Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Meninggikan Tol Bukan Solusi Bijak

Kompas.com - 04/02/2008, 19:30 WIB

JAKARTA, SENIN - Rencana menambahkan dan meninggikan jalan tol Bandara Soekarno-Hatta atau tol Sedyatmo dengan mengorbankan hutan bakau bukanlah solusi yang bijak mengatasi banjir. Jauh lebih baik membangun jembatan di bagian yang rendah, dan 10 danau buatan (longstorage) untuk daerah parkir air di tepi tol melalui konsep ruang terbuka hijau.

Mantan Komisaris Utama PT Jasa Marga Tbk, Ruslan Diwirjo dan Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) DKI Jakarta, Slamet Daryoni mengungkap hal itu secara terpisah di Jakarta, Senin (4/2). Kepala Suku Dinas Tata Kota Jakarta Utara Robby Irfani menekankan pentingnya pembangunan 10 danau buatan itu.

PT Jasa Marga Tbk, operator jalan tol terbesar di Indonesia, merencanakan menambah dan meninggikan lajur jalan tol bandara. Jalan akan ditinggikan sekitar 1,5 meter. Selain itu, dilakukan penambahan lajur sepanjang 8 kilometer di sisi selatan jalan tol. Dari 2 x 2 lajur, jalan tol bandara itu akan tambah menjadi 2 x 4 lajur.

Upaya itu dilakukan karena jalan tol di kilometer 26-27, yang berada di wilayah Kamal Muara, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara itu, selalu terputus dan tidak bisa dilalui setiap kali ada hujan lebat yang memicu banjir. Ruas jalan yang tergenang banjir itu terjadi berturut-turut selama kurang lebih lima tahun terakhir.

Robby didampingi stafnya Amin Setiadhi menjelaskan, jalan tol akses bandara memang dibangun sesuai tata ruang. Namun penataan atau pemanfaatan lahan di dua sisi jalan tol itu belum sesuai rencana tata ruang yang sudah disiapkan Suku Dinas Tata Kota Jakarta Utara sebagai perpanjangan tangan Dinas Tata Kota Pemprov DKI Jakarta.

Dalam tata ruang kota, tambah Robby, sudah ditetapkan bahwa pada dua  sisi jalan seharusnya dibangun masing-masing ruang hijau selebar 200 meter yang disebut penyempurnaan hijau binaan. Fungsinya sebagai penahan aliran air. Tetapi ruang terbuka itu juga harus dilengkapi 10 danau buatan masing-masing selebar 80 meter, tetapi hingga kini belum dibangun.

Penambahan lajur jalan, kata Ruslan Diwirjo, dipastikan mengorbankan tanaman bakau yang saat ini sedang dalam rehabilitasi jajaran Kehutanan. ”Solusi mengatasi banjir dengan menimbun hutan bakau bukanlah solusi yang tepat,” kata Ruslan, yang juga salah satu tokoh pendiri PT Jasa Marga Tbk.

Slamet Daroyni mengatakan, operator sebaiknya berpikir ulang dengan rencana menambah dan meninggikan jalan tol bandara itu. Terlebih dahulu harus dilakukan kajian yang holistik, dan tidak hanya sekadar menggunakan teknologi yang ada secara gegabah. Tipologi dan kaidah lingkungannya harus menjadi fokus kajian.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com