Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Umat Buddha Kembali Protes

Kompas.com - 15/03/2009, 06:57 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com — Sekitar 200 umat Buddha yang tergabung dalam Majelis Agama Buddha Theravada Indonesia atau Magabudhi berunjuk rasa di Bundaran Hotel Indonesia dan di depan Restoran Buddha-Bar, Sabtu (14/3), yang mereka nilai menggunakan simbol agama untuk bisnis.

Mereka menuntut penutupan restoran dan penggantian nama Buddha-Bar karena memakai nama dan simbol agama untuk kepentingan komersial.

Dalam unjuk rasa itu, umat Buddha memblokir salah satu pintu masuk restoran dari arah Jalan Cut Nyak Dien, Menteng, Jakarta Pusat. Restoran Buddha-Bar yang beralamat di Jalan Teuku Umar Nomor 1, Menteng, Jakarta Pusat, memiliki dua pintu di kedua jalan itu.

Pengunjuk rasa membakar dupa dan membawa bunga sedap malam sambil berdoa agar pengelola restoran itu mau mengganti nama Buddha menjadi nama lain. Para biksu membaca doa-doa selama sekitar 30 menit.

Perwakilan umat Buddha diterima oleh pengelola restoran untuk mengungkapkan aspirasi mereka dalam sebuah pertemuan tertutup. Namun, tidak ada keputusan apa pun dari pertemuan itu.

Wartawan tidak diizinkan masuk untuk meliput pertemuan itu atau meminta tanggapan dari pengelola restoran.

”Umat Buddha keberatan jika simbol agama kami menjadi simbol restoran komersial, yang menjual wine dan daging. Nama Buddha kok digunakan untuk berjualan? Mereka, kan, dapat menggunakan banyak nama dagang lain selain nama Buddha,” kata Ketua Umum Pengurus Pusat Magabudhi Pendeta Surya Widya seusai pertemuan dengan pengelola restoran.

Menurut Surya, para pengelola restoran belum dapat memberi jawaban atas tuntutan umat Buddha itu. Mereka hanya dapat menampung aspirasi umat Buddha.

Surya mengatakan, jika pengelola restoran Buddha-Bar belum mau menutup restoran dan mengganti nama, umat Buddha akan kembali menggelar demonstrasi secara sporadis. Aksi menutup pintu masuk pada malam hari saat restoran itu buka, rencananya juga akan dilakukan.

Sementara itu, dalam surat edaran nomor DJ.VI/2/BA.00/ 202/2009 Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Buddha pada Departemen Agama RI Budi Setiawan mengatakan, pihaknya tidak memberikan rekomendasi terhadap usaha dagang dan hiburan yang menggunakan nama ”Buddha”, seperti Buddha Bar, Buddha Spa, dan Buddha Cafe. Penggunaan nama Buddha-Bar dinilai telah menimbulkan keresahan di lingkungan umat Buddha.

Budi sudah meminta secara persuasif kepada Gubernur DKI Jakarta dan pengelola restoran untuk mengganti nama Buddha-Bar dengan nama lainnya. Atas permintaan itu, kata Budi, pimpinan PT Nireta Vista Creative sebagai pengelola Buddha-Bar telah menyanggupi untuk mengganti nama usahanya dengan nama lain yang tidak menggunakan kata ”Buddha”.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com