Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Orangtua Kunci Mental Anak

Kompas.com - 27/04/2009, 06:12 WIB

KOMPAS.com — Uci, bocah berusia 11 tahun, pekan lalu nekat memanjat menara listrik saluran udara tegangan ekstra tinggi 150.000 volt di Cililitan, Kramat Jati, Jakarta Timur.

Dalam keadaan marah, dia memanjat menara itu hingga ke puncak tanpa takut jatuh, sementara orang-orang yang berada di bawah sudah hampir pingsan melihatnya. Ibunya, Ehan (41), tak kuat berdiri melihat Uci beberapa kali disambar burung di puncak menara.

Uci nekat memanjat menara listrik karena tidak sabar menanti sepeda yang akan dipinjamnya pulang. Uci yang sangat gemar bermain sepeda harus meminjam sepeda milik Endang, tetangganya, karena ayahnya tidak mampu membeli sepeda. Adapun Endang memerlukan sepeda itu untuk berjualan gas.

Untunglah, setelah dibujuk selama tiga jam dengan iming-iming sepeda akhirnya Uci bersedia turun.

Kenekatan seorang bocah dalam melakukan hal-hal yang berbahaya, bahkan ada juga bocah yang bunuh diri, makin lama kerap terjadi. Pemicunya kadang kala masalah yang sangat sederhana.

Apa yang mereka lakukan seperti yang orang dewasa lakukan. Ada yang gantung diri, ada yang terjun dari ketinggian, ada juga minum racun serangga.

Menurut psikolog dari Universitas Indonesia, Kristi Purwandari, penyebab bunuh diri tidak sesederhana seperti putus cinta, tertekan di sekolah, atau bertengkar dengan orangtuanya (Kompas, 5/4/2009).

Kristi mengatakan, praktisi kesehatan mental biasanya akan memilah faktor predisposisi (faktor pemberi pengaruh yang bersifat lebih mendasar) dari faktor pencetus situasional. Putus cinta faktor pencetus, tetapi kemungkinan besar ada faktor lebih mendasar, misalnya kerentanan pribadi menghadapi tekanan. Tentu situasi sangat sulit dapat mempermudah orang kurang tangguh menghayati keputusasaan dan ketidakberdayaan.

Sementara itu, pengajar di Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, Adriana S Ginanjar, mengatakan, apa yang dilakukan anak-anak dalam menghabiskan hidupnya adalah mencontoh apa yang orang dewasa lakukan. ”Mereka mendapatkan informasi itu dari televisi, dari koran, atau dari pembicaraan dengan teman-temannya,” kata psikolog yang biasa dipanggil Ina.

Depresi

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com