Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bencana Situ Gintung Itu Merampas Nyawa Hampir Seluruh Keluarga

Kompas.com - 28/03/2009, 00:37 WIB

KOMPAS.com - Kamis malam (26/3) hujan mengguyur deras secara merata daerah Jakarta, Bogor dan Ciputat - Tangerang. Tapi siapa sangka guyuran air hujan itu menjadi awal bencana Jumat kemarin. Tanggul Situ Gitung, Ciputat, Tangerang jebol sekitar jam 5 pagi (27/3).  

Keluarga Hasan Sukijat (Liaw Hok Can) yang beralamat di Jl. K.H. Ahmad Dahlan RT. 04/08 Cirendeu, Ciputat, Tangerang pagi itu sudah siap beraktivitas. Kedua anaknya, Apa Mada Sumedo (15), Santi Sumedo (13) sudah bersiap untuk pergi ke sekolah. Mereka terdaftar sebagai murid SMP Charitas Lebak Bulus kelas IX dan VII.  

Tapi sayang, mereka tidak pernah sampai ke sekolah. Air yang menerjang tanggul meratakan rumah sekaligus toko bangunan Hasan. Santi ditemukan meninggal dunia bersama dengan Kim Nio (40), ibunya dan Tan Pungut (97), neneknya. Kim Nio meninggal bersama dengan janin yang dikandungnya.  

"Saya menemukan Santi sudah berada (disemayamkan) di STIE Ahmad Dahlan, sedangkan Tan Pungut dan Kim Nio (disemayamkan) di Fakultas Hukum Universitas Muhamadiah Jakarta Fakultas Hukum," kata Kim Goan , adik Kim Nio, yang ditemui di Instalasi Forensik dan Perawaan Jenasah (IFPJ) R.S. Fatmawati Jakarta.  

Santi, Kim Nio dan Tan Pungut disemayamkan di IFPJ untuk dimandikan dan disuntik formalin. "Tetapi kami masih mencari Apa Mada Sumedo dan Suwaji Sumedo (8 bulan , anak bungsu Hasan), yang sampai saat ini belum diketahui nasibnya," kata Kim Goan.  

Hasan memiliki 6 anak dari perkawinannya dengan Kim Nio. Mereka adalah Apa Mada Sumedo (15), Santi Sumedo (13), Cita Vaga Sumedo (9), Mahakuan Sumedo (7), Lian Sumeda (2), Suwaji Sumedo (8 bulan). Selain mereka, di rumah juga ada Tan Pungut, nenek. Mereka yang selamat adalah Hasan, Cita, Mahakuan, dan Lian.  

Sampai saat ini Hasan masih di lokasi kejadian untuk mencari Mada dan Suwaji, kata Kim Goan. Itulah mengapa Hasan tidak tampak di IFPJ, tempat istri, ibu dan anaknya disemayamkan.  

Menurut Kim Goan daerah rumah Hasan adalah langganan banjir. Tiap tahun 1-2 kali pasti banjir. "Ini adalah yang terparah. Sebelumnya sudah pernah 3 kali banjir bandang yang tingginya sampai ke atap rumah, atau kira-kira setinggi 4 meteran," terangnya.  

Di mata keluarga

Meninggalnya 5 anggota keluarga sekaligus membuat keluarga besar Hasan dan Kim Nio kaget bukan kepalang. Hal itu tampak dari ekspresi mereka yang datang di IFPJ. Mereka yang datang kebanyakan adalah saudara Kim Nio.  

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com