Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mendulang Peluang Saat Ramadhan: Ikutan Bazar, Yuk! (1)

Kompas.com - 06/09/2008, 09:58 WIB

Salah satu kegiatan paling digemari untuk mengisi waktu menunggu buka puasa, tentu berburu barang murah lewat bazar. Tapi, bagaimana jika kali ini kita yang berjualan? Siapa tahu keberuntungan sedang berpihak. Intip tips dan triknya!

Berjualan memang bukan pekerjaan gampang. Apalagi jika tidak memiliki kemampuan menawarkan barang dan menjaring link. Namun jangan patah semangat dulu. Berjualan lewat bazar bisa jadi alternatif yang minim risiko, terutama bagi Anda yang masih pemula.

Nekad dan percaya diri

Contoh yang paling nyata adalah Mita (35), seorang pensiunan dini dari sebuah bank swasta. Awalnya Mita sama sekali tak mengerti cara berjualan. Penasaran, Mita pun mencari tahu lewat internet dan tanya sana-sini. Akhirnya, bermodalkan nekat dan percaya diri, Mita dan Rani, temannya, menjajal peruntungan lewat ajang bazar.

Membuka stan Rahmi D'Shop, Mita berjualan pakaian dan aksesoris wanita. "Pertama, kami lihat segmen. Yang suka datang ke bazar dan belanja kan, mayoritas wanita. Untuk model dan warna, kami sesuaikan dengan tren." Agar dagangannya tak monoton, Mita juga menyediakan bedcover, seprei, dan mukena. "Banyaknya jenis dagangan bisa membuat pengunjung betah lama-lama berada di stan kita. Nah, kalau sudah begitu, biasanya mereka merasa tidak enak jika tidak membeli."

Beda dengan Mita, Vivi (37) yang lebih berpengalaman lewat bendera D'Sign, mencoba tidak mengikuti tren. "Awalnya saya jualan cokelat, tapi karena pembelinya terbatas, saya stop. Kemudian saya cari dagangan yang beda dari yang lain. Saya pilih batik tulis gara-gara terinspirasi saat Malaysia heboh mengklaim batik sebagai milik mereka. Waktu itu penjual batik belum banyak seperti sekarang."

Mula-mula Vivi memesan pakaian batik dari konveksi di Yogyakarta. Tapi, karena model yang dihasilkan kurang inovatif, akhirnya ia memesan langsung kain batik tulis ke pengrajin di Pekalongan, kemudian menjahitnya sendiri sesuai keinginan.

Tanggal Gajian

Tak perlu waktu lama bagi Mita dan Vivi menguasai bisnis cara mengikuti bazar. Hanya sekitar 1-2 bulan. Uniknya, meski nyaris selalu menangguk untung setiap berjualan lewat bazar, keduanya ternyata tak berani memasang target. "Sulit memprediksi berapa keuntungan yang akan kita terima dalam setiap event, karena bergantung lokasi dan pembeli," ujar Vivi.

Hari ini untung, "Belum tentu di event mendatang untung lagi. Saya pernah untung sampai Rp 10 juta dalam 1 event, tapi rugi juga pernah," jelas Vivi yang membuka usaha ini bersama 3 saudaranya. Sementara menurut Mita, "Hoki juga menentukan. Tapi alhamdulillah, separah-parahnya, saya masih bisa ganti uang sewa stan."

Saran Vivi, sebisa mungkin ikut bazar di tanggal gajian. Sebab, otomatis daya beli konsumen lebih tinggi. Dan juga, "Jangan lupa sedia uang kembalian." Mita biasa menyiapkan uang kembalian sejumlah Rp 300 ribu. "Dalam bentuk pecahan Rp 5 ribu, Rp 10 ribu, dan Rp 20 ribu. Uang Rp 50 ribu, sih, tidak usah, karena masih gampang dicari," terang Mita.

Besarnya modal yang diperlukan, sangat variatif. Bergantung jenis dagangan. Seperti Mita, hanya mengeluarkan Rp 1-2 juta saja. Sementara Vivi, karena harga kain batik tulis terbilang mahal, harus menyiapkan modal Rp 40 juta.

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com