Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mendiang Presdir Holcim di Mata Karyawannya

Kompas.com - 18/07/2009, 16:43 WIB

 JAKARTA, KOMPAS.com-Suka cita karyawan PT Holcim Indonesia, Tbk karena meluncurkan produk baru ternyata tak bertahan lama, wajah karyawan dan direksi PT Holcim yang semula cerah berubah menjadi sendu.

Segenap jajaran PT Holcim tengah berduka, pasalnya Presiden Direktur PT Holcim, Timothy David Mackay tewas pada peristiwa ledakan di hotel JW Marriott.

Di mata para karyawan, pria yang akrab dipanggil Tim ini adalah sosok yang berwibawa dan mengayomi bawahannya. "Pak Tim bukan hanya bos. Ia bisa memimpin sekaligus mengayomi," ujar Budi Primawan, Manager Coorporate Comunication, yang ditemui di Rumah Duka RS Kanker Dharmais, Jakarta, Sabtu (18/7).

Setiap pagi, Tim selalu menyapa karyawan. Pria kebangsaan Selandia Baru itu membimbing bawahannya dalam menjalankan tugas, sehingga para pegawai merasa tenang walau dikejar deadline.

Rusli Setiawan, PR Management Director mengatakan hal yang sama. Menurutnya, Tim adalah sosok ramah dan supel kepada setiap orang. Banyak kenangan indah ditinggalkan kepada seluruh karyawan.

"Banyak hal berkesan. Pesan mendalam, tapi tak bisa mengungkapkan di sini karena ini personal sekali. Misalnya sebelum kepergiannya beliau menyalami para direksi dan mengunjungi seluruh distributor dalam dua bulan terakhir," terangnya.

Di mata Dedi Nugroho, staff comunication coorporate, Tim adalah seorang gila kerja. Ia datang lebih pagi dan pulang lebih lama dari pegawainya. Tak jarang Tim masuk di akhir pekan. "Secara personal bapak disiplin dan sayang dengan karyawan," terangnya.

Sebagai pemimpin Tim mempunyai visi-misi yang visioner. Di tangannya, Holcim harus menjadi perusahaan terkenal. "Holcim Indonesia sempat mendapat penghargaan dari Presiden atas prestasi di bidang keselamatan kesehatan kerja (K3)," terangnya.

Tim juga tidak pernah marah pada bawahannya, jika menegur dengan mengungkapkan filosofis. "Walau disiplin, beliau tidak pernah kasar, kami sangat kehilangan Tim," sesalnya.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com