Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nyamlengnya Bebek Goreng H Slamet

Kompas.com - 30/11/2008, 10:23 WIB

Djoko Poernomo

Warung bebek goreng bertebaran di mana-mana. Tetapi, yang satu ini pantas diperhitungkan dari segi kebersihan, rasa, layanan, dan cara pengolahan.

Selebihnya adalah kelengkapan. Sambal korek diulek di atas cobek dan hanya terdiri atas cabai rawit, garam, bawang, kemudian disiram minyak bekas gorengan.

Itulah warung bebek goreng H Slamet di Sedahromo Lor RT 01 RW 07, Kartasuro, Sukoharjo, Jawa Tengah. Meski masuk Kabupaten Sukoharjo, warung Slamet gampang dicari dan dijangkau karena berlokasi tak jauh dari jalan raya Solo-Yogya. Dari pusat Kota Solo hanya berjarak sekitar 9 kilometer.

Mengingat sambal korek menjadi andalan yang sudah diakui banyak pihak, Slamet ”berani” menuliskannya di kardus pembungkus dengan huruf gede-gede. Bunyinya ”Bismillahir Rahmanir Rahim, Bebek Goreng, Spesial Sambal Korek, Lezat, Dijamin Halal, H Slamet (Asli)”. Untuk sambal korek, Slamet sehari membutuhkan 20 kilogram cabai rawit.

Jika di kardus pembungkus baru tercantum tiga cabang, di kartu nama yang dibuat belakangan sudah tercantum enam cabang. ”Kini bebek goreng serasa Sedahromo juga ada di Jakarta, Bekasi, Yogyakarta, Semarang, Gresik, dan Bogor,” tutur pemilik warung bebek goreng H Slamet yang bernama lengkap Haji Slamet Raharjo (59), warga Solo asli.

Slamet mengatakan, cabang-cabang itu bukan bersistem waralaba (franchise), melainkan ”menunjang kerja sama”.

”Kalau franchise perhitungannya terlalu jelimet,” tutur bapak tujuh anak dan kakek enam cucu ini. Dari tujuh anak, lima di antaranya memegang satu cabang, kecuali anak nomor lima yang memilih menjadi guru sekolah dasar, dan anak bungsu masih kuliah.

Menurut Slamet, dia membimbing pihak yang bekerja sama dengannya selama tiga bulan yang dapat diperpanjang bila pihak kedua merasa belum mampu mandiri. Sebegitu jauh Slamet tak bersedia merinci syarat kerja sama.

”Lebih baik mengenal lebih dulu usaha bebek goreng yang gampang-gampang sulit. Jangan grusa-grusu (tergesa-gesa). Saya terbuka, kok...,” ujar Slamet

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com