Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Demi Pemilu, Ujian Akhir Sekolah "Diundur"

Kompas.com - 02/03/2009, 07:20 WIB

JAKARTA, MINGGU — Agar konsentrasi siswa tidak terganggu dengan pelaksanaan pemilihan umum (pemilu) yang akan digelar pada 9 April mendatang, Dinas Pendidikan DKI Jakarta menetapkan jadwal Ujian Akhir Sekolah Berstandar Nasional (UASBN) tingkat SD, SMP, dan SMA dimulai akhir bulan April.

Kepala Seksi Data dan Informasi Dinas Pendidikan DKI Jakarta Budi Sulistio mengatakan, dengan adanya penetapan pelaksanaan UASBN setelah pemilu, diharapkan konsentrasi belajar para siswa tidak terganggu dengan adanya pesta demokrasi bangsa Indonesia. Apalagi, tahun ini, Dinas Pendidikan DKI juga menaikkan standar nilai kelulusan 0,25 poin atau menjadi 5,50.

"Untuk menjaga keamanan, kenyamanan, keselamatan, dan mendukung konsentrasi penuh para siswa dalam mempersiapkan ujian di sekolah masing-masing, maka langkah aman yang diambil Dinas Pendidikan DKI adalah menetapkan jadwal ujian selesai Pemilu 2009. Kita tidak ingin kegiatan ujian nasional terganggu dengan adanya pelaksanaan pemilu,” kata Budi Sulistio, Minggu (1/3).

UASBN, lanjut Budi, akan dimulai dengan ujian tingkat SMA, Aliyah, dan SMA Luar Biasa (LB), pada 20-22 April. Pada hari pertama, mata pelajaran yang akan diujikan adalah Bahasa Indonesia dan Biologi untuk jurusan IPA. Bahasa Indonesia dan Sosiologi untuk jurusan IPS, dan Bahasa Indonesia dan Sejarah Budaya untuk jurusan Bahasa.

"Sementara untuk sekolah aliyah para siswa akan diujikan pengetahuannya tentang Bahasa Indonesia dan Ilmu Kalam," ujarnya. Ujian susulan akan dilangsungkan pada 27 April hingga 1 Mei.

Sementara itu, untuk SMP dan SMPLB, UASBN akan dilaksanakan pada tanggal 27 hingga 30 April. Pada hari pertama, mata pelajaraan yang akan diujikan adalah Bahasa Indonesia, kemudian Bahasa Inggris pada hari kedua, Matematika pada hari ketiga, dan terakhir Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Jika siswa berhalangan hadir karena sakit dan alasan lain, maka ujian susulan dilangsungkan pada 4-7 Mei.
 
Budi memastikan tidak akan ada kebocoran soal ujian pada tahun ini. Sebab, setiap materi ujian langsung dibawa dari Departemen Pendidikan ke pihak percetakan yang menang tender dan memiliki standart security printing. Tahun ini, wadah pembungkus soal ujian juga akan ditambahkan plastik sehingga jika ditemukan plastik yang robek, maka akan dianggap tidak sah. "Setelah itu soal akan dibagikan tepat pada hari ujian dimulai sehingga tidak akan ada soal yang menginap di sekolah," ucapnya.

Terkait standar nilai kelulusan UASBN, Wakil Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta Kamaluddin mengatakan, standar kelulusan setiap tahun naik. Tahun ajaran 2006/2007 standarnya 4,25, tahun ajaran 2007/2008 standarnya 5,00, tahun ajaran 2008/2009 standarnya 5,25, dan tahun ini standarnya 5,50. Khusus untuk SMK, nilai mata pelajaran kompetensi keahlian kejuruan dipatok minimal 7.00.

Kendati demikian, Kamaluddin optimistis angka kelulusan siswa tahun ini bisa mencapai 100 persen. Sebab, berdasarkan pengalaman tahun lalu, angka kelulusan siswa SMP mencapai 99,98 persen, SMA mencapai 95 persen, dan SMK mencapai 93 persen. "Kebanyakan siswa yang tidak lulus karena memang tidak masuk sekolah untuk ikuti ujian," ungkapnya.
 
Meski angka kelulusan siswa SMP sangat tinggi, banyak siswa SMP yang tidak tertampung di SMA. Seperti yang terjadi di Kota Administrasi Jakarta Barat. Jumlah siswa SMP di Jakarta yang lulus sebanyak 25.069 siswa.

Jumlah itu tidak sebanding dengan daya tampung SMA negeri di Jakarta Barat yang hanya 4.500 siswa dan SMK negeri yang 2.500 siswa saja. Jumlah sekolah SMA di Jakarta Barat sendiri yakni 17 sekolah dan SMK 9 sekolah.
 
Kepala Suku Dinas Pendidikan Jakarta Barat Abdul Hamid mengatakan, sebenarnya jika tidak ditampung di sekolah swasta, para lulusan SMP itu bisa tidak sekolah. Saat ini SMA swasta di Jakarta Barat tercatat 80 sekolah dan SMK swasta 103 sekolah. “Di Jakarta Barat memang kekurangan SMA dan SMK negeri. Oleh karenanya tahun ini kami akan membangun beberapa SMA dan SMK negeri untuk mengimbangi jumlah siswa SMP yang cukup besar,” ujar Hamid.

Idealnya, sambung Hamid, di setiap kecamatan harus ada SMA dan SMK. Kecamatan yang mendesak harus dibangun SMA dan SMK. yaitu Kecamatan Grogol Petamburan, Kalideres, dan Kembangan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com