Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

STIP Didorong Ikut Bongkar Kasus Junior Tewas di Tangan Senior

Kompas.com - 07/05/2024, 07:34 WIB
Shinta Dwi Ayu,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kuasa hukum Putu Satria Ananta Rustika (19), taruna yang tewas dianiaya seniornya, mendorong pihak Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) turut membantu membongkar peristiwa nahas yang menimpa kliennya secara terang benderang.

"Kami sangat berharap STIP membantu membongkar peristiwa ini," ujar kuasa hukum Putu, Tumbur Aritonang, saat diwawancarai awak media di STIP, Senin (6/5/2024).

Baik keluarga maupun kuasa hukum Putu berharap STIP dapat memberikan bantuan dengan menyerahkan semua barang bukti ke polisi.

Dengan barang bukti yang lengkap, kasus ini bisa diusut lebih mudah dan jelas ke depannya.

Selain itu, Tumbur juga berharap agar STIP bisa melindungi para saksi kunci yang berperan dalam membongkar kasus penganiayaan ini.

Baca juga: Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Pasalnya, belasan saksi yang saat ini diperiksa semuanya merupakan taruna STIP tingkat satu dan dua.

"Kejadian ini kan di internal sekolah, di toilet pria. Itu kan di lingkungan STIP, jadi bukti yang punya STIP. Taruna yang jadi saksi kan juga taruna STIP semua," ucap Tumbur.

STIP diharapkan tidak hanya sibuk berbenah untuk mengantisipasi kekerasan di lingkungkan kampus. Namun, juga beriktikad baik dalam memperlancar proses penyidikan polisi.

"Meskipun (kejadian) itu di toilet, saya yakin banget kita bisa mengetahui kejadian yang sebenarnya seperti apa," tegas Tumbur.

Di sisi lain, keluarga Putu belum menyampaikan tuntutan apa pun kepada pelaku dan pihak STIP.

Baca juga: Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Saat ini, keluarga korban tengah fokus menjalani berbagai rangkaian adat untuk kebumikan Putu di Bali.

Diberitakan sebelumnya, Putu tewas usai mendapatkan tindak kekerasan dari seniornya yang bernama Tegar Rafi Sanjaya (21) pada Jumat (3/5/2024).

Tegar memukul bagian ulu hati Putu hingga terkapar lemas. Selain itu, pelaku juga menarik lidah korban sampai pernapasannya tertutup dan tewas.

Pihak kepolisian masih melakukan penyelidikan dan pengembangan kasus ini.

Jajaran Satreskrim Polres Metro Jakarta Utara juga sudah melakukan pra rekonstruksi pada Senin (6/5/2024) kemarin.

Bukan hanya Tegar (pelaku utama), belasan saksi juga dilibatkan dalam pra rekonstruksi.

Namun, hasil dari pra rekonstruksi itu masih harus diselediki lebuh dalam sebelum akhirnya disampaikan ke publik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Tangkap 3 Anggota Sindikat Pencurian Motor di Palmerah

Polisi Tangkap 3 Anggota Sindikat Pencurian Motor di Palmerah

Megapolitan
LBH Jakarta Sebut Pemberian Bintang Empat Prabowo Abaikan UU TNI

LBH Jakarta Sebut Pemberian Bintang Empat Prabowo Abaikan UU TNI

Megapolitan
Polisi Imbau Warga Bikin SIM Langsung di Satpas, Jangan Termakan Iming-iming Medsos

Polisi Imbau Warga Bikin SIM Langsung di Satpas, Jangan Termakan Iming-iming Medsos

Megapolitan
NIK 213.831 Warga Sudah Dipindahkan ke Luar Jakarta, Dukcapil: Akan Terus Bertambah

NIK 213.831 Warga Sudah Dipindahkan ke Luar Jakarta, Dukcapil: Akan Terus Bertambah

Megapolitan
Polisi Musnahkan 300 Knalpot Brong di Koja dengan Gergaji Mesin

Polisi Musnahkan 300 Knalpot Brong di Koja dengan Gergaji Mesin

Megapolitan
Polresta Bogor Luncurkan Aplikasi SiKasep, Lapor Kehilangan Tak Perlu Datang ke Kantor Polisi

Polresta Bogor Luncurkan Aplikasi SiKasep, Lapor Kehilangan Tak Perlu Datang ke Kantor Polisi

Megapolitan
Janggal dengan Kematian Anaknya di Dalam Toren, Ibu Korban: Ada Bekas Cekikan

Janggal dengan Kematian Anaknya di Dalam Toren, Ibu Korban: Ada Bekas Cekikan

Megapolitan
Pemalsu Dokumen yang Ditangkap Polsek Setiabudi Pernah Jadi Calo SIM

Pemalsu Dokumen yang Ditangkap Polsek Setiabudi Pernah Jadi Calo SIM

Megapolitan
2 Hari Sebelum Ditemukan Tewas di Toren, Korban Sempat Pamit ke Ibunya

2 Hari Sebelum Ditemukan Tewas di Toren, Korban Sempat Pamit ke Ibunya

Megapolitan
Kadernya Hadiri Rakorcab Gerindra meski Beda Koalisi, Golkar Depok: Silaturahim Politik Saja

Kadernya Hadiri Rakorcab Gerindra meski Beda Koalisi, Golkar Depok: Silaturahim Politik Saja

Megapolitan
Ulah Bejat Bujang Lapuk di Bogor, Cabuli 11 Anak di Bawah Umur gara-gara Hasrat Seksual Tak Tersalurkan

Ulah Bejat Bujang Lapuk di Bogor, Cabuli 11 Anak di Bawah Umur gara-gara Hasrat Seksual Tak Tersalurkan

Megapolitan
Polisi Tangkap Pencuri Pembatas Jalan di Rawa Badak

Polisi Tangkap Pencuri Pembatas Jalan di Rawa Badak

Megapolitan
Tersangka Pemalsu KTP dan Ijazah Raup Keuntungan Rp 30 Juta Per Bulan

Tersangka Pemalsu KTP dan Ijazah Raup Keuntungan Rp 30 Juta Per Bulan

Megapolitan
Besok, Siswi SLB di Kalideres yang Jadi Korban Pemerkosaan Bakal Lapor Polisi

Besok, Siswi SLB di Kalideres yang Jadi Korban Pemerkosaan Bakal Lapor Polisi

Megapolitan
Pelaku Pencabulan 11 Anak di Bogor Terancam Hukuman 15 Tahun Penjara

Pelaku Pencabulan 11 Anak di Bogor Terancam Hukuman 15 Tahun Penjara

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com