Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rahma-Yunara Kayuh Impian dengan Sepeda

Kompas.com - 01/08/2009, 08:53 WIB

MENJADI penyandang tunarungu tak menjadi halangan bagi pasangan suami-istri, Yunara (33) dan Rahma Anggraeni Chibro (28), yang ingin mulai mewujudkan impian untuk keliling Indonesia. Dengan mengayuh sepeda yang terkadang mengeluarkan bunyi ngik-ngik-ngik, mereka mulai gowes dari Bandung, 30 Juni lalu.

Setelah tiga hari di Jakarta, keduanya datang ke Kompas, Kamis (30/7), dengan ditemani Alfa Febriyanto dari Komunitas Pekerja Bersepeda Indonesia, Bike 2 Work Indonesia. Mereka semangat bercerita ingin keliling Indonesia untuk membuktikan penyandang tunarungu pun memiliki kemampuan sama dengan orang normal untuk melakukan segala sesuatu yang luar biasa.

Melewati jalan ramai sepanjang Bandung-Cianjur-Puncak-Bogor-Cibinong-Depok-Jakarta, Rahma ngeri dengan truk, bus, dan sepeda motor yang melaju kencang dan ugal-ugalan. ”Rahma depan. Saya belakang. Truk, bus, angkot (angkutan kota), bemo, sepeda motor tidak bagus. Mobil pribadi bagus (tak ugal-ugalan),” kata Yunara dengan cara bicara kurang lancar.

Selama perjalanan, Rahma-Yunara sering berhenti melihat petunjuk jalan atau bertanya kepada polisi lalu lintas dan pedagang kaki lima untuk mengetahui arah tujuan. Jika tidak ada yang mengerti apa yang mereka tanyakan, Rahma siap dengan pena dan buku. Keduanya terus mengayuh sepeda tanpa sarapan. Jika tiba waktu makan siang, mereka hanya minum air putih dan roti. Makan nasi hanya pada malam hari. ”Kalau sudah gowes, lupa makan,” kata Yunara sambil tersenyum.

Padahal, ransel yang dibawa di pundak lumayan berat karena berisi pakaian, baju pramuka, kaus, sepatu, obat-obatan, vitamin, dan peralatan mandi. Segala macam dokumen penting, seperti ijazah, sertifikat, foto, dan permohonan dukungan moril dan materiil, juga dibawa.

Meski pasangan suami-istri kelahiran Bandung itu masih bisa sayup-sayup mendengar suara klakson, tetap saja tidak luput dari senggolan kendaraan lain. Rahma pernah tertabrak sepeda motor dan Yunara keserempet angkot. Tidak jarang pula keduanya dimaki-maki karena tidak juga minggir meski diklakson berkali-kali. ”Saya bilang maaf, maaf,” kata Rahma.

Rahma-Yunara singgah beberapa hari di Jakarta karena ingin bertemu pejabat. Sejauh ini mereka baru berhasil bertemu Menteri Negara Pemuda dan Olahraga Adhyaksa Dault.

Sulit cari kerja

Ide keliling Indonesia muncul awal tahun ini dan terbentur masalah dana karena baik Rahma maupun Yunara tidak bekerja. Keduanya sehari-hari aktif sebagai pramuka luar biasa tunarungu. Rahma menganggur sejak 6 tahun lalu, sementara Yunara di-PHK 15 tahun lalu.

Kedua mantan atlet nasional kejuaraan khusus penyandang cacat—Rahma atlet lompat jauh dan Yunara atlet lari jarak 100 meter—itu berkali-kali mencoba melamar di pabrik dan ”kerja kantoran”. Namun, mereka selalu ditolak karena perusahaan tidak mau menanggung risiko memiliki karyawan penyandang tunarungu. ”Takut kecelakaan. Tidak dengar,” kata Yunara.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com