umur gara-gara Hasrat Seksual Tak Tersalurkan

Ulah Bejat Bujang Lapuk di Bogor, Cabuli 11 Anak di Bawah Umur gara-gara Hasrat Seksual Tak Tersalurkan

Megapolitan
Polisi Tangkap Pencuri Pembatas Jalan di Rawa Badak

Polisi Tangkap Pencuri Pembatas Jalan di Rawa Badak

Megapolitan
Tersangka Pemalsu KTP dan Ijazah Raup Keuntungan Rp 30 Juta Per Bulan

Tersangka Pemalsu KTP dan Ijazah Raup Keuntungan Rp 30 Juta Per Bulan

Megapolitan
Besok, Siswi SLB di Kalideres yang Jadi Korban Pemerkosaan Bakal Lapor Polisi

Besok, Siswi SLB di Kalideres yang Jadi Korban Pemerkosaan Bakal Lapor Polisi

Megapolitan
Pelaku Pencabulan 11 Anak di Bogor Terancam Hukuman 15 Tahun Penjara

Pelaku Pencabulan 11 Anak di Bogor Terancam Hukuman 15 Tahun Penjara

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com