Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lalu Lintas DKI Kian Kacau

Kompas.com - 04/08/2009, 09:06 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Lalu lintas Jakarta semrawut. Pengendara sepeda motor kian liar melawan arus, sementara pengemudi mobil, terutama angkutan umum, memarkir kendaraan dan menunggu penumpang di tengah jalan. Selain mengakibatkan kemacetan lalu lintas, sikap pengguna jalan seperti itu juga membahayakan.

Polisi dan petugas Dinas Perhubungan didesak berkoordinasi untuk menertibkan pengguna jalan dan memulihkan situasi menjadi lebih teratur dan nyaman.

Di persimpangan Slipi, Jakarta Barat (Jakbar), puluhan pengemudi mikrolet menghambat lalu lintas dengan menghentikan kendaraan semau mereka, nyaris di tengah jalan. Ketidakpedulian polisi dan petugas Dinas Perhubungan (Dishub) menertibkan mereka membuat pelanggar semakin merajalela dan merasa tidak bersalah.

Di depan dan sekitar Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, parkir liar menjamur. Sebagian bahu Jalan Gadjah Mada dan Hayam Wuruk juga diwarnai parkir liar. Di tikungan sejumlah persimpangan di kedua jalan, mikrolet berhenti menunggu penumpang, membuat lalu lintas tersendat.

Lalu lintas di kolong jalan layang Pondok Kopi, Jakarta Timur, dan Tanah Abang, Jakarta Pusat, lebih parah. Banyak kendaraan umum yang mangkal menghambat jalan. Para pengemudi sepeda motor melawan arus. Parkir liar di mana-mana.

Puluhan pedagang kaki lima pun ikut menutup sebagian bahu jalan. Keadaan ini sangat membahayakan para pejalan kaki.

Untuk menempuh jarak 100 meter dari Karet Bivak ke Jatibaru, Tanah Abang, butuh waktu 1,5 jam.

Tidak jelas lagi

”Mana yang ngetem, mana yang mangkal, dan mana yang parkir sudah tidak bisa dibedakan lagi. Semua sama-sama menutup jalan,” kata seorang pengendara sepeda motor yang terjebak macet di tengah terik matahari.

Tak satu pun petugas Dishub, polisi lalu lintas, polisi sektor, ataupun petugas Dinas Ketertiban dan Ketentraman yang mengatasi keadaan ini.

Menurut pengamatan Kompas, mengemudi dengan melawan arus di Jalan Pos Pengumben Raya menuju Permata Hijau sudah lama terjadi. Mereka umumnya para pengemudi ojek dan para pengemudi sepeda motor lain yang membawa beban banyak berukuran lebar di bagian belakang sepeda motornya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com